x

HARI INTERNASIONAL MENGAKHIRI IMPUNITAS KEJAHATAN TERHADAP JURNALIS

Iklan

akhlis purnomo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Greg Palast tentang Perbedaan Reporter dan Repeater

Jurnalis investigasi Greg Palast berbagi pandangannya tentang cara terjun dalam dunia reportase investigasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jurnalis investigasi yang kompeten memiliki kemampuan untuk mengendus masalah-masalah yang terabaikan oleh banyak orang. Jurnalis AS Yogi Berra mengatakan "It's amazing what you can see when you're looking." (Anda akan menemukan hal-hal yang menakjubkan saat Anda mencari.)

Jurnalis Greg Palast mengatakan jika Anda ingin menjadi pewarta investigasi, saran yang ia bisa berikan adalah membuka mata kita lebar-lebar. "Demi Tuhan, berhentilah menghadiri jumpa pers! Berhenti menulis ulang pernyataan pers.

Untuk menekankan kesia-siaan menghadiri jumpa pers itu, Palast berseloroh,"Kita tidak memiliki reporter di Amerika. Kita hanya punya pengulang (repeaters)." Mereka ini adalah 'reporter' yang hanya bekerja dengan menghadiri jumpa pers dan mengutip pernyataan-pernyataan yang normatif dari narasumber. "Siapa yang peduli?" tukasnya dengan gaya sarkastis. Saat wartawan diberitahu hal-hal remeh sebagai berita, contohnya gaya berpakaian atau gaya rambut terbaru politikus, Palast berkata,"Persetan dengan semua itu. Saya tidak mau tahu soal-soal begitu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang Palast ingin tahu -- dan seharusnya pewarta investigasi juga ingin tahu -- ialah isu-isu lain yang lebih bermakna, krusial dan memiliki relevansi dengan kepentingan publik dan lingkungan yang orang banyak sering abaikan. "Isu-isu itulah yang saya ingin kejar."

Akan tetapi, media-media sekarang banyak yang tidak peduli dengan cara pandang itu karena mereka tak mau mengeluarkan banyak uang, terlalu berisiko, menghabiskan banyak waktu, lelah dibombardir dengan gugatan hukum, dan sebagainya.

Palast mencontohkan betapa perlunya jurnalisme investigasi di dalam masyarakat modern. Meskipun media-media besar di AS dituntut oleh pihak yang diberitakan dan dikritisi dengan tajam dan pada akhirnya mereka kalah di meja hijau, tetap saja perusahaan-perusahaan besar itu harus menghabiskan banyak dana dan tenaga untuk memenangkan kasus-kasus hukum mereka melawan media investigasi. Dan menurut Palast, sekalah-kalahnya media investigasi, mereka masih bisa membuat para korporasi raksasa tidak berbuat sembarangan dan seenaknya sendiri. Masyarakat kita memerlukan pengendalian ini agar tidak cepat dirusak oleh kekuatan kapitalisme yang begitu destruktif.

Palast juga tidak menyarankan mereka yang ingin menjadi pewarta investigasi untuk masuk ke sekolah jurnalistik. Kenapa? Karena mereka hanya akan diajari untuk menulis dengan gaya piramida terbalik, alasan Palast.

Saran yang tidak kalah penting bagi mereka yang sangat berminat masuk ke dunia jurnalisme investigasi ialah jangan masuk dan menghamba pada media-media arus utama. Bekerja pada perusahaan-perusahaan media semacam Time misalnya hanya akan membuat Anda menjadi jurnalis semu. "Banyak jurnalis bagus di dalam perusahaan-perusahaan media itu tapi mereka tidak akan pernah ditugasi untuk melakukan pekerjaan penting karena biayanya tinggi," Palast berkata.

Ikuti tulisan menarik akhlis purnomo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu