x

Iklan

Dendy Raditya Atmosuwito

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Selamat Ulang Tahun Uzumaki Naruto

Uzumaki Naruto berulang tahun 10 Oktober. Banyak hal yang bisa kita pelajari darinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanggal 10 Oktober setiap tahunnya adalah tanggal yang istimewa bagi pengemar Naruto di seluruh dunia. Pada tanggal tersebut tokoh utama dalam serial anime dan manga “Naruto”, Uzumaki Naruto berulang tahun. Masashi Kishimoto sendiri ketika ditanya mengapa dia memilih tanggal 10 Oktober sebagai tanggal ulang tahun Uzumaki Naruto menjawab  karena tanggal tersebut adalah peringatan Hari Olahraga dan Kesehatan ("Taiiku no hi" ) di Jepang, hari libur yang penuh dengan aktivitas olahraga dan fisik yang cocok untuk anak aktif seperti Naruto. Kishimoto menambahkan bahwa kehidupannya seperti Naruto ketika dia seumuran dengannya. Naruto punya keistimewaan tersendiri bagi penulsi. Naruto mengajarkan kepada penulsi untuk selalu memahami sebelum membenci, memahami dalam segala kondisi, dan memutus segala rantai benci.

Naruto hidup sendiri sejak masih kecil. Dia tumbuh tanpa kasih penulsing orang tua dan perhatian orang di sekitarnya. Karena itu, ia berusaha untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya, dengan cara melakukan perbuatan yang tidak baik dan melanggar norma. Karena terus-menerus dijauhi, Naruto berjanji untuk mewujudkan mimpinya untuk menjadi Hokage, yaitu gelar untuk pemimpin di desanya. Sebuah mimpi yang sangat sulit untuk diwujudkannya, terutama karena tak ada satu orang pun yang membantu dan mendukungnya untuk mewujudkan mimpinya, sampai ia bertemu dengan Umino Iruka, yang kemudian menjadi guru pembimbingnya.

Naruto dan Keinginan Untuk Saling Memahami

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Umino Iruka memiliki masa kecil yang mirip dengan Naruto. Saat ia masih kecil, kedua orang tuanya tewas dalam pertarungan melawan Kyuubi, yang sekarang bersemayam di tubuh Naruto. Hal ini membuat Iruka mengerti penderitaan yang dialami Naruto. Iruka adalah orang pertama yang mau mengakui keberadaan Naruto. Dari Iruka lah Naruto pertama kali belajar memahami orang lain dan memutus kebencian, Naruto sangat kagum pada Iruka yang berbeda dengan penduduk desa lainnya, Iruka bisa memutus kebenciannya pada Naruto dan malah menjadi orang pertama yang mengakui keberadaan Naruto.

Momen lain yang mengajarkan Naruto untuk selalu berusaha memahami dan memutus rasa benci adalah pertempurannya dengan Pain (Uzumaki Nagato), pemimpin Akatsuki. Singkat cerita, Naruto terdesak setelah berhasil menumbangkan kelima Pain. Tubuh Naruto dikunci oleh Pain. Awalnya, Naruto dengan nada tinggi dan marah bertanya, untuk apa Pain melakukan semua ini. Pertama tentu membunuh Jiraiya, guru mereka berdua. Kedua, membunuh orang-orang tak berdosa, dan ketiga, menghancurkan Desa Konoha. Jawaban Pain benar-benar mengejutkan Naruto, dan penulis sendiri sebagai penonton. Tokoh yang ‘sangat antagonis’ ini berkata, “Menciptakan perdamaian dan membawa keadilan.” Naruto makin marah, ia langsung menimpal, “Perdamaian? Keadilan? Omong kosong. Jangan pernah katakan hal itu padaku. Guruku, teman-temanku, desaku... setelah apa yang kamu lakukan, kau berani bicara tentang perdamaian dan keadilan?”

Bayangan keruntuhan Konoha nampak. Pain masih belum ingin menghentikan kata-katanya, “Adilkah apabila hanya kalian yang mengajarkan perdamaian dan keadilan?” Raut wajah Naruto berubah. Nampak sekali kebingungan melanda dirinya, “Apa yang kau bicarakan?!” Pain lalu menjelaskan konteks ia berbicara “Bagaimanapun, jika ada keadilan dalam balas dendam, lalu keadilan hanya akan meminta balas dendam yang lebih-lebih lagi”. Pain meninggikan suaranya, “Seketika sebuah Lingkaran Kebencian dimulai.”

“Kita hidup di tengah fenomena seperti itu saat ini. Kita tahu apa yang terjadi di masa lalu, kita mampu menebak apa yang terjadi di masa depan. Sejarah seperti itulah yang kita tahu,” nada bicara Pain tak kunjung kembali datar. “Kita tak akan pernah bisa mengubahnya, kita hanya bisa meyakininya, bahwa manusia tidak akan pernah mampu memahami satu sama lain,” bayangan perang dan segala reruntuhan muncul lagi, Pain terus memandang Naruto, “Dunia ninja selalu dikuasai oleh kebencian.” Pain menutup percakapannya dengan Naruto dengan mengajukan satu pertanyaan, “Bagaimana mungkin kau menghadapi kebencian ini, dalam rangka untuk menciptakan perdamaian? Aku ingin dengar jawabanmu.”

Naruto pun tidak memberi jawaban, barangkali kita jika diberi pertanyaan semacam itu pun akan kebingungan. Setiap kekerasan dan tindak menyakiti orang lain, mulai dari skala terkecil sampai terbesar, sejatinya merupakan perang melawan kesepahaman antar manusia. Pain juga cukup memadai dalam menjelaskan bahwa kegagalan manusia dalam memahami satu sama lain, adalah pranata kunci munculnya perang. Pranata ini sekaligus membentuk institusi, wacana, dan keyakinan kita. Pranata ini jugalah yang tiap saat dikampanyekan oleh media. Ia lalu masuk ke alam bawah sadar dan membentuk nilai-nilai yang kita yakini, dan kemudian kita perjuangkan mati-matian. Bukankah para tentara dan polisi negara di satu pihak, dan yang kita sebut para teroris di pihak lain, sama-sama bersedia mati demi keyakinannya masing-masing?

Perbedaan Jalan Menuju Perdamaian

Perdebatan antara Naruto dan Pain ini membuat penulis belajar bahwa selama ini manusia menempuh dua jalan yang berbeda untuk mencapai perdamaian. Jalan pertama adalah jalan yang dipercayai oleh Kaguya, Uchiha Madara, Nagato (Pain), dan Uchiha Obito. Dua nama terakhir berubah jalannya setelah bertemu Naruto. Jalan pertama ini percaya bahwa perdamaian hanya bisa dicapai kalau semua orang sama pikirannya dan tidak ada perbedaan pendapat.  Cara apapun ditempuh agar semua orang berpikiran sama dan tidak berbeda pendapat baik dengan kekerasan, hegemoni, bahkan ilusi.

Gaara menentang pandangan ini karena menurutnya perdamaian model seperti ini adalah semu, baginya perdamaian harus diciptakan dengan kesadaran sendiri bukan ilusi dan paksaan agar tidak berbeda pendapat. Di dunia nyata pandangan ini penulsi kira dipercaya oleh Hitler, Lenin, Stalin, Soekarno dengan Demokrasi Terpimpinnya, Soeharto dengan Orde Barunya dan lain-lain. Cara ini memang kelihatan lebih praktis.

Jalan kedua adalah jalan yang dipercaya oleh Jiraiya dan Uzumaki Naruto. Mereka percaya bahwa manusia bisa saling memahami satu sama lain dan dari situlah perdamaian bisa diwujudkan. Dalam hal ini penulsi kira Jiraiya dan Naruto sangat Kantian (mengikuti pendapat Immanuel Kant). Pandangan kedua ini mensyaratkan dialog terus menerus antar manusia agar bisa saling memahami. Oleh karena itu, Naruto sangat sering mengajak dialog lawan-lawannya, bahkan lebih banyak dialognya daripada bertarungnya (ini yang membuat beberapa orang menganggap Naruto membosankan karena minim aksi). Segendang sepenarian dengan Naruto, Jiraiya yang notabene mentor dari Naruto pun melakukan hal yang sama. Ketika Tsunade dan Orochimaru sepakat untuk membunuh anak korban perang dari Amegakure, Jiraiya tidak setuju dan malah menjadikan mereka sebagai muridnya.

Anak korban perang dari Amegakure (termasuk didalamnya Pain) inilah yang diajak berdialog oleh Jiraiya dan kemudian mempengaruhi filosofi perdamaiannya. Mungkin Mahatma Gandhi, Gus Dur, dan Cak Nun adalah contoh tokoh di dunia nyata yang percaya pandangan ini. Pandangan ini sendiri sering dikritik karena memang sangat utopis.

Penutup

Banyak hal yang mungkin bisa kita pelajari dari serial Naruto seperti Rock Lee dan Might Guy yang membuktikan bahwa usaha dan kerja keras tidak akan menghianati. Nara Shikamaru yang mengajarkan untuk selalu bertindak cerdas dalam segala kondisi. Hiruzen Sarutobi (Hokage Ketiga) yang mengajarkan untuk memperhatikan masa depan generasi muda. Jiraiya yang mengajarkan untuk tidak berlarut-larut dalam kegagalan. Orochimaru dan Yakushi Kabuto yang mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuasaan. Uchiha Itachi yang mengajarkan bahwa untuk bisa bermanfaat bagi orang lain tak perlu menjadi populer. Uchiha Sasuke yang mengajarkan bahwa keinginan membalas dendam hanya akan membawa kesengsaraan. Nagato atau Pain yang mengajarkan bahwa rasa sakit memiliki banyak dimensi. Hyuuga Hinata yang mengajarkan bahwa cinta harus didapatkan dengan usaha tak kenal lelah. Uzumaki Naruto yang mengajarkan untuk berpegang teguh pada jalan ninja kita serta selalu berusaha memahami sebelum membenci. Terakhir penulsi akhiri tulisan ini dengan sebuah jargon Penggemar Naruto di seluruh dunia bersatulah, temukan jalan ninja kalian”

Selamat Ulang Tahun Uzumaki Naruto, Terima Kasih atas Semuanya.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Dendy Raditya Atmosuwito lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu