x

Iklan

Anan Alkarawangi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Koramil 0815/17 Trawas Aktif Dampingi Petani Panen Padi

Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/17 Trawas Kodim 0815 Mojokerto Sertu Sudarman melaksanakan kegiatan pendampingan panen padi di Dusun/Desa Jatijejer,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/17 Trawas Kodim 0815 Mojokerto Sertu Sudarman melaksanakan kegiatan pendampingan panen padi di Dusun/Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (15/04/2019). 

Pendampingan panen padi varietas IR-64 dilakukan di lahan seluas 3.000 meter milik Saiful, Anggota Poktan Langgeng Santoso III, Dusun Jatijejer, Desa Jatijejer dilakukan secara manual dan langsung dirontokan dengan menggunakan alat perontok padi tradisional. 

Sesuai hasil pengamatan Babinsa, panen padi tersebut diperkirakan menghasilkan gabah seberat 2,5 ton berarti dalam satu hektar tembus 8,3 ton, itu belum dikurangi pematang.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Untuk wilayah Trawas, karena areal pertaniannya teras sering (bersaf), maka capaian rata-rata dalam satu hektar pada kisaran 7 ton.  Hasil ini tentunya berbeda dengan sawah yang berada pada dataran rendah yang biasanya dalam satu hamparan”, ungkap Babinsa.   

Masih lanjut Babinsa, saat ini harga gabah jenis IR-64 di tingkat petani dalam kondisi basah mencapai Rp 3.800,- per kilogram sedangkan gabah kering antara Rp 5.800,- hingga Rp 6.000,-. sementara untuk varietas Mamberamo harga GKP mencapai Rp 4.000,- per kilogram.

Aktivitas pendampingan ini tidak hanya dilakukan para Babinsa namun Danramil 0815/17 Trawas Kapten Inf Suparno, juga turun langsung ke lapangan dan aktif berkomunikasi dengan para Poktan dan petani di wilayah tugas dan tanggungjawabnya.

Saat dimintai pendapatnya, Danramil 0815/17 Trawas Kapten Inf Suparno, menuturkan, upaya khusus ketahanan pangan yang diwujudkan dalam pendampingan pertanian merupakan bentuk dukungan Koramil guna membantu petani dalam mewujudkan swasembada pangan.

“Hal ini tidak hanya dilakukan saat masa panen saja, namun sudah dimulai sejak pengolahan lahan, masa tanam dan masa perawatan tanaman, termasuk saat pendistribusian benih dan pupuk,” ungkap pria paruh baya kelahiran Gedeg, Mojokerto.

Ikuti tulisan menarik Anan Alkarawangi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler