x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Memahami Perubahan, Merebut Masa Depan

Pemahaman mengenai masa depan mampu menciptakan perbedaan strategis yang melahirkan keunggulan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Don't follow trends, start trends."
--Frank Capra (Sutradara, 1897-1991)

 

Dalam bidang apapun, termasuk bisnis, salah satu keputusan krusial yang harus diambil ialah menentukan pilihan strategi. Menghadapi lingkungan bisnis yang berubah-ubah secara cepat lantaran pengaruh berbagai faktor, pebisnis seringkali kesulitan menemukan strategi yang dapat diterapkan dalam jangka panjang. Perusahaan maupun organisasi lain dipaksa melakukan perubahan strategi untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan yang berganti.

Meski begitu, ikhtiar untuk memahami apa yang akan terjadi di masa depan sangat bermanfaat. Terutama, seperti dikatakan C.K. Prahalad, mendiang guru besar Sekolah Bisnis Universitas Michigan, AS, karena banyak sekali perusahaan yang sibuk memperebutkan kue masa kini dan kurang berpikir tentang masa depan. Dalam bukunya, Competing for the Future, Prahalad mengingatkan, pemahaman mengenai masa depan mampu menciptakan perbedaan strategis yang melahirkan keunggulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keuntungan jangka pendek yang berada di depan mata seringkali memang lebih menggiurkan dibandingkan keunggulan strategis yang hasilnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Padahal, pilihan yang kedua ini lebih membuka kemungkinan bagi pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Tapi, kata Prahalad, jika pebisnis tidak mengetahui kecenderungan (trend) yang berlangsung dalam industrinya, ia tak akan pernah tahu ke mana perusahaannya mesti diarahkan.

Keberhasilan dalam menyikapi perubahan dicontohkan oleh langkah Jorma Ollila. Tatkala dunia bergolak pada tahun 1980an, Uni Soviet—salah satu dari dua adidaya global saat itu, bersama AS—memperlihatkan tanda-tanda kebangkrutannya. Sekjen Partai Komunis Soviet, Mikhail Gorbachev—sekaligus orang nomor satu negara itu—tengah bersiap-siap menciptakan sejarah dengan mengurangi cengkeramannya terhadap negara-negara satelit Soviet. Satu demi satu negara ini melepaskan diri, dengan puncak kegegerannya terjadi ketika Jerman Timur (yang komunis) membubarkan diri dan bergabung dengan Jerman Barat.

Ketika itu Ollila tengah menjabat sebagai CEO Nokia, perusahaan yang memproduksi kertas dan bubuk kertas. Ia merasa Nokia bakal kehilangan pelanggan terbesarnya, kawasan Eropa Timur. Segera saja, Nokia banting setir dengan memusatkan perhatian pada bisnis telepon seluler, yang ketika itu masih dalam tahap awal perkembangannya—belum booming seperti sekarang ketika model baru dapat dijumpai di pasar setiap bulan. Ollila melakukan apa yang disebut Frank Capra 'memulai trends'.

Ollila mampu membaca perubahan dan arah perkembangan bisnis, sehingga bahkan ia berani membawa Nokia keluar dari industri intinya kertas dan memasuki wilayah baru telepon seluler. Meski kemudian, setelah sekian dekade, Nokia terpaksa gulung tikar dan tak lagi memproduksi telepon seluler. Tapi ini bukan lantaran Ollila salah membaca perubahan, melainkan generasi kepemimpinan Nokia berikutnya yang tidak mampu beradaptasi.

Dalam buku Future Inc., Eric Garland mendiskusikan cara-cara yang lebih terapan dalam melihat masa depan. Berbeda dengan karya Alvin Toffler maupun John Naisbitt yang lebih berbicara mengenai perubahan apa saja yang akan terjadi di masa depan, karya Garland ini menawarkan cara-cara yang lebih praktis bagi pengambil keputusan dan pebisnis.

Garland menawarkan pendekatan sistemik. Tidak ada di dunia ini yang sanggup berdiri sendiri dan terisolasi dari yang lain. Segala sesuatu dipandang sebagai bagian dari suatu sistem. Bagian yang satu dipengaruhi dan memengaruhi bagian yang lain. Masa depan cokelat, sebagai contoh, terkait dengan banyak hal, di antaranya jumlah penduduk, luas lahan perkebunan, penyakit diabetes, obesitas, maupun teknologi pengemasan. Begitu beragam, yang semuanya saling terkait: memengaruhi dan dipengaruhi.

Bagaimana memperoleh data mengenai semua itu? Data bertebaran di banyak tempat, kata Garland. Yang krusial ialah bagaimana membedakan antara perubahan nyata dan ‘gembar-gembor perubahan’ karena kuatnya publisitas media (fad). Membedakan apakah sebuah trend benar-benar nyata atau sekeda fad bukanlah perkara mudah.

Garland memberi panduan yang membantu kita untuk mampu membedakan kedua hal itu. Ia mengajak kita untuk melalui langkah-langka yang diperlukan untuk memahami trend, faktor-faktor pendorongnya, serta dampak strategisnya terhadap bisnis maupun bidang lain yang menjadi perhatian Anda.

Bagaimana menghidupkan masa depan merupakan bagian menarik dari Future Inc., karena kita diajak membayangkan berbagai skenario yang mungkin terjadi dengan memanfaatkan data dan informasi yang kita miliki. Dari berbagai skenario yang kita susun, Garland menunjukkan cara melihat peluang yang tersembunyi di dalamnya.

Memang bukan jaminan bahwa salah satu skenario itu akan sama persis dengan kejadian di masa depan. Namun, dengan memahami kemungkinannya, kita dapat mengelola akibat yang ditimbulkan oleh perubahan dengan lebih baik. Kita dapat mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang tidak. Garland menyediakan fondasi yang relatif praktis terhadap kebutuhan memahami trend perubahan seperti yang dikatakan oleh Prahalad. Inilah cara meraih keunggulan strategis, bukan keuntungan jangka pendek. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler