Ijazah Bapak

Isunya sudah lama, tetapi belakangan kembali menyeruak.

Padahal sebelumnya telah banyak menelan korban, hingga masuk bui. Perihal ijazah Joko Widodo (selanjutnya Pak Joko). Mereka yang menamakan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terus meringsek dan menuntut Pak Joko untuk menunjukkan ijazahnya yang asli, ijazah asli hasil studinya dahulu di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Salah satu kampus ternama yang sampai hari ini masih menjadi primadona para pelancong pendidikan.

Lalu, apakah isu ijazah Pak Joko ini penting? Bagi saya penting. Apalagi belakangan, semakin banyak ahli yang turut membahas isu ini, di berbagai media nasional, terlebih di media sosial. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian warganet yang menganggap isu ini tidak penting dan tidak akan berdampak terhadap apapun. Sampai misalnya berpengaruh terhadap diakui atau tidaknya sebagai Walikota, Gubernur dan Presiden.

Ada yang lebih penting dari itu, yakni kejujuran dan integritas. Kalau sampai isu ini melaju pada sidang pengadilan, nanti kita bisa menonton sekaligus mencermatinya secara saksama. Siapa nanti yang terbukti jujur dan berintegritas? Pihak Pak Joko atau TPUA? Kita coba lihat saja bagaimana episodenya ke depan seperti apa. Yang jelas, sebagaimana telah dikemukakan di awal, karena isu ini telah banyak yang menjadi korban bui.

Dari sekian banyak perbincangan dan berita, publik banyak yang menyoroti seputar nomor seri ijazah, foto Pak Joko memakai kacamata, jenis huruf yang digunakan, waktu KKN, dan lain sebagainya. Kalau boleh saya urun masukan, terutama untuk para pihak di TPUA, silakan dicari saja orang-orang yang dulu satu angkatan dan satu kelas bersama Pak Joko di UGM.

Seperti misalnya saya yang juga pernah mengenyam bangku kuliah di IAIN Syekh Nurjati (sekarang UIN SSC), di mana ada banyak teman satu kelas dan satu angkatan yang mengetahui jejak studi saya di kampus. Teman saya bisa memastikan bahwa ijazah saya asli, bahkan teman-teman saya bisa mengetahui apakah saya melaksanakan KKN atau tidak, menulis skripsi atau tidak dan seterusnya.

Seandainya nanti terbukti yang tidak jujur dan tidak berintegritas adalah Pak Joko, kasus ini harus menjadi pelajaran berharga bagi warga Negara Indonesia agar ke depan, tidak lagi sembarangan memilih pemimpin, mulai dari Bupati/Walikota, Gubernur sampai Presiden. Pak Joko harus bertanggungjawab atas kebohongannya, termasuk memulihkan nama baik para korban yang telah dibui atas kasus ini. Bahkan sudah pasti Pak Joko mesti diberi hukuman yang seberat-beratnya atas kebohongannya selama ini.

Demikian kalau yang terbukti bersalah adalah dari pihak TPUA, maka mereka yang akan menanggung akibatnya. Oleh karena itu, yang paling penting adalah mengawal kasus ini kalau sampai pada sidang pengadilan, agar proses sidang berjalan objektif, terutama berkenaan dengan para ahli yang akan melacak keabsahan ijazah Pak Joko sesuai spesifikasi keilmuan para ahli nanti di persidangan.

Setidaknya dari pihak TPUA masih terus berupaya membongkar indikasi kepalsuan ijazah Pak Joko, termasuk dukungan dari Rocky Gerung yang telah jauh-jauh hari menjadi saksi/ahli di persidangan yang telah lampau. Demikian apabila kita mencermati gelagat Pak Joko, di mana ia sendiri konon telah memperlihatkan ijazah aslinya ke hadapan perwakilan awak media, meskipun dengan persyaratan tidak mempublikasikannya.

Kegaduhan publik soal isu ijazah Pak Joko ini sebetulnya bagian dari akumulasi kepongahan dan kerakusan Pak Joko terhadap kekuasaan dan praktik KKN di negeri ini. Isu ijazah ini kelihatannya sepele, tetapi sekali lagi akan tetap penting untuk sampai pada titik kulminasi dan pembuktian nanti di persidangan. Kita sebagai rakyat biasa, tinggal menonton saja dan bagi yang tidak berinterest pada isu ini, biarkan saja sampai nanti ujungnya berakhir di mana dan seperti apa. Wallahu a'lam