Makar atau Pembusukan Karakter?

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Artikel tentang upaya makar sejak orde baru hingga reformasi. umumnya aktor yang dituding makar menuai pembusukan karakter.

Pada tahun 1976 suhu perpolitikan Indonesia agaknya juga tidak kalah panas dibanding saat ini, pemicunya adalah gerakan Sawito. Gerakan ini dituding sebagai kudeta pertama di jaman Orba. Sawito membuat geger bukan saja karena tudingan kudeta tersebut, tapi juga keberadaan tokoh-tokoh penting yang merasa dijebak oleh Sawito. Mereka adalah Bung Hatta, Buya Hamka, TB Simatupang, Kardinal Justinus Darmoyuwono dan R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. Meskipun Orde Baru cuma memberlakukan hukuman pada Sawito, tetap saja toko-toko nasional diatas kecipratan noda untuk nama baik mereka.

Kini, mari kita beralih pada tahun 1998, tahun dimana Soeharto lengser.Pada momen ini giliran beberapa orang yang terserempet tudingan melawan pemerintah. Diantaranya Benny Mordani, dan Sofyan Wanandi. Imbasnya, Sofyan Wanandi menjadi buronan beberapa saat. Sementara Benny Moerdani pasca reformasi namanya nyaris tak terdengar lagi. Terlepas, tudingan buronan yang dipicu sikap beseberangan dengan pemerintah, benar atau tidak. Nama Sofyan sudah terlanjur tercemar oleh tudingan itu. Setidaknya demikian arsip yang terurai di dunia maya hingga kini.

 

Sekarang marilah kita melirik tahun 2016, ada 10 nama yang diduga melakukan makar. Dari beberapa terduga, terdapat sejumlah nama yang agaknya punya brand tersendiri. Mereka adalah, dua purnawirawan Abri hijau (Adityawarman Thaha dan Kivlan Zein), keluarga Soekarno (Rachmawati Soekarno Putri), dan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana (Firza Husein). Nama-nama tersebut bagi mereka yang lihai memainkan isu, dapat menjadi sasaran tembak untuk pemilu 2019.

Dalam hal ini sosok seperti Kivlan dan Aditiyawarman yang dikenal dekat dengan Prabowo, rentan di follow up untuk memojokan Prabowo pada pemilu 2019 mendatang. Lebih dari itu, teseretnya kedua jendral yang dekat dengan Prabowo, dapat ditafsirkan sebagai pembalasan dari kubu yang tidak senang dengan momen 1998. Disisi lain Rachmawati Soekarno Putri, meskipun bertindak selaku Wakil Ketua Umum Gerindra, tetap saja brand Soekarno menjadi sasaran untuk dideskreditkan pada 2019. Terakhir Firza Husein, embel-embel Cendana yang menaunginya, merupakan amunisi mumpuni bagi mereka yang tak suka manuver Keluarga Cendana tahun 2019.

Jadi, ini makar atau pembusukan karakter? 

Satu hal yang dicatat, tak satu pun, dari mereka yang dituding makar sebelum tahun 2016, mendapati putusan hukuman seumur hidup.

artikel ini bersumber dari blog TIKPAT.com

Bagikan Artikel Ini
img-content
Da Feb

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Konsumen Telekomunikasi Rentan Dieksploitasi

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Makar atau Pembusukan Karakter?

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler