x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Rintangan untuk Kreatif Ada di Benak Kita

Bila ingin jadi sosok kreatif, ubahlah mindset-mu lebih dulu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Creativity is a habit, and the best creativity is the result of good work habits.”

--Twyla Tharp (Penari, 1941-...)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 “Dia kreatif. Bisa gak ya aku seperti dia?” Begitu banyak orang yang meragukan kemampuan dirinya. Prasangka buruk terhadap diri sendiri adalah rintangan pertama yang menghalangi diri kita untuk jadi orang kreatif. Rintangan itu ada dalam benak kita: keraguan, menilai rendah diri sendiri, cemas tidak akan berhasil, dan banyak lagi. Bila rintangan pertama ini tidak kita tundukkan, jangan berharap dapat melangkah ke tahap berikutnya.

Sebaliknya, pikiran positif berpotensi memberi dorongan hebat kepada kita untuk bergerak maju. Hasil survei yang dilakukan oleh Clayton M. Christensen, guru besar manajemen dan penulis buku The Innovator’s DNA, mengungkapkan bahwa pikiran positif berperan penting dalam mendorong seseorang untuk berpikir dan bertindak kreatif. Bila sejak awal berprasangka baik terhadap diri sendiri, kita tidak perlu bersusah payah mengatasi rintangan pertama tadi.

Karena ini terkait cara pandang kita terhadap diri sendiri, maka mula-mula yang harus diubah adalah mindset. Apakah kita memandang diri sebagai orang yang sudah tak mungkin lagi berkembang? Tak lagi mampu belajar? Atau, sebaliknya, kita yakin bahwa kita potensi kreatif yang dapat ditumbuhkan. Kita punya kemampuan dan kemauan belajar, berlatih, mengasah diri.

Langkah pertama untuk jadi kreatif, kata Christensen, adalah berpikir bahwa kita bisa jadi orang kreatif. Orang-orang yang melahirkan karya kreatif melakukannya berdasarkan pilihan, baru kemudian dia berusaha menemukan kesempatan. Sebagian orang sebenarnya punya kesempatan, tapi ia tidak memanfaatkannya.

Seperti kata pakar kreativitas lainnya, yakni Michael Michalko, kreatif atau tidak kreatif itu perkara keyakinan. Para pencipta atau penemu (inventor) adalah orang-orang yang kreatif karena mereka percaya bahwa dirinya kreatif. Mereka penuh kegembiraan dan selalu berpikir kreatif. Dalam berkreasi, passion menjadi daya dorong luar biasa bagi mereka dalam menemukan hal-hal baru dan tak terduga, yang membuat orang lain terpana “Wooww...”

Orang-orang kreatif selalui melihat ‘apa yang dapat’ dan bukan ‘apa yang tidak dapat’; ‘ apa yang mungkin’ dan bukan ‘apa yang mustahil’. Menurut Michalko, yang juga penulis buku ThinkerToys, orang kreatif lebih suka memasukkan semua kemungkinan, yang nyata maupun yang imajinatif. “Jadi tidak mungkin menjadi kreatif apabila Anda bersikap negatif,” tutur Michalko.

Orang-orang kreatif tak segan mengajukan pertanyaan provokatif terhadap kemapanan, mengusik aturan yang sedang berlaku, menjalin koneksi dengan orang-orang yang memandang dunia dengan cara yang berlawanan 180 derajat, melakukan eksperimen tanpa rasa takut akan kesalahan. Inilah cara yang dilakukan untuk melangkah setelah tak ada lagi rintangan.

Bila urusan mindset sudah beres, maka kita mesti memanfaatkan betul potensi kreatif yang ada di belahan otak kanan maupun kiri. Jangan terperangkap dalam anggapan bahwa kreativitas itu produk otak kanan saja. “Kreativitas itu hasil kerja gabungan otak kiri dan otak kanan,” tulis Dilip Mukerjea dalam Braininfinity. Michalko juga mengajak kita untuk mengoptimalkan kedua belahan tersebut: kolaborasikan otak kiri dan kanan, jangan terseret pada persepsi bahwa otak kanan kreatif dan otak kiri analitis—ingat, menganilisis pun merupakan kerja kreatif. (sumber ilustrasi: thornleyfallis.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu