x

Iklan

Dra. Ganesya Hartikawati, MM

Seorang Pendidik di SMAN 5 Palembang
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menghijaukan Bumi Melalui Taman Vertikal

Perubahan ruang terbuka hijau yang semakin sempit, sedikit banyak telah mempengaruhi iklim dan ekosistem. Sekolah sebagai miniatur masyarakat dapat menjadi awal mula gerakan perubahan ini, yaitu gerakan asri melalui taman vertikal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perubahan ruang terbuka hijau yang semakin sempit, sedikit banyak telah mempengaruhi iklim dan ekosistem. Bencana semakin sering terjadi, hewan-hewan endemik mulai berkurang drastis populasinya, termasuk rusaknya ekosistem alam merupakan sebagian kecil dari masalah besar yang dihadapi manusia. Mau tak mau, manusia yang akan mendapat kerugian besar dari kondisi ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, tentu saja tidak mudah. Dibutuhkan kemauan dan kemampuan yang cukup besar agar berdampak postif bagi lingkungan. Membenahi lingkungan jika tidak dilakukan di tempat dan cara yang tepat hanya akan terlewatkan begitu saja seperti menggarami air laut.

Namun, membenahi lingkungan bukan tidak mungkin dilakukan. Sekolah sebagai miniatur masyarakat dapat menjadi awal mula gerakan perubahan ini, yaitu gerakan asri melalui taman vertikal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ruang terbuka di sekolah pada daerah perkotaan mungkin tidak luas seperti sekolah di daerah lainnya. Namun, tidak ada yang menghalangi terbatasnya ruang tersebut untuk melakukan tindakan penghijauan. Sekolah di perkotaan tetap dapat melakukan penghijauan dengan menerapkan taman vertikal.

Taman vertikal dapat menjadi pilihan pertama di sekolah dengan lahan terbuka sempit agar tetap dapat membantu menjaga kondisi iklim.

Taman vertikal atau biasa disebut vertical garden adalah pemanfaatan ruang vertikal untuk ditanami berbagai jenis tanaman, baik tanaman yang menghasilkan buah atau tanaman hias. Ruang vertikal yang dapat dimanfaatkan diantaranya dinding luar kelas atau balkon pagar lantai dua.

Tanaman disusun sehingga memenuhi ruang-ruang vertikal. Variasi peletakan tanaman dapat menjadi salah satu cara agar taman vertikal ini tampak menarik.

Penggunaan bahan daur ulang, dapat juga menjadi pilihan untuk media tanam pada vertical garden tersebut. Ban bekas, botol plastik atau kaleng bekas adalah material-material sampah yang sulit untuk di urai oleh tanah, namun dapat menjadi alternatif tempat tanaman seperti pot. Selain melakukan penghijauan, dengan kegiatan ini juga diharapkan pengurangan limbah sampah melalui penggunaan kembali bahan sampah yang masih dapat digunakan.

Penanaman tanaman dengan aneka jenis, juga dapat menjadi bahan belajar yang menarik bagi siswa. Mereka dapat mengenal lebih dekat jenis-jenis tanaman yang hanya mereka jumpai sehari-hari lewat buku.

Dengan berinteraksi secara langsung, siswa dapat melakukan riset dan eksperimen terhadap tanaman-tanaman yang menarik minat mereka. Jika didukung dengan baik, tidak menutup kemungkinan siswa dapat menemukan manfaat baru dari tanaman-tanaman tersebut.

Penglibatan siswa dalam merawat tanaman, juga merupakan salah satu cara menunjukkan bagaimana merawat lingkungan. Sekolah dengan sendirinya, dapat menjadi tempat belajar dan praktek bagi siswa dalam rangka pelestarian lingkungan.

Pemanfaatan ruang secara optimal adalah salah satu ide untuk mendukung program menghijaukan bumi, disamping memberikan kesempatan belajar bagi para siswa. Menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab kita bersama, termasuk siswa dan semua elemen yang ada di sekolah.

Ikuti tulisan menarik Dra. Ganesya Hartikawati, MM lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB