Teliti dalam Membeli, Tips Aman Agar Tak Terjebak Daging Oplosan

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peredaran daging sapi yang dioplos dengan daging celeng meresahkan banyak masyarakat, namun ada cara untuk mensiasati agar kita tidak keliru membeli.

Lebaran tinggal menghitung hari, seperti di tahun sebelumnya setiap menjelang hari besar seperti lebaran maka kenaikan permintaan daging di masyarakat semakin meningkat. Lebaran terlihat kurang afdol jika tidak ada sajian aneka daging di dalam hidangan yang disediakan, entah daging ayam maupun daging sapi. Sebuah fenomena yang masih tergolong wajar saya kira, ketika semua ingin merayakan hari besar dengan menyuguhkan sajian terbaik yang bisa mereka suguhkan.

Tapi sayangnya peningkatan permintaan kebutuhan daging yang terjadi seringkali dibarengi dengan tindakan tidak terpuji dari oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan besar untuk dirinya sendiri tak peduli bahwa apa yang dilakukannya merugikan banyak pihak. Temuan daging busuk dalam jumlah besar yang siap diedarkan, maraknya penjualan daging glonggongan dengan harga lebih murah, distribusi ayam tiren yang semakin meluas hingga daging sapi yang dioplos dengan daging celeng semakin meresahkan masyarakat. Memang sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi hal ini seperti dengan operasi pasar dan pengawasan peredaran daging, namun tidak ada salahnya jika kita sebagai konsumen juga perlu membekali diri dengan pengetahuan dasar agar tidak gampang terkena bujuk rayu yang menyesatkan.

Kali ini saya hanya membatasi pada pemalsuan daging sapi dengan daging celeng, hal yang sangat tidak terpuji  ini nyatanya masih juga dilakukan oleh segelintir orang dan biasanya dijual di lapak pasar tradisional. Daging oplosan ini bisa dijual segar atau dibuat olahan seperti abon, dendeng atau bakso. Tentu saja daging celeng yang dijual dalam kondisi segar akan lebih mudah untuk diidentifikasi. Hal yang cukup menyulitkan konsumen biasanya disebabkan karena daging celeng dilumuri darah segar sapi sehingga bau khas celeng menjadi susah dikenali dan konsumen pun bisa dikelabui.

Namun masih ada hal lain yang bisa kita lakukan untuk mengenali perbedaan di antara daging celeng dan daging sapi yaitu:

Warna

Pertamakali yang bisa kita lakukan adalah melihat perbedaan warna. Daging celeng memiliki warna lebih pucat, mendekati warna daging ayam. Namun hal ini juga tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya pegangan karena biasanya oknum nakal melakukan penyamaran dengan melumurkan darah sapi sehingga warna daging celeng menjadi mirip. Meskipun begitu dengan melakukan perendaman dengan air, warna daging celeng akan kembali seperti semula.

Tekstur , lemak dan serat daging

Perbedaan yang paling mendasar adalah daging sapi memiliki tekstur yang lebih padat dan kaku disbanding daging celeng yang lembek dan mudah direnggangkan. Begitupun juga serat daging sapi terlihat lebih jelas dan rapat disbanding daging celeng sedangkan tekstur lemak daging celeng lebih elastic, sangat basah, berminyak, cenderung menempel dan sulit dilepaskan dari dagingnya.

Bau

Sebenarnya ini adalah pertahanan terkahir kita, karena penampakan bisa dikamuflasekan sedangkan bau lebih susah untuk disamarkan walaupun sudah dicampur diantara keduanya. Daging celeng memiliki aroma yang amis cenderung anyir sedangkan daging sapi memiliki aroma khas yang segar.

Tentu saja tidak semua pedagang bermental buruk dan melakukan kecurangan dengan mengoplos daging yang dijualnya, namun sebagai konsumen cerdas hendaknya kita lebih teliti dan berhati hati apalagi jika kita berbelanja di tempat yang baru dan penerangannya tidak cukup memadai. Biasanya penjual nakal juga tidak mendisplay dagangan ilegalnya dengan terang-terangan, daging oplosan kerap dikeluarkan ketika ada pembeli yang menanyakan daging murah. kita sebaiknya curiga jika menemukan daging yang dijual dengan harga murah, lebih baik membeli daging yang harganya lebih mahal namun memiliki kualitas yang baik, serta memenuhi kaidah daging yang aman, sehat, utuh dan halal untuk menjamin kesehatan kita saat mengkonsumsinya nanti.

Akhirnya selamat berbelanja daging dan menyambut hari lebaran.

 sumber foto : www.rri.co.id

Bagikan Artikel Ini
img-content
indri permatasari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

"Green Book", Kisah Humanis Nan Manis

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Galaumu itu Lebay Dék

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler