Berlatih Connecting the Dots
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Connecting the dots berpotensi menajamkan persepsi dan pendekatan kamu dalam menjawab tantangan hidup.
Suatu ketika, saat dihadapkan pada kejenuhan yang amat sangat pada pekerjaanmu sekarang, kamu ingin berhenti dan menemukan pekerjaan lain. Kamu ingin pekerjaan yang menyenangkan dan lebih klop dengan kesukaanmu—“Sesuatu yang membuat saya merasa tidak sedang bekerja, melainkan bermain hobi”. Tapi apa? Apa mungkin? Bagaimana bisa mendapat pekerjaan idaman seperti itu?
Mungkin terpikir olehmu jejak-jejak hidupmu selama ini: selain sekolah formal hingga kuliah biologi, senang ngobrol dengan sejumlah ilmuwan, memotret obyek apa saja dan kapan saja mau, berjalan-jalan ke alam terbuka, dan banyak lagi. Sepintas kamu bingung, pilih yang mana? Namun kemudian kamu berpikir ulang, bukan memilih yang mana, tapi mentautkan satu sama lain untuk menemukan sesuatu yang baru—inventif.
Anggaplah jejak-jejak hidup itu sebagai titik-titik (dots), dan kamu mulai mencoba-coba mencari hubungan antara titik satu dengan lainnya. Perlahan-lahan kamu mulai melihat adanya pola hubungan yang saling menguatkan antara pengetahuan yang sudah kamu timba, pengalaman yang beraneka, hobi yang kamu sukai, sumber daya yang bisa kamu manfaatkan—punya sendiri ataupun milik orang lain, jejaring teman dan kenalan yang dapat kamu ajak, hingga kemudian kamu berteriak: “Ini dia yang aku cari!”
Kamu sudah melakukan aksi connecting the dots—mentautkan titik-titik yang semula tidak berhubungan. Kamu berhasil menemukan gagasan yang inventif, yakni pekerjaan yang kamu jalani layaknya hobi—sesuatu yang menyenangkan sekaligus mendatangkan penghasilan. Dengan connecting the dots, ide yang semula samar-samar perlahan menjadi semakin jelas dan akhirnya jadi gamblang. Dengan menemukan benang merah yang menghubungkan titik-titik tadi, kamu menemukan solusi atas kejenuhan kerja kamu.
Teknik connecting the dots juga bisa kamu terapkan dalam memecahkan tantangan ataupun menemukan peluang di tengah berbagai hal yang kelihatannya tak saling terkait. Kamu, sebagai pelaku bisnis, mungkin berpikir apa yang bisa saya lakukan dengan sumber daya yang saya punya? Saya punya lima orang berbakat, ada kebutuhan meski baru terbatas, ada pemain bisnis dengan kemampuan yang tak kunjung tumbuh, uang memang terbatas tapi punya akses ke sumber finansial, hal baru apa yang bisa saya ciptakan dengan memadukan seluruh sumber daya ini?
Kamu tidak ingin bekerja atau berbisnis hanya semata untuk memperoleh penghasilan. Kamu ingin sesuatu yang bermakna dan berguna bagi banyak orang—memberi kemudahan, kenyamanan, harga yang terjangkau, menyediakan lapangan kerja, umpamanya. Dengan caramu sendiri, kamu sudah menunjukkan bagaimana berempati kepada banyak orang sekaligus menemukan sesuatu yang baru dan pekerjaan yang menyenangkan.
Connecting the dots juga dapat kamu manfaatkan ketika kamu diminta manajemen untuk meningkatkan kinerja sebuah unit bisnis yang selama ini berjalan bagai siput. Kamu diberi keleluasaan untuk membangun tim baru, mengambil orang-orang yang mampu mendukung idemu, dan kamu dapat memanfaatkan jaringan pertemanan di organisasi yang siap membantumu. Kamu dapat mentautkan keunggulanmu dalam kepemimpinan dan visi dengan keterampilan, kecepatan, ketekunan, maupun spirit orang lain. Integrasi ini, yang mengoneksikan ide-ide, pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang terpisah-pisah, akan menciptakan kekuatan yang dahsyat untuk melahirkan inovasi dan mendongkrak kinerja unit bisnismu.
Di setiap titik, kamu dapat melakukan zoom-in maupun zoom-out untuk melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing. Saat membuat tautan itu, kamu mengenali risiko dan konsekuensinya. Connecting the dots dapat menajamkan persepsi dan pendekatan kamu dalam menjawab tantangan, tapi yang paling penting ialah ini dapat meningkatkan taraf bagaimana kamu hidup, mengalami, dan berhasil dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Ketika masih merasa sulit membuat koneksi di antara titik-titik yang semula tidak berhubungan, bayangkanlah apa yang dilakukan Johannes Gutenberg ketika ia berpikir bagaimana menghubungkan kertas, alat pemeras anggur, mesin pengecor logam, dan tinta. Gutenberg mentautkan semua itu dan berhasil menciptakan mesin cetak pres yang mengubah arah sejarah. (Sumber ilustrasi: blueoceanbrain.com) ***

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Di Balik Dugaan Manipulasi Angka Statistik ala Rezim Prabowo
Rabu, 27 Agustus 2025 18:54 WIB
Di Balik Amnesti Hasto: Prabowo dan Megawati Sepakat Mengubah Permainan
Sabtu, 2 Agustus 2025 08:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler