Ragama Bahasa

Rabu, 20 November 2024 16:16 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Ragam bahasa memiliki fungsi yaitu untuk membedakan penggunanan bahasa dalam acara formal dan non formal

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang muncul karena berbagai faktor, seperti perbedaan situasi, sarana, pemakaian, atau daerah asal penutur. Ragam bahasa memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
Pemersatu, karena ragam bahasa dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
Ciri khas, karena ragam bahasa tertentu dapat menjadi keunikan yang membedakan satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Fungsi kondisional, yaitu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. 

Ragam bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, di antaranya:
Situasi
Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi formal, sedangkan ragam tidak resmi digunakan dalam situasi santai. 
 
Topik pembicaraan
Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan topik pembicaraan, seperti ragam politik, ragam hukum, ragam sosial, ragam fungsional, ragam jurnalistik, dan ragam sastra. 
 
Media pembicaraan
Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan media pembicaraan, yaitu ragam lisan dan ragam tulis. 
 
Hubungan sosial antarpembicara
Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan hubungan sosial antarpembicara, seperti ragam bahasa resmi, ragam bahasa akrab, ragam bahasa agak resmi, dan ragam bahasa santai. 
 
Cara penuturan
Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan cara penuturannya, seperti ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam tidak resmi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata baku memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
Pemersatu
Kata baku dapat mempersatukan penutur bahasa dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini karena Indonesia memiliki lebih dari 800 bahasa daerah yang berbeda.
Pemberi kekhasan
Kata baku dapat membedakan bahasa Indonesia dengan bahasa lain yang serumpun, seperti bahasa Melayu. Perbedaan ini dapat memperkuat rasa nasionalisme masyarakat.
Pembawa kewibawaan
Kata baku dapat membawa wibawa atau prestise seseorang atau masyarakat.
Kerangka acuan
Kata baku dapat menjadi tolok ukur untuk menentukan penggunaan bahasa yang tepat. 
 

Contoh ragam bahasa baku dan formal yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam acara formal seperti upacara bendera di istana negara. Dalam acara tersebut, pengisi acara dan peserta upacara menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk terlihat berwibawa. 
 
Bahasa formal adalah ragam bahasa yang menggunakan kosakata, tata bahasa, dan ejaan yang diakui dan diterima oleh masyarakat luas. Bahasa formal juga digunakan dalam konteks resmi, seperti pidato, presentasi, atau surat-surat resmi. Ciri-ciri bahasa formal adalah: Tidak menggunakan bahasa menggunakan bahasa sehari-hari, Tidak menggunakan singkatan, Tidak menggunakan kata ganti orang pertama seperti "Saya" atau "Kami, Mengikuti aturan tata bahasa yang ketat, Menggunakan kosakata yang lebih kaku. 
 

Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam konteks atau bidang tertentu. Laras bahasa dapat disampaikan secara lisan atau tulisan, dan dalam bentuk formal, semiformal, atau nonformal. 
 
Perbedaan laras bahasa ditentukan oleh: Bidang penerapan bahasa, Cara penggunaan bahasa, Peran pengguna bahasa. 
 
Prinsip laras bahasa adalah keselarasan antara bahasa dengan pemakai bahasa. Beberapa contoh laras bahasa, di antaranya: 
 
Laras bahasa sastra, yaitu laras bahasa yang digunakan dalam penyusunan karya sastra, baik fiksi maupun fakta. 
 
Laras hukum, yaitu laras bahasa yang digunakan dalam dunia hukum. Ciri-ciri laras hukum adalah bahasa yang tersendiri, objektif, dan tidak beremosi. 
 
Bahasa jurnalistik, yaitu laras bahasa yang merupakan bahasa Indonesia baku yang harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku.

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Ragama Bahasa

Rabu, 20 November 2024 16:16 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler