x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menciptakan Senyum Lewat Hidangan

Banyak jalan untuk berbagi kebahagiaan, hidangan lezat salah satu jalannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Grastonomi adalah bentuk terapi terhebat yang bisa dialami siapapun.”
--Marco Pierre White (Chef, 1961-...)

 

Banyak jalan untuk berbagi kebahagiaan, di antaranya melalui makanan. Menjamu kawan atau kerabat yang datang berkunjung dapat menjadi cara sederhana untuk mempererat persaudaraan. Tidak harus hidangan mewah. Bahkan, kelezatan lebih bernilai ketimbang kemewahan, dan kelezatan dapat dijumpai pada makanan sederhana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika matahari menjelang sampai puncak pendakiannya, sajian ikan asin, tahu dan tempe goreng, lalap, sambal, kerupuk, serta nasi hangat sudah sanggup membangkitkan senyum tamu kita. Senyum kebahagiaan karena selera makan yang muncul ketika lapar mulai tiba. Tentu saja, ini juga perkara kecocokan waktu—hidangan sederhana yang disajikan tepat waktu.

Senyum lebar setelah menyantap hidangan seringkali lebih menyenangkan daripada pujian, sebab respons tersebut terasa lebih jujur. Senyuman itu dapat menunjukkan seberapa nikmat hidangan yang disajikan. Senyum akan lahir manakala hidangan juga dimasak dengan jujur—dalam arti, memang dimaksudkan untuk membuat orang lain merasa senang. Kita tak bisa menyembunyikan kemarahan di dalam hidangan dan mengatakan ‘Aku memasaknya dengan suka cita’, oleh karena hidangan itulah yang akan berbicara sendiri—tanpa perlu penjelasan.

Hidangan yang dimasak dengan hati, betapapun sederhana menunya, akan terasa lezat. Sebaliknya, hidangan yang dimasak dari bahan-bahan berkualitas bagus dan mahal, bila dimasak dengan rasa kesal, lidah akan enggan mencecapnya. Hambar, kekurangan rasa. Kelezatan tidak hadir di atas piring. “Engkau tidak bisa memasak dalam keadaan marah,” kata chef Marcus Samuelsson.

Memasak hidangan yang lezat adalah wujud kedermawanan: membuat penikmat masakan merasa senang melihat hidangan yang disajikan penuh warna, mencium aroma yang mengundang selera, dan mencecap rasa yang tak ingin segera sirna dan ingin tetap melekat di lidah. Kebahagiaan dari memasak ialah ketika menyaksikan penikmat hidangan tersenyum lebar. Sebaliknya, hidangan yang tidak habis disantap merupakan tamparan yang keras sekalipun tidak diucapkan.

Hidangan yang lezat adalah juga wujud ketulusan hati—di dalam proses menciptakan hidangan ini juru masak bukan hanya mengeluarkan pengetahuannya mengenai bahan dan rasa, mengerahkan keterampilan teknik memasaknya, tapi juga mencurahkan kesungguhan hati dan imajinasinya. Ia berusaha menemukan keindahan dan kelezatan pada hidangan ciptaannya, dan ia ingin berbagi semua itu dengan mereka yang menikmati hidangannya.

Apabila juru masak itu Anda, Anda dapat berbagi kelezatan hidangan kepada teman, mitra bisnis, orang tua, suami-istri dan anak, saudara, tetangga, atau mertua. Lewat masakan, kita dapat menciptakan senyuman, pada orang-orang yang sukar tersenyum sekalipun. (Sumber foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB