x

Interior megah yang berada di dalam stadion Velodrome soccer di Marseille, Perancis, 8 Oktober 2014. STadion yang menjadi kandang klub Olympique de Marseille ini menjadi salah satu stadion tertua di Perancis. REUTERS

Iklan

Asmayani Kusrini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kuil Bersejarah, Saksi Penentuan Nasib Polandia-Portugal

Stadion yang akrab disebut Le Vélodrome itu memang fenomenal dan merupakan salah satu bangunan bersejarah yang kemudian diremajakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

MARSEILLE - Stadion Vélodrome terlihat melayang dari ketinggian puncak Notre Dame de la Garde, Basilika, yang dibangun di puncak tertinggi Kota Marseille. Vélodrome langsung menarik perhatian turis-turis yang membanjiri Notre Dame de la Garde. Ini tempat setiap orang bisa menikmati pemandangan 360 derajat sekeliling kota pelabuhan tua di pesisir selatan Prancis itu.

Para turis yang sedang berada di ketinggian Kota Marseille itu tak henti-hentinya mengabadikan benda putih raksasa mengkilat di antara gedung-gedung yang didominasi warna abu-abu. Mereka sepakat menjuluki benda putih yang bergelombang itu sebagai stasiun ruang angkasa yang patut diabadikan dalam film Star Wars.

"Dari dekat maupun dari jauh, Le Vélodrome mengingatkan saya akan pesawat ruang angkasa di film-film futuristik atau fiksi ilmiah," kata salah seorang turis Amerika yang bergerombol membicarakan Vélodrome dengan grupnya. Apalagi, nun jauh di belakang Vélodrome, jajaran bukit batu memagari Kota Marseille sehingga Vélodrome benar-benar tampak seperti alien yang terdampar di bumi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stadion yang akrab disebut Le Vélodrome itu memang fenomenal dan merupakan salah satu bangunan bersejarah yang kemudian diremajakan. Le Vélodrome adalah salah satu stadion tertua di Prancis, selain Parc des Princes, yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia pada 1938 dan 1998 ketika Prancis menjadi tuan rumah. Stadion ini juga menjadi salah satu arena tempat berlangsungnya final Piala Eropa pertama yang diselenggarakan pada 1960.

Setiap tahun, ribuan turis berbondong-bondong mengunjungi Stadium Vélodrome yang terletak di tengah Kota Marseille. Maklum, stadion yang dijuluki "Temple of Football" ini bukan hanya kuil bersejarah bagi dunia sepak bola Eropa, namun juga menjadi salah satu stadion dengan arsitektur kontemporer yang spektakuler.

Selain menjadi salah satu tempat bertanding selama UEFA Euro 2016, Vélodrome menjadi stadion resmi L'Olympique de Marseille, klub sepak bola yang menjadi kebanggaan penduduk Kota Marseille.

Stadion yang dibangun pada 1937 oleh arsitek Henri Poquin ini awalnya adalah stadion multifungsi yang menjadi tempat pertandingan atletik, lomba sepeda, dan rugby.

Kapasitasnya yang kala itu hanya mampu menampung sekitar 35 ribu penonton kemudian dikembangkan menjadi 60 ribu penonton ketika Prancis bersiap-siap menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998. Sejak itu, Vélodrome juga menjadi tempat berlangsungnya Piala Dunia Rugby pada 2007 dan sering menjadi lokasi arena konser raksasa, seperti konser Luciano Pavarotti atau Johny Hallyday.

Namun, renovasi besar-besaran kemudian dilakukan untuk menaikkan derajat Vélodrome dari sekadar stadion pertandingan biasa menjadi stadion elite dengan menambah kapasitas penonton menjadi lebih dari 67 ribu kursi, dan terutama memberi atap yang layak dan mentereng. Atap inilah yang menjadi daya tarik Vélodrome yang baru, tidak hanya di kalangan pencinta bola, namun juga masyarakat awam, arsitek, bahkan seniman.

Desain baru ini berusaha menjawab masalah yang sering dihadapi penonton ketika pertandingan berlangsung: cuaca ! Atap putih susu yang membentang seperti jala dan ditopang oleh struktur jaring laba-laba ini terlihat melayang di kejauhan.

Berkat atap membran yang terbuat dari serat kaca berdiameter 250 meter dan berat 6.000 ton ini, Velodrome menjadi landmark baru Kota Marseille. Biaya renovasi yang mencapai 173 juta euro atau sekitar Rp 2,5 triliun memang sempat menjadi masalah tersendiri bagi Kota Marseille yang awalnya harus menanggung sendiri beban utang tersebut.

Untungnya, perusahaan telekomunikasi raksasa Prancis, Orange, akhirnya membeli hak nama atas gedung yang akan menjadi saksi pertandingan perempat final antara Polandia dan Portugal pada Kamis, 30 Juni mendatang.

Orange yang membeli hak nama pada 3 Juni 2016 ini berhak menggunakan nama Le Vélodrome menjadi Vélodrome Orange hingga 10 tahun mendatang.

Le Vélodrome yang juga akan menjadi tuan rumah untuk semifinal UEFA Euro 2016 ini dianggap sebagai representasi dari dinamika kehidupan warga Marseille, khususnya warga Prancis pada umumnya. ASMAYANI KUSRINI (MARSEILLE, PRANCIS)

Ikuti tulisan menarik Asmayani Kusrini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu