DIALOG – Ali Fauzi, moderator dan Prof. DR. H. Djalaluddin tampil sebagai pembicara (atas) dan (bawah), peserta dialog pencegahan teroris.
PALEMBANG – Bergabungnya segelintir masyarakat melibatkan diri masuk ke kelompok teroris, bukan faktor ekonomi, tapi lebih desebabkan ideologi dan kurangnya pemahaman akan agama yang mereka anut. Untuk mencegahnya, maka upaya penegakan hukum dan sop power (ajakan pemerintah red) untuk tidak bergabung ke kelompok itu perlu diprioritaskan.
Ahli perakit Bom dan mantan kelompok Bom Bali 2002, Drs. H. Ali Fauzi mengemukakan hal itu usai tampil sebagai pembicara “Dialog Publik Peran Tokoh Agama Dalam Pencegahan Faham Radikal Terorisme” di Sumatera Selatan (Sumsel) yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumsel di Palembang, Kamis, 8 Oktober 2015.
Menurut Sekrataris FKPT Sumsel, Feriyansyah, SE, MM, selain Ali Fauzi, dialog yang di ikuti 230 peserta berasal dari organisasi keagamaan, Islam, Kristen, Katolik, Protestan, Hindu dan Walubi, berasal dari Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir dan Banyuasin, juga menampilkan pembicara mantan Rektor UIN Palembang, Frof. DR. H. Djalaluddin, Mantan Kanwil Agama Sumsel Drs. H. Mal’an Abdullah dan Prof. H. Iskandar.
Ali Fauzi yang mengaku ahli merakit bom, mulai dari yang kecil hingga bom besar seperti peritiwa bom Bali tahun 2002 mengatakan, mendukung program yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Teroris (BNPT) dalam menanggulangi teroris di Indonesia. Namun terhadap orang yang pernah melibatkan diri di organiasi teroris itu perlu dipasilitasi, terutama pasilitas pembinaan, sehingga mereka tidak kembali lagi kepada kegiatan teror, katanya tanpa menguraikan pasilitas pembinaan dimaksud.
Menyinggung peran Indonesia dalam membantu rakyat Palestina yang selalu digempur tentara Israel, ia memuji pemerintah dipimpin Presiden Jokowidodo dalam membantu rakyat Palestina, diantaranya melobi berbagai nagara dunia untuk menghentikan penindasan terhadap Negara Palestina, termasuk dukungan sehingga berkibarnya bendera Palestina di PBB.
Namun ia mengatakan, kalau Presiden mengirim pasukan untuk membantu rakyat Palestina menghadpi tentara Israel, kurang tepat, ya kurang bagus. Sebab dibelakang Israel itu ada Negara super power.
Sedangkan ketika tampil sebagai pembicara dalam dialog itu, ucapan yang dilontarkannya lebih banyak mengundang gelak tawa peserta, karena lontaran tutur kata pengalamannya selama bergabung dengan kelompok teroris, mengelitik peserta untuk tertawa.
Misalnya ia menceritakan keahliannya merakit boom, mulai dari yang kecil hingga boom Bali menewaskan dan mencederai ratusan orang. Akibat kelucuan pembicaraannya itu, ratusan peserta dialok minta poto bersama dengannya.
Sementara Sekretaris FKPT Sumsel, Feriyansah mengatakan, kegiatan “Dialog Publik Peran Tokoh Agama Dalam Pencegahan Faham Radikal Terorisme” masih akan dilanjutkan besok Jum,at, 9 Oktober 2015, tapi pesertanya para Guru dan Dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Palembang.
SYAFARUDDIN
Ikuti tulisan menarik Syafaruddin lainnya di sini.