x

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Muslim Kok Nyebelin?

Apakah orang beriman tidak boleh memakai akalnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Muslim Kok Nyebelin?

Penulis: Satria Dharma

Tahun Terbit: 2013

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Bunyan                                                                                                          

Tebal: x + 254

ISBN: 978-602-7888-68-5

Pergumulan antara iman dan akal sudah terjadi sejak agama muncul. Agama yang melandasi dirinya dengan dogma-dogma sering berhadapan dengan akal yang berbasis pada rasionalitas. Hubungan antara iman dan akal ini kadang berseberangan, kadang saling menggunakan, dan kadang membuat keduanya skeptis dan saling mengambil jalan yang berbeda yang tidak saling bersinggungan.

Apakah seorang yang rasional bisa beriman? Atau, apakah seorang yang beriman bisa rasional? Bagaimana dengan dogma-dogma dan ajaran-ajaran yang tidak masuk akal? Atau setidaknya tidak sesuai dengan nalar? Kisah tentang penghukuman Galileo oleh gereja karena dianggap melanggar ajaran gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta sering dipakai sebagai contoh klimaks dari pertentangan ini.

Satria Dharma menggambarkan betapa sebagai seorang rasional mencoba mencerna ajaran-ajaran agama yang dianutnya (Islam). Berbagai isu ajaran agama dan pandangan kekinian dicoba untuk dipaparkannya. Pengalaman Jeffrey Lang, seorang ahli matematika yang kemudian memeluk Islam sangat mengilhami penulis. Bukunya yang berjudul “Aku Beriman, maka Aku Bertanya” seakan menjadi titik berangkat Satria Dharma dalam menyelami agama melalui akalnya. Seorang berakal yang beriman (atau seorang beriman yang berakal) harus berani bertanya sampai akhirnya (paham) berserah bahwa imannya benar-benar benar (hal. 68).

Sebagai seorang pegiat literasi tentu saja Satria Dharma menyinggung bahwa tugas membaca dan menulis itu sesuai dengan iman yang diyakininya. Ayat “Iqra” adalah ayat yang diturunkan pertama. Dan Surat Al-Baqarah ayat 282 adalah perintah untuk menulis. Jadi sebagai seorang yang beriman dan berakal, membaca dan menulis adalah amanat dari iman itu sendiri.

Isu-isu berat, seperti apakah hukum Tuhan itu kekal atau berubah, akidah, free will, penistaan agama dibahas dalam buku ini. Isu-isu sosial, seperti perbudakan, poligami dan keberagaman juga dibahasnya. Satria Dharma juga memasukkan isu-isu kekinian, seperti Coca-Cola yang dibalik menjadi La Mecca La Muhammad (no Makkah no Muhammad), kaos dewa Mesir, Film tentang kiamat 2012, mengucapkan selamat hari raya bagi umat lain, dan hal-hal lain yang menurut sebagian orang beriman dianggap sebagai sesuatu yang akan merusak akidah.

Judul buku ini provokatif. “Muslim Kok Nyebelin?”. Nyebelin karena tidak mau membaca, tidak mau menulis, tidak belajar dan akhirnya tidak berpikir. Pesan utama buku ini adalah janganlah takut untuk menggunakan akal dalam menggumuli iman. Sebab melalui akal maka kita akan menemukan kebenaran iman yang membuat kita berserah. Anda boleh setuju atau tidak setuju terhadap apa yang diungkapkan oleh Satria Dharma. Tetapi gunakan akal untuk menyampaikan pendapat Anda.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

21 jam lalu