x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Lebih Elok Bila Lembaga Survei Tak Merangkap Konsultan Cagub

Kurang elok bila lembaga survei merangkap jadi konsultan kandidat Pilgub sekaligus jadi pengamat politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Satu demi satu hasil survei dipublikasikan, setidaknya sudah ada beberapa lembaga survei yang mempublikasikan hasil kerja mereka: LSI, Populi Center, dan PolMark. Masing-masing menyajikan hasil survei dengan urutan yang sama, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat di urutan pertama, disusul oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, serta pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni di urutan ketiga.

Bagi para calon gubernur dan wakilnya, pentingkah hasil survei tentang pendapat warga Jakarta? Jika tidak penting, lembaga survei tidak akan capai-capai melakukan riset dan mempublikasikan hasilnya. Jika tidak penting, para calon yang berkompetisi tidak akan menaruh perhatian terhadap hasil survei. Bukankah sejak lama, partai-partai politik juga memakai survei popularitas dan elektabilitas untuk menentukan pilihan siapa orang yang layak mereka usung sebagai calon gubernur dan wakilnya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi apa nilai penting hasil survei ini? Sejumlah literatur menyebutkan bahwa nilai penting hasil survei terletak pada pengaruhnya terhadap persepsi publik—khususnya pemilik suara dan calon pemilih—pasca pengumuman hasil survei. Hasil survei, begitu antara lain disebutkan, memengaruhi ekspektasi publik mengenai hasil pemilihan dan ekspektasi ini selanjutnya memengaruhi preferensi atau evaluasi pemilih ketika pemungutan suara hendak dilakukan.

Dari hasil studinya, André Blais dan kawan-kawan menarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh survei. Di antaranya: hasil survei memengaruhi persepsi publik mengenai peluang partai-partai; hasil survei memengaruhi pemungutan suara; dan hasil survei memengaruhi strategic voting karena sebagian pemilik suara cenderung mengurangi dukungan kepada calon yang peluangnya untuk menang tampak menurun.

Di sinilah para calon gubernur dan wakilnya berkepentingan terhadap aktivitas survei dan hasilnya. Pemungutan suara untuk Pilgub Jakarta dijadwalkan berlangsung pada 15 Februari 2017—dan sejauh ini belum ada perubahan. Artinya, masih ada waktu sekitar empat bulan yang memungkinkan hasil survei berubah. Karena alasan tertentu, seperti menunjukkan profesionalitas, integritas, hingga ‘ketepatan ramalan’, lembaga survei berkepentingan untuk berkompetisi mengumumkan hasil survei masing-masing.

Menarik bahwa tatkala mengumumkan hasil surveinya beberapa hari lalu, salah satu lembaga survei mengatakan bahwa survei yang mereka lakukan saat ini dibiayai sendiri. Ini berarti ada peluang bahwa suatu saat survei akan dibiayai oleh sponsor tertentu, misalnya pasangan calon gubernur-wakil yang mengikuti Pilgub Jakarta. Masa empat bulan menjelang pencoblosan di bilik suara masih membuka peluang untuk mengubah urutan atau mempertahankan urutan ‘pemenang’ hasil survei.

Menjadi tantangan yang harus dijawab oleh lembaga survei manakala calon gubernur dan wakilnya meminta konsultansi mereka untuk mengadakan survei. Para calon ini berkepentingan untuk mengetahui bagaimana posisi mereka di waktu tertentu sehingga bisa menyusun strategic voting yang tepat. Masing-masing calon juga ingin tahu bagaimana posisi kompetitor mereka.

Bagi lembaga survei, tantangan utamanya ialah menjaga integritas dan kemandirian, sebab bukan rahasia lagi bahwa di masa lalu sebagian survei dilakukan oleh institusi yang juga menjadi konsultan politik para calon. Barangkali masih banyak yang ingat bagaimana kegaduhan yang berlangsung setelah beberapa hasil survei diumumkan menjelang pemilihan presiden 2014. Kegaduhan terjadi karena hasil survei yang sangat berbeda, dan ini terjadi karena pesan sponsor dan sikap partisan lembaga survei.

Di sisi lain, para pemikir di balik lembaga survei ini juga menjadi pengamat atau komentator politik. Praktis, tiga fungsi yang saling berbeda ini dapat saling berjalinan dan mengkontaminasi satu sama lain. Sungguh mengkhawatirkan bila pengalaman buruk serupa terjadi dalam masa-masa kompetisi Pilgub Jakarta kali ini, sebab survei sesungguhnya dapat menjadi bagian penting dari pembelajaran demokrasi untuk kita semua, bukan untuk memenuhi hasrat politik sesaat. (Foto ilustrasi hasil survei bakal calon gubernur Jakarta; tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB