x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Matikan Smartphone Anda, dan Tenggelamlah dalam Buku

Matikan telepon seluler Anda, duduklah dengan nyaman, jangan biarkan ada yang mengganggu atau mengalihkan perhatian Anda dari halaman buku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“A reader lives a thousand lives before he dies, said Jojen. The man who never reads lives only one.” 
--George R.R. Martin, A Dance with Dragons

 

Berapa jam waktu yang Anda sediakan setiap minggu untuk membaca buku? Buku apa saja yang menurut Anda menarik dan bermanfaat; tiga jam atau kurang malah? Itupun apakah tanpa gangguan dering telepon, pesan pendek, atau keriuhan di Line dan Path? Apakah membaca buku dengan tenang, mungkin hanya berteman musik, sudah menjadi kemewahan bagi Anda?

Jika ya, bagaimana jika Anda kembali dengan membaca seperti masa ketika belum ada Google, Twitter, Path, Line, dan banyak lagi yang mencabangkan perhatian Anda dari membaca. Matikan telepon seluler Anda, duduklah dengan nyaman, jangan biarkan ada yang mengganggu atau mengalihkan perhatian Anda dari halaman buku. Secangkir kopi atau teh hangat dan sejumlah camilan bolehlah menemani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ambillah buku yang sedang sangat ingin Anda baca, boleh novel, kumpulan cerita pendek, biografi, ataupun manajemen populer. Apa saja. Pilihan buku yang paling Anda minati akan membuat Anda merasa nyaman, terlibat, dan bahkan tenggelam ke dalam keasyikan membaca. Bila Anda merasa tidak cocok, konsentrasi Anda akan buyar, bahkan mungkin minat Anda untuk membaca saat itu akan memudar.

Oke, sekarang mulailah membaca dengan perlahan. Buat catatan di marjin buku bila Anda mau, atau di tempat lain jika Anda menghendaki halaman buku tetap bersih. Membaca perlahan memberi manfaat bagi kebugaran otak kita, simpul-simpul saraf akan aktif mengirim sinyal—mirip dengan latihan kebugaran fisik.

Sebuah publikasi di jurnal Neurology menyebutkan manfaat membaca perlahan, yakni memperlambat laju kehilangan ingatan. Sementara, publikasi lain di jurnal Science menyebutkan bahwa membaca fiksi membantu pembaca memahami kondisi mental orang lain, mengasah kepekaan berempati—sejenis kecerdasan yang amat diperlukan tatkala kita membangun relasi dengan orang lain.

Membaca perlahan (ada yang mengistilahkan slow reading, ada pula yang menyebutnya deep reading) sangat berbeda dengan kebiasaan kita membaca naskah di website atau blog. Di tengah lingkungan yang bebas dari gangguan (telepon, SMS, ataupun keriuhan media sosial), membaca perlahan dapat berlangsung kontinyu. Dengan sendirinya, kita melatih kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi.

Saya rasa, bila kita membandingkan cara membaca buku di masa lalu—perlahan, tidak terburu-buru, terlibat, tanpa gangguan—dengan membaca di tengah gangguan berulang kali seperti sekarang jelas berbeda. Kita niscaya dapat merasakan pengalaman membaca yang sama sekali lain. Inilah sebuah latihan kebugaran otak, pengasahan kecerdasan emosional, serta kemampuan fokus dan konsentrasi yang amat baik.

Jadi, mengapa saya dan Anda tidak berusaha selalu menyediakan waktu barang 2-3 jam setiap minggu untuk membaca buku tanpa gangguan apapun? Membaca buku adalah petualangan pikiran dan emosi yang luar biasa jika kita mampu menikmatinya di tengah lingkungan tanpa gangguan apapun. Jadi, matikan telepon dan laptop Anda, ambil buku yang sangat ingin Anda baca, dan berpetualanglah kemanapun Anda mau! (sbr foto: tempo) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu