x

Iklan

BedjoSL

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Hujan Buatan (Bisakah) Mengacaukan Perubahan Musim?

Cara instan yang mungkin berakibat tidak instan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini hanyalah sebuah renungan tidak ada unsur ngilmiahnya sama sekali, didasari oleh aneka berita dan artikel yang berjejal menghiasi wajah televisi hingga media sosial, mengenai kekeringan yang tengah melanda sebagian besar wilayah di Indonesia.

Dan seperti biasanya, untuk mengatasi kekeringan tersebut dalam jangka pendek, pemerintah tengah menyiapkan atau merencanakan hujan buatan (merekayasa pembentukan awan). Cara ini mungkin sudah dilakukan kurang lebih 20 tahun terakhir, untuk mengatasi kemarau panjang dengan cara instan.

Cara instan yang mungkin berakibat tidak instan, proses menyegerakan hujan atau membuat hujan lebih dini atau memaksakan terjadinya hujan, berarti merubah dan mengabaikan turunnya hujan secara alamiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses alamiah terjadinya hujan memang tidak bakal sederhana, ada serangkaian aturan atau hukum alam yang mestinya dilalui supaya terjadi hujan. Tidak hanya faktor internal bumi tapi juga mungkin bulan, matahari dan seluruh semesta.

Kecepatan angin, perbedaan temperatur di seluruh permukaan bumi, jumlah hutan dan pohon yang masih tersisa, bahkan mungkin suara jangkrik dan kepak sayap kupu-kupu adalah rangkaian proses dari hujan itu sendiri.

Bila turunya hujan dari proses alamiah yang rumit kemudian di instankan dengan memotong rangkaian proses yang ada, apakah tidak mungkin justru akan berdampak pada perubahan dan anomali cuaca yang terjadi.

Akhir musim hujan hingga berakhirnya musim kemarau, yang seharusnya dibaca oleh alam sebagai rangkaian proses yang utuh, untuk mempersiapkan awal musim hujan berikutnya, malah dikacaukan oleh adanya hujan buatan yang terjadi ditengah musim kemarau.

Turunnya hujan buatan disaat masih musim kemarau, bukankah akan memberikan tanda pada seluruh alam untuk segera menyesuaikan situasi dan kondisinya. Harusnya jangkrik belum saatnya musim kawin pada akhirnya mempercepat proses tersebut, kupu-kupu yang seharusnya belum saatnya bermigrasi harus dipaksa untuk pindah lebih awal, dsb.

Proses penyesuaian dari alam terhadap hujan buatan tersebut, bukankah pada akhirnya juga akan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan (fungsi) dari alam itu sendiri. Yang pada akhirnya juga berdampak pada perubahan cuaca dan perubahan perilaku alam tersebut hingga puluhan atau ratusan tahun kedepan.

Sudah seharusnya manusia beserta negara tentunya, tidak hanya serius memcahkannya dalam jangka pendek saja tapi juga mencari penyelesaiannya untuk jangka panjang, sangat panjang....

Sumber Gambar: http://metro.tempo.co/read/news/2014/09/22/214608907/bmkg-musim-kemarau-terjadi-hingga-akhir-oktober

 

 

Ikuti tulisan menarik BedjoSL lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler