Pelanggaran Etika dalam Periklanan dan Media Sosial

Sabtu, 3 Mei 2025 19:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Dalam praktiknya, etika periklanan mendorong agar iklan bersifat jujur, tidak mengandung unsur manipulasi.

***

Etika periklanan adalah seperangkat prinsip moral yang mengatur bagaimana sebuah iklan seharusnya disusun dan disampaikan kepada publik secara bertanggung jawab. Etika ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari informasi yang menyesatkan, diskriminatif, atau merugikan secara sosial dan budaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam praktiknya, etika periklanan mendorong agar iklan bersifat jujur, tidak mengandung unsur manipulasi, tidak mengeksploitasi ketakutan atau emosi berlebihan, serta menghormati keberagaman dalam masyarakat. Iklan yang etis juga harus mematuhi regulasi yang berlaku dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kelompok rentan, seperti anak-anak.

Sementara itu, etika media sosial merujuk pada panduan moral dalam berperilaku di platform digital, terutama saat berinteraksi, berbagi informasi, atau membentuk opini publik. Etika ini menjadi sangat penting karena media sosial memiliki jangkauan luas dan kecepatan sebar informasi yang tinggi. Prinsip-prinsip etika media sosial meliputi kejujuran, tanggung jawab, menghormati hak orang lain, tidak menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian, serta menjaga etika dalam berdiskusi.

Dalam era digital, penerapan etika ini menjadi kunci agar ruang media sosial tetap sehat, aman, dan tidak merugikan individu maupun kelompok. berikut adalah contoh dari masing-masing pelanggaran;

1. Etika Periklanan: Iklan Dove "Before and After" (2017)

Kasus:
Dove, merek perawatan tubuh milik Unilever, merilis iklan di Facebook yang menunjukkan seorang perempuan kulit hitam melepas kaosnya dan berubah menjadi perempuan kulit putih, seolah-olah menunjukkan transformasi setelah memakai produk Dove. Iklan ini menuai kritik karena dinilai rasis dan mengandung stereotip bahwa kulit putih lebih "bersih" atau "ideal."

Pelanggaran Etika:

  • Diskriminasi Rasial: Iklan menampilkan simbolisme yang merendahkan kelompok tertentu, bertentangan dengan prinsip inklusivitas dan kesetaraan.

  • Kurangnya Sensitivitas Budaya: Tidak mempertimbangkan konteks historis dan sosial tentang representasi ras dalam media.

  • Penyebaran Pesan yang Merugikan: Memberi kesan bahwa produk mereka "memutihkan" atau membuat lebih baik seseorang berdasarkan warna kulit.

Solusi:

  • Review dan Uji Iklan secara Kritis: Melibatkan tim dengan latar belakang beragam untuk menguji persepsi iklan sebelum dipublikasikan.

  • Gunakan Representasi Inklusif: Pastikan iklan tidak hanya menggambarkan satu jenis standar kecantikan.

  • Minta Maaf secara Tulus dan Transparan: Dove memang meminta maaf, namun solusi jangka panjangnya adalah memperbaiki praktik kreatif mereka agar lebih inklusif.

2. Etika Media Sosial: Kasus Influencer Rachel Vennya Kabur dari Karantina (2021)

Kasus:
Rachel Vennya, seorang influencer dengan jutaan pengikut, diketahui kabur dari kewajiban karantina COVID-19 sepulang dari luar negeri. Setelah ketahuan, ia tetap aktif di media sosial seolah tidak terjadi apa-apa. Perbuatannya dikritik luas karena memberi contoh buruk bagi publik.

Pelanggaran Etika:

  • Penyalahgunaan Pengaruh (Influence): Menggunakan status sebagai figur publik untuk menghindari aturan hukum.

  • Tidak Bertanggung Jawab secara Sosial: Tidak menunjukkan empati terhadap perjuangan masyarakat dalam menghadapi pandemi.

  • Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Tidak segera mengakui kesalahan secara terbuka.

Solusi:

  • Tanggung Jawab Moral Influencer: Influencer seharusnya menjadi panutan, terutama dalam situasi krisis.

  • Bersikap Terbuka dan Mengakui Kesalahan: Mengunggah permintaan maaf publik dan menunjukkan proses pertanggungjawaban.

  • Gunakan Platform untuk Edukasi: Alih-alih menutupi, gunakan insiden tersebut sebagai bahan refleksi dan edukasi kepada pengikut tentang pentingnya mengikuti aturan.*) Tugas makalah mata kuliah Kampanye Digital Politeknik Tempo

Bagikan Artikel Ini
img-content
FADHLAN FADHLILAH

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler