x

Iklan

Tomson Sabungan Silalahi Silalahi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Perdamaian

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai-Mu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tulisan ini adalah berdasarkan sharing pengalaman yang penulis dapatkan tanggal 22 April 2016 tentang pengalaman  (sendiri) dalam Kelompok Perdamaian pada acara Animasi Spiritual yang difasilitasi oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) dan Pelayanan Advokasi untuk Perdamaian dan Keadilan (PADMA) Indonesia. Maka yang dibahas di sini adalah berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada (kami) Kelompok Perdamaian.

 

Pertanyaan pertama adalah meminta setiap orang menyebutkan SATU CONTOH KETIDAKDAMAIAN yang sangat kami rasakan sampai saat ini, awalnya tidak ada satu orangpun yang ingin menyampaikan pengalaman pribadinya itu, namun sembari mencari apa sebenarnya arti damai itu kami satu persatu mengungkapkan pengalaman ketidakdamaian itu, ada yang bilang bahwa ia merasa tidak damai karena ada pengalaman ketika ada teman yang ingkar janji, ada lagi tidak damai karena punya musuh, lagi, ada karna ditinggal orang tua, ada lagi karena disarankan (baca: dipaksa) memberikan uang pelicin, semua pengalaman pribadi itu kami sepakati adalah ketidakdamaian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Pertanyaan kedua, mengapa hal itu membawa KETIDAKDAMAIAN? (Atau dengan kata lain, UNSUR-UNSUR PERDAMAIAN apa yang dilawan/diganggu/dilecehkan/dinodai dalam contoh kami tadi). Maka kami berusaha mencari arti kata damai itu sendiri, karena pada pertanyaan ketiga ditanyakan rumusan PENGERTIAN kami tentang PERDAMAIAN (Atau apakah PERDAMAIAN itu menurut kami?). Karna kata dasar dari kata “perdamaian” adalah “damai”, maka kami mencari apa sebenarnya makna/arti kata damai.

 

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan dasar ini, kami googling  di internet kemudian tapi kelompok kami rasa-rasanya belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan mendasar ini. Tidak puas dengan jawaban itu kami buka KBBI maka inilah jawaban KBBI itu; da·mai 1 n tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman: dl masa -- perindustrian maju pesat; 2 a tenteram; tenang: betapa -- hati kami; 3 n keadaan tidak bermusuhan; rukun: penduduk kampung itu selalu hidup dng --; semuanya dapat diselesaikan secara --; kami juga belum puas, selanjutnya kami buka Oxford Dictionary dan inilah jawabannya; peace noun 1 a situation or a period of time in which there is no war or violence in a country or an area 2 the state of being calm or quite  3 the state of living in friendship with somebody without arguing . Dengan pencarian itu, toh kami juga belum puas.

 

Maka kiranya Doa Santo Fransiskus dari Assisi ini memberikan kepuasan tersendiri bagi kami, karena pertanyaan nomor dua dan nomor tiga sekaligus menjawab semuanya, beginilah doa itu;

Tuhan,

Jadikanlah aku pembawa damai,

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih,

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan,

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan,

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian,

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran,

Bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan,

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,

Tuhan semoga aku ingin menghibur daripada dihibur, memahami daripada dipahami, mencintai daripada dicintai, sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya. Amin.

 

Unsur kebencian, penghinaan, perselisihan, kebimbangan, kesesatan, kecemasan, kesedihan dan kegelapan adalah unsur-unsur ketidakdamaian tadi, sedangkan unsur cinta kasih, pengampunan, kerukunan, kepastian, kebenaran, harapan, kegembiraan dan terang adalah unsur kebalikannya yakni unsur kedamaian.

Tapi, lagi-lagi doa ini juga belum bisa memuaskan pertanyaan mendasar kami. Kami lihat lagi dari berbagai bahasa, pun dari berbagai istilah damai dalam agama lain, Syalom dalam agama Kristen yang sering kita dengar, Assalamualaikum pada agama Islam, Om Swastiastu dalam agama Hindu, semua itu adalah sapaan damai agar yang mendengar (yang disalami) itu memperoleh kebaikan dan kedamaian.

Kami coba (lagi) untuk mengarang, merangkai kata-kata untuk mendefinisikan arti damai itu sendiri. Sampai kami presentasikan hasil diskusi kelompok kami ini, tapi toh tidak bisa menjawab apa sebenarnya arti dari kata damai itu.

Ada beberapa pendapat baik dari kelompok kami sendiri dan kelompok yang lain. Ada yang mengatakan damai itu adalah ‘no problem’, yang lain lagi mengatakan tidak adanya kejahatan, ada lagi mengatakan damai itu tidak sekedar bahwa kita tidak saling mengganggu tapi juga harus saling tegur, saling mengingatkan dan saling membantu. Saya coba kasih argument lagi bahwa damai itu ada seperti ketika ada dua sahabat yang karna suatu persoalan hingga jadi bermusuhan, kemudian keduanya sebenarnya sama-sama ingin menegur, tapi masing-masing gengsi jika menegur terlebih dahulu, maka damai itu ada ketika titik equilibrium itu ada, di mana salah satu dari mereka akhirnya menegur dan terjadilah relasi yang sempat terpisah itu. Titik saat teguran pertama itu merupakan titik equilibrium di mana damai itu tercipta. Tapi belum juga memuaskan peserta yang lain. Menurut anda, apakah damai itu?

 

                                                                                Jakarta, 24 April 2016

Tomson Sabungan Silalahi

 

Ikuti tulisan menarik Tomson Sabungan Silalahi Silalahi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini