Inspirasi Sukses SKV: Bekerja adalah Ibadah

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Syahir Karim Vasandani pengusaha sukses SKV Grup yang bergerak di bidang garmen, bursa sajadah, tours & travel dan masih banyak lagi

“Allah kalau mau kasih rejeki itu kita seperti dikejar,” tutur Syahir Karim Vasandani (SKV). Seorang pengusaha sukses dengan grup SKV-nya yang bergerak di bidang garmen, oleh-oleh haji, bursa sajadah, tours & travel dan banyak lagi.

Syahir Karim Vasandani yang kini usianya sudah 66 tahun itu mengenang kisahnya di hadapan para karyawannya, blogger, dan anak-anak yatim piatu saat acara Buka Bersama Grup SKV di Convention Center Hotel Harris pada 29 Juni 2016 lalu.

Pria kelahiran Surabaya 18 November 1949 itu menuturkan bahwa kesuksesannya terletak dari para karyawannya sebagai ujung tombak bisnisnya tersebut. Dikisahkan pada tahun 1993 sepulang ia dari ibadah haji, teman lamanya datang ke rumah. Temannya tersebut mengucapkan selamat kepadanya, lalu ngobrol macam-macam, dan akhirnya temannya mengatakan bahwa ia sedang membutuhkan pekerjaan.

Saat itu SKV menawarkan pekerjaan kepada temannya sebagai penjaga toko. Ternyata temannya itu merupakan salesman yang handal. “Pak Kisna itu kalau ada calon pelanggan masuk toko, seperti cicak mengejar nyamuk, harus dapat. Jadi tiap tamu yang datang ke toko itu kalau pak Kisna yang melayani, pasti keluar toko tidak dengan tangan kosong.”

Apresiasi SKV terhadap para karyawannya ini memang tinggi, bahkan ada karyawan yang selama 8 tahun bekerja tidak pernah absen, ia berangkatkan untuk pergi umroh belum lama ini.

Pria yang putus sekolah sejak kelas 5 Sekolah Rakyat itu memang memiliki cara kerja sebagai wirausahawan yang unik. Selain menganggap karyawan sebagai asset perusahaan, ia pun tak memikirkan soal Break Event Point. Baginya bekerja adalah ibadah.

Keuletan dalam bekerja ini ia rasakan semenjak ia berusia 14 tahun. Sebagai seorang anak yatim sejak usia 3 bulan, ia tak tega melihat ibunya harus bekerja keras menghidupi dirinya dan keempat saudaranya. Mulailah ia bekerja menjaga toko tekstil milik keturunan India di Surabaya. Ia mengerjakan apa saja; mulai dari membuang sampah sampai menyemir sepatu. Sempat berpindah kerja, mencari peruntungan di Jakarta lalu kembali ke Surabaya dan melamar ke perusahaan tekstil hingga menempati posisi sebagai manajer penjualan.

Sekitar enam tahun ia bekerja di Surabaya, SKV mulai mencoba untuk berdagang produk tekstil sendiri, namun gagal. Tahun 1972, ia hijrah ke Bandung dan melamar kerja ke sebuah pabrik tekstil di Majalaya.

Saat di Majalaya itulah dorongan untuk menimba ilmu dan bekerja lebih keras semakin timbul. Ia kerap mendapat tugas kerja malam, namun siangnya ia sudah muncul kembali di tempat kerja untuk mengamati bagaimana pimpinannya bekerja.

Syahir Karim Vasandani kemudian menikah dan menetap di Bandung sampai tahun 1979. Setahun berikutnya, ia berangkat ke Nigeria selam 4 tahun untuk bekerja dengan bosnya yang berjualan kosmetik impor. Sekembalinya dari Nigeria SKV memutuskan untuk mencoba usaha sendiri. Ia mendirikan PD Aarti Jaya yang bergerak di bidang usaha garmen. Nama Aarti diambil dari nama sebuah kota di India

Berbagai usaha yang dia geluti kala itu belum berhasil dengan baik. Setahun kemudian di Tahun 1993, ia berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah, bersama istrinya.

Sepulang dari menjalani ibadah haji itulah ia mendirikan toko baju muslim di Jalan Palaguna, Bandung, yang ia namai Babussalam. Saat itu, modalnya hanya Rp 10 juta, sisa simpanan dan pinjaman. Usaha ini mulai maju dengan ditopang bisnis jaket kulit dari Garut. Pada tahun 1994 SKV mampu mengekspor 1.000 potong jaket kulit ke luar negeri. Setelah permintaan ekspor jaket kulit sepi, SKV mengembangkan toko dengan menjual oleh-oleh haji. Ia mendatangkan barang-barang khas Mekah dan Madinah. Sekitar tahun 1998 PD Aarti Jaya berganti menjadi CV Aarti Jaya, dan sekarang PT Aarti Jaya.

Kini SKV memiliki lebih dari 1000 karyawan dan bekerja sama dengan sekitar 30 Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memasok barang ke toko-tokonya. Di setiap toko Syahir menjual lebih dari 6.000 jenis produk tekstil dan oleh-oleh haji.

Salah satu tokonya yaitu Bursa Sajadah, sudah tersebar beberapa kota besar seperti di Bandung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Malang dan Solo. Bursa Sajadah merupakan pengimpor sajadah terbesar di Indonesia yang berasal dari Turki, Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab serta India; semua jenis sajadah dari yang paling murah dan termahal ada di toko ini. Selain itu toko ini juga menjual air zamzam, kurma, kacang madinah, sajadah, mukena, kerudung, tasbih, teko, cangkir Arab, karpet dan lain-lain.

Di pabrik Majalaya dan Kopo, SKV memproduksi aneka produk tekstil seperti kemeja, celana, rok, jaket, baju olahraga, topi, rompi, kaus dan sajadah. Selain memenuhi pesanan beberapa perusahaan-perusahaan besar, ia juga mengekspor sebagian produknya ke Australia dan Singapura. 

 

PT Aarti jaya kini dipegang oleh Heera Syahir Karim Vasandani yang merupakan putri pertama dari SKV yang bertindak sebagai CEO di perusahaannya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Vema Syafei

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua