Sudah menjadi sifat manusia bahwa kita itu mudah galau. Diberi cobaan sedikit saja .. sudah galau. Suka berkeluh-kesah, seakan-akan Tuhan tidak adil karena memberikan kesusahan, kekurangan dan ketidak-nyamanan. Sifat mudah galau ini timbul karena kurangnya iman dalam diri kita. Bagi orang yang beriman, adanya berbagai cobaan akan lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Akan menyerahkan semua yang terjadi kepada-Nya. Meyakini bahwa kebaikan dan keburukan, kesenangan dan kesedihan adalah bagian dari takdir-Nya. Namun sebagai manusia, kita mesti terus berusaha dengan maksimal dan kemudian menyerahkan hasil kepada-Nya.
Bagi yang diberi cobaan penyakit tidak perlu bersedih. Mungkin ini cara Tuhan memuliakan kita di hadapan-Nya. Kita akan mendapatkan pahala besar atas kesabaran kita dan ini bisa menjadi penghapus dosa-dosa kita.
Bagi yang sampai kini belum menemukan jodohnya, berprasangka baiklah kepada-Nya. Bisa jadi Tuhan sedang mengalirkan pahalanya pada kita dengan banyaknya perhatian kita pada orangtua, saudara dan teman-teman.
Bagi yang sudah menikah tapi belum dikaruniai anak, berpikir positif saja bahwa Tuhan memberikan tambahan waktu lebih banyak buat mengenal pasangan kita lebih dalam. Mungkin juga Tuhan sedang memberikan waktu lebih banyak untuk persiapan lahir dan batin sebelum si bayi lahir.
Dan masih banyak lagi cobaan yang diberikan pada kita yang tujuannya tidak lain adalah kebaikan buat kita. Apa yang direncanakan dan akan diberikan oleh-Nya adalah yang terbaik buat kehidupan kita, di dunia dan akhirat.
Dalam Al-Qur’an, Surat Al-Ma’arij: 19-35, Allah Swt telah mengisyaratkan sifat manusia yang mudah galau, suka berkeluh-kesah ini. Namun Allah juga memberikan “obat” nya agar kita tidak mudah galau, berkeluh kesah dan gelisah ketika menerima berbagai cobaan.
“Sungguh manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir. Kecuali:
- Orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya.
- Dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan baian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta.
- Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.
- Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhan-nya. Sesungguhnya terhadap azab Tuhan mereka, tidak ada seseorang yang merasa aman (dari kedatangannya).
- Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Maka barangsiapa mencari diluar itu (seperti zina, homosex dan lesbian), mereka itulah orang-orang yang melamapui batas.
- Dan orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya.
- Dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya.
- Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
- Mereka itu dimuliakan di dalam surga.
Begitu kita mampu mengelola sifat galau, berkeluh-kesah dan gelisah dengan cara-cara yang diajarkan Allah di atas, kita termasuk orang yang dimuliakan Allah dengan memberikan surga di akhirat nanti. Sedang di dunia kita akan mendapatkan ketenangan, kebahagiaan dan kemudahan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Ikuti tulisan menarik Fathur Rozi lainnya di sini.
