Bahasa sebagai Alat Komunikasi, Citra Pikiran, dan Kepribadian
Senin, 7 Oktober 2024 09:56 WIBManusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ke dunia memiliki tujuan yang\xd tidak lain menjadi khalifah. Khalifah mengandung makna pemimpin dan pemelihara alam semesta. Pertanyaannya adalah: bagaimanakah tujuan manusia sebagai khalifah dapat dicapai?
Tuhan YME sudah mempersiapkannya dengan sempurna yaitu dilengkapinya manusia dengan bahasa. Bahasa yang dimiliki oleh manusia merupakan ciri pembeda dengan makhluk ciptaan Tuhan YME yang lainnya. Dengan bahasa yang memiliki struktur kebahasaan yang unik, kita mampu memahami sebenarnya apa yang diharapkan oleh alam semesta, baik yang bersifat material maupun yang bersifat metafisika dan dengan bahasa kita mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya di dunia.
Dengan bahasa kita mampu memelihara dunia agar tetap seimbang dan harmonis (Saussure, 1988: 90). Dua hal ini yang membedakan bahasa manusia dengan bahasa yang dimiliki oleh makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Sedari kecil kita sudah menggunakan bahasa yang sederhana seperti ‘oe‘
berkembang menjadi ―Mama/Papa‖ berkembang menjadi ‗Cayang‘ berkembang menjadi ‗Aku Sayang Kamu‘ dan berkembang menjadi ‗Sejak aku memandangmu, bergetar jantung dan darahku dan …‘.
Dalam hal ini bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan alat komunikasi, perkembangan fisik manusia (fonem, morfologi, sintaksis, dan wacana), dan perkembangan peran manusia dalam kehidupan. Kemudian,
pertanyaannya Apakah kita menyadari perkembangan bahasa kita? Atau sudahkah kita menyadari bahasa yang kita gunakan dari kecil sampai sekarang sudah menjadi bagian utama yang mengubah kita menjadi manusia yang memahami benar dan salah, manusia yang selalu ingin lebih baik dari hari ke hari? Jawabannya pasti kita ada yang tidak menyadarinya. Untuk itu, makalah ini bertujuan untuk menjawab bahwa pentingnya
Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika mereka tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan tidak adanya kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal
ini juga yang menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional satu sama lain. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia.
Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan dan pengalamannya kepada orang lain. Bahasa adalah salah satu bentuk perwujudan peradaban dan kebudayaan manusia, dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi.
Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van
Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini
2
adalah beberapa contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat mengalami perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara kala itu. Bahasa Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu. Keberadaan bahasa Melayu pun dapat ditilik dalam saat persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para pemuda masih
mempermasalahkan tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia. Kemudian M. Tabrani mengusulkan bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei 1926.
Perkembangan bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri. Kosakata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan dan varietas bahasa Indonesia. Walaupun mengalami beberapa tahapan perkembangan dan penyerapan, kemurnian bahasa Indonesia tetaplah sama dulu dan kini. Adapun perkembangan bahasa Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga bagian utama yang perlu diperhatikan.
Ketiga bagian tersebut adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pembahasan terkait bahasa dapat berlanjut apabila konsep dasar dari bahasa sendiri dengan benar dan dipahami.
DAFTAR ISI
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) 2019
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba
ISBN: 978-623-707438-0 306
Halaman 306-319
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Bengkulu
Surel: [email protected]
KAMPRET Journal ISSN 2828-3678 (Online)
Vol. 1 No. 2, Januari (2022), pp. 01-10
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Kalimat Efektif
Sabtu, 9 November 2024 16:27 WIBRagam Bahasa
Kamis, 24 Oktober 2024 17:48 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler