Jika Anda penggemar dari drama-drama kolosal atau kisah fantasi, pastinya tak akan melewatkan keseruan Game of Thrones. Tayangan di HBO yang sudah mulai eksis sejak 17 April 2011 ini ternyata banyak memikat hati masyarakat dunia. Saya salah satunya. Pertama kali kepincut dengan tayangan ini alasannya karena bosan dan mau mencari tontonan menarik berbau fantasi. Dari satu episode ke episode lain, pada akhirnya jadi terus mengikuti.
Cerita Epic Berbalut Kerajaan
Mungkin Anda sudah melihat langsung dan bahkan mengikuti serial ini. Mungkin juga sudah membaca bukunya dan hafal dengan semua ceritanya. Tapi, bisa jadi Anda belum semuanya. Game of Thrones ini merupakan cerita fantasi yang diadaptasi dari buku seri karya George R.R Martin berjudul “A Song of Ice and Fire”. Adaptasi yang cukup detail menurut saya, apalagi usaha untuk membuat visualisasi Nampak serupa seperti yang dibayangkan. Tentu saja sang pengarang juga mendampingi dalam pembuatan sebagai konsultan printilan.
Lokasi serial ini tidak melulu di satu tempat atau studio saja. Untuk mewujudkan unsur nyata, sang sutradara memboyong para pemainnya untuk mengambil gambar di berbagai destinasi lintas negara serta benua. Kalau tidak percaya, Anda bisa mencoba mengintip beragam lanskap menakjubkan yang jika ditelusuri itu tak hanya ada di satu negara saja.
Untuk kostum, ya seperti pada cerita kolosal, pastinya sisi ini sangat diperhitungkan semirip mungkin dan sedetail mungkin. Semua hal dipertimbangkan dengan baik. Termasuk sisi kejamnya, iya di serial ini ada banyak adegan yang cukup tidak menyenangkan seperti pembantaian dan adegan ranjang. Beberapa adegan tidak cocok untuk anak-anak pastinya.
Saya suka dengan alur ceritanya, yang meski panjang berlama-lama tapi tetap banyak plintiran epic di dalamnya. Dari satu tokoh yang dijagokan bisa saja pada akhir episode dia mati dengan gampangnya. Jadi memang ada baiknya tidak terlalu menjagokan tokoh di serial ini, karena hampir semua karakter dapat berakhir mati dan dilupakan begitu saja.
Game of Thrones secara garis besar yang saya tangkap adalah cerita perebutan kekuasaan. Intrik politik yang kental dengan background masa-masa kerajaan. Ada peperangan kekuasaan, naga, sihir dan sebagainya. Cocok sih buat Anda yang suka dengan cerita mengenai kerajaan dan ingin mendapatkan sensasi lebih intim mengenai intrik politik ples drama.
Kunjungan Ratu Elizabeth
Oke, ini pembukaannya agak panjang sih ya. Tapi kan tidak enak jika menjelaskan sesuatu tanpa ada penjelasan apa dan siapanya. Nah, jadi pada tahun 2014 ini, Game of Thrones menginjak masa season ke 4. Dia pun jadi trendsetter dan berada di barisan depan serial-serial televisi masa kini. Hingga banyak drama seri meniru dan mengikuti jejak langkah cerita Game of Thrones.
Ternyata keteranannya pun sampai hingga ke keluarga kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth dan Raja Philip. Pada 24 Juni yang lalu, dua pembesar Inggris ini mengunjungi salah satu set dari Game of Thrones. Mereka tur kecil melihat set di Northern Ireland, karena di sana terdapat seting dari 7 King Land, tempat kerajaan besar dan berkuasa di cerita ini.
Anggota kerajaan ini disambut hangat oleh staf dan pemeran, mereka melihat dari dekat semua peralatan yang biasa digunakan salam shooting Game of Thones. Tapi ada hal yang lucu, sang Ratu Elizabeth ini hanya melirik dan melihat dari jauh saja singgasana kerajaan yang tersusun dari pedang-pedang pahlawan perang. Ia seperti menegaskan menolak untuk duduk di tempat itu. Tentu saja, karena dirinya sudah punya singgasan yang lebih adidaya dari pada singgasana yang diperebutkan dalam cerita fiksi ini.
Jika Anda ditawari untuk menduduki singgasana di Game of Thrones ini, apakah akan menolak seperti yang dilakukan oleh Ratu Elizabeth?
Ikuti tulisan menarik riwis sadati lainnya di sini.
