x

Operator memantau mesin press khusus untuk membuat plat naskah Al Quran Braille di percetakan Braille Wyata Guna, Bandung, Jawa Barat, 23 Juni 2015. Standar Al Quran Braille buatan Wyata Guna sudah sesuai dengan standar internasional. Untuk mengerjak

Iklan

sulastri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Bekerja Tanpa Berisik di Area Bising

Suasana kerja di lantai 2 Gedung Tempo

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di area kerja yang bising, Tenaga Harian Sementara (THS) percetakan Tempo bekerja tanpa berisik. Suara mesin di lantai 2 gedung Tempo, Palmerah Barat No.8 itu menderu tanpa jeda. Kesan sesak dan tak nyaman di lingkungan industri hilang saat karyawan membalas sapaan saya dengan senyum ramah. Ibu Wina salah satunya. Wanita paruh baya yang telah bekerja selama 18 tahun di bagian finishing percetakan Tempo. Meski sudah sejak tahun 1998 mengerjakan hal yang sama setiap harinya, Ia tidak mengeluh.

Hari itu, 23 Juli 2016 tenaga harian sementara (THS) harus lembur. Minggu itu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Mereka harus menyelesaikan 1800 katalog per jam. Kalau pekerjaan banyak, mereka bisa bekerja 12 jam tiap harinya bahkan tanpa libur selama satu minggu. Terlihat juga beberapa tenaga harian tambahan ikut menyusun katalog yang selesai dicetak. Mereka adalah karyawan yang hanya datang jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan oleh THS biasanya.  

“Alhamdulillah mbak, ini lagi banyak kerjaan, jadi bisa lembur,” kata Ibu surti. Ia juga salah satu THS di situ. Jangankan mengeluh, Ibu Surti justru sangat bersemangat jika harus lembur dan bekerja tanpa libur. Itu berarti ia akan menerima upah lebih besar dari biasanya. Meski tambahan upah lembur hanya sekitar dua puluh ribu per hari, itu adalah berkah untuk keluarganya. Bahkan, hari itu anak pertamanya juga ikut bekerja sebagai tenaga harian tambahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebanyakan dari THS ini sudah bekerja selama lebih dari lima tahun. Bahkan ada yang belasan tahun. Meski upah yang mereka terima belum tentu naik tiap tahunnya, mereka tidak meributkan itu. Di waktu-waktu tertentu mereka bahkan harus rela tidak dipekerjakan selama 2 minggu apabila pekerjaan hanya sedikit. “Pokoknya bekerja ya alhamdulillah, kalau diliburkan sementara ya bersabar,” Kata Ibu Surti.

THS bekerja dengan sangat fokus, cekatan dan tertib. Suara mesin yang bising seolah seperti suara musik yang biasa mereka dengar. Tanpa meributkan soal uang makan, uang transport, apalagi tunjangan ini itu mereka terus bekerja menyelesaikan target. Sepertinya para pejabat negeri ini perlu belajar pada THS percetakan Tempo. Mereka perlu belajar bagaimana bekerja di tengah bising tanpa harus berisik soal gaji dan fasilitas ini itu.

 

Ikuti tulisan menarik sulastri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler