x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sudahkah Kamu Tersenyum Hari Ini?

Tersenyum berdampak positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar--orang-orang jadi merasa nyaman. Berikan senyuman, maka dunia akan tersenyum balik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 
“A smile is the light in your window that tells others that there is a caring, sharing person inside.”
--Denis Waitley (Penulis)

 

Berikanlah senyuman, maka dunia akan tersenyum balik. Nasihat ini begitu baik, tapi terkadang tidak mudah mempraktekkannya, terutama ketika kita tengah suntuk: dompet bertambah tipis, pekerjaan belum selesai, atau terlambat datang ke acara pertemuan karena macet menghadang. Tapi apakah ini alasan yang cukup kuat untuk tidak tersenyum kepada siapapun, khususnya orang-orang terdekat dan yang berhubungan dengan kita?

Kembali ke nasihat tadi, mengapa bila kita tersenyum, dunia akan tersenyum balik? Tak lain karena senyum adalah pesan dari kemauan baik. Kecemerlangan senyum kamu menghidupkan orang-orang yang melihatnya dan menciptakan rasa nyaman bagi orang-orang sekitar, termasuk bawahan dan teman satu tim. Bagi bawahan yang berbuat kesalahan, senyum kamu sanggup meringankan bebannya dan membantu dia menyadari bahwa masih ada harapan. Bagi rekan satu tim, senyum berarti saling berbagi tanggungjawab dan menghindari sikap menyalahkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senyum juga menyampaikan emosi-emosi positif ke lingkungan sekitar. Orang-orang yang kerap tersenyum dipersepsikan lebih mampu mengendalikan diri, lebih rileks, dan lebih menarik ketimbang orang-orang yang jarang tersenyum. Efeknya bagi lingkungan juga besar. Dalam karyanya yang mashur, How to Win Friends and Influence People, Dale Carnegie menyebutkan betapa penting senyuman untuk mendapatkan kawan. Ini didukung studi lain yang menyebutkan bahwa “mempunyai kawan di tempat kerja” menjadikan orang-orang lebih berbahagia, nyaman, dan lebih produktif.

Efek positif juga bisa kamu rasakan, sebab tersenyum dapat membantumu menurunkan ketegangan. Bila kamu merasa celanamu mulai sesak, jangan buru-buru kesal; tarik napas dalam-dalam dan tersenyumlah. Nikmati saja kenyataan bahwa berat badanmu bertambah sedikit. Tatkala senyuman mengirim sinyal ke dalam otak kita bahwa kita menanggapi situasi dengan rasa tenang dan rileks, tubuh akan bereaksi positif—napas menjadi lebih teratur, detak jantung melambat, dan tekanan darah tidak naik. Tentu saja, semua ini baik bagi diri kita.

Pernahkah kamu tertawa tanpa tersenyum lebih dulu? Barangkali mustahil. Sejumlah studi telah memelajari manfaat kesehatan dari tertawa—tak ubahnya berolahraga kecil yang membakar kalori. Tertawa juga membantu kelancaran aliran darah, menururnkan gula darah, mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas tidur. Menarik bahwa tertawa juga meningkatkan antibodi dan kekebalan tubuh. Tubuh terasa mengalami penyegaran kembali (refreshing).

Bagi yang bekerja di garis depan, penerima  tamu misalnya, senyum membikin tamu tidak segan berkunjung. Bagi orang penjualan, senyum adalah alat pemasaran yang baik, menyimpan kekuatan yang sanggup melunakkan hati pelanggan dan mencairkan kekakuan saat bertemu klien. Di saat tersenyum, tubuh mengeluarkan endorphin, yang membuat kita merasa lebih nyaman dan membawa kita ke perasaan lebih bahagia. Bila kita tersenyum, tawa akan datang dengan lebih mudah, stres akan lebih lekas mencair.

Sekalipun seseorang sedang “tidak mampu” tersenyum secara alamiah, senyum yang dikeluarkan secara sadar bisa menimbulkan efek bagus bagi suasana hatinya. Begitu sederhana. Ketika kamu merasa sangat tertekan, tariklah sudut-sudut mulutmu hingga terbentuk seulas senyuman. Rasakan bagaimana perasaanmu sekarang. Ada rasa nyaman yang mengalir. Begitulah, senyum dapat menjadi sejenis meditasi yang ampuh untuk membikin hati kita rileks.

Saya ingin berbagi nasihat lain yang saya peroleh: “Tersenyum itu tidak mengeluarkan ongkos tapi memberi manfaat besar. Senyum memperkaya orang yang menerimanya tanpa memiskinkan orang yang memberikannya. Tersenyum itu hanya membutuhkan waktu sejenak, namun ingatan akan senyuman bisa tertinggal lama.”

Jadi, sudahkah kamu tersenyum hari ini? (sumber ilustrasi: tempo) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu