x

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay memamaparkan tentang aplikasi sistem informasi berbasis teknologi (SITUNG) yang baru saja diluncurkan di Gedung KPU, Jakarta, 7 Desember 2015. SITUNG merupakan aplikasi untuk menampilkan hasil Pilkada secara akurat da

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Di Kaltara, Kantor Pun Masih 'Numpang' di Rumah Warga

Sebagai daerah yang baru beberapa tahun di mekarkan, tentu kondisi Kalimantan Utara tak seperti provinsi lain yang sudah lama jadi daerah otonomi baru

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagai daerah yang baru beberapa tahun di mekarkan, tentu kondisi Kalimantan Utara tak seperti provinsi lain yang sudah lama jadi daerah otonomi. Semua masih serba terbatas, baik itu gedung-gedung perkantoran pemerintahan, maupun sarana lainnya. 

 

Tidak ada pusat perbelanjaan seperti yang ada di kota-kota besar. Selain itu, tak anyak pula, rumah toko. Itu yang saya lihat di Kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara. Padahal status Tanjung Selor, adalah ibukota provinsi. Kota ini, ada di Kabupaten Bulungan, salah satu kabupaten yang ada di Kaltara, demikian nama singkatan dari provinsi Kalimantan Utara. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Situasi Tanjung Selor sendiri saat saya berkunjung ke sana, kalah jauh dengan Kota Tarakan, salah satu kota yang juga masuk dalam wilayah Kaltara. Kota Tarakan, jauh lebih maju. Hotel besar sudah dibangun di sana. Beda dengan Tanjung Selor, meski sudah banyak dibangun hotel, tapi tak ada hotel bintang. Hotel kebanyakan berkelas melati alias penginapan. Hanya ada beberapa hotel yang lumayan besar di Tanjung Selor, seperti Hotel Crown dan Platinum. Tapi dua hotel itu pun bukan hotel bintang. 

 

Saya ke Kaltara bersama dengan tim pemantau Pilkada yang dikirimkan Kementerian Dalam Negeri. Tim ini memang sengaja dibentuk untuk memantau pemilihan serentak. Tim dibentuk sebagai bagian tugas fasilitasi pemerintah untuk menyukseskan Pilkada serentak. Kaltara adalah salah satu provinsi yang menggelar pemilihan serentak. Ada empat kabupaten yang menggelar pemilihan pada 9 Desember nanti. Dan, satu pemilihan gubernur.

 

Menjelang siang, saya bersama tim pemantau Pilkada Kementerian Dalam Negeri di terima Penjabat Gubernur Kaltara, Triyono Budi Sasongko di ruang kerjanya di gedung Gubernur Kaltara. Usai beramah tamah sebentar, Pak Triyono mengajak saya dan tim untuk berkunjung ke beberapa tempat, salah satunya ke kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kaltara. 

 

Tiba di kantor Kesbangpol Kaltara sudah menjelang tengah hari, karena sebelumnya berkunjung dulu ke kantor KPU dan Bawaslu Provinsi. Kunjungan ke kantor Bawaslu dalam rangka memantau kesiapan Pilkada. 

 

Saat saya tiba, suasana kantor Kesbangpol begitu sepi. Saya lihat, kantor Kesbangpol tak seperti kantor pemerintahab pada umumnya. Halaman kantor sangat sempit, mungkin hanya masuk satu atau dua mobil. Bentuk bangunan pun seperti sebuah rumah. 

 

Begitu tiba Pak Triyono langsung masuk kantor. Nyaris tak ada staf yang ada di kantor. Hanya ada beberapa staf sedang serius memantengi layar komputer plat di bagian belakang kantor. Tak berapa lama datang tergopoh-gopoh, seorang lelaki berseragam. Di bajunya tertera tanda nama : Tapip Nugroho. Ia langsung dengan tergesa masuk kantor, menemui Pak Triyono. 

 

" Pada kemana nih?" tanya Pak Triyono begitu Pak Tapip Nugroho sudah mendekat dengan nafas terengah-engah.

 

" Sedang istirahat pak, dan sebagain sudah turun ke lapangan memonitor Pilkada," jawab Pak Tapip.

 

Setelah itu Pak Triyono diajaknya ke bagian belakang kantor. Di sana ada sebuah ruangan dengan jejeran layar komputer layar plat yang ditempeli nama-nama kabupaten yang ada di Kaltara. 

 

" Ini ruangan pemantauan Pilkada kita pak," kata Pak Tapip menjelaskan fungsi ruangan di belakang kantor. 

 

Pak Triyono manggut-manggut mendengarnya. Kemudian Pak Tapip menjelaskankan kembali. Katanya, komputer yang ada di ruangan itu, fungsinya untuk menginput data perhitungan suara di semua kabupaten yang menggelar Pilkada. Ruangan pemantauan tersambung online dengan titik-titik pemungutan suara di Kaltara. Lewat ruangan itu, perkembangan detik demi detik hasil penghitungan suara di semua kabupaten di Kaltara bisa diketahui secara real time. 

 

" Ini sudah online pak. Ini untuk konsumsi kita saja. Hasilnya kita laporkan ke Kemendagri," katanya.

 

Diterangkan pula cara kerja input data penghitungan suara. Katanya, di setiap kabupaten, pihak Kesbangpol sudah menurunkan tim. Tim inilah yang akan mengirimkan perkembangan data penghitungan suara ke masing-masing operator yang dibagi per kabupaten. Data hanya untuk pegangan internal, khususnya itu yang akan di sampaikan ke Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementeria Dalam Negeri. 

 

" Jadi yang bertugas di Nunukan, ya mengirimkannya hanya ke operator yang bertugas menginput Nunukan. Nomor petugas pun khusus. Jadi, kalau bukan nomor petugas yang menghubungi ya tak bisa diinput," katanya. 

 

" Bagus, bagus. Terus semangat bekerja yah," pesan Pak Triyono. Setelah itu Pak Triyono pamitan. Sebelum pergi, saya hampiri Pak Tapip dan menanyakan status kantor yang ditempati Kesbangpol. 

" Ini rumah penduduk ya pak?" tanya saya. 

"Iya mas, ini rumah warga, kami ngontrak di sini," jawab Pak Tapip.

 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu