x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Cocokkah Saya Jadi Wirausaha?

Banyak orang berminat membuka bisnis sendiri, apakah Anda merasa passion Anda di situ?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semakin banyak orang ingin mengelola bisnis sendiri, baik skala kecil maupun besar. Jika Anda seorang karyawan dan ingin jadi wirausaha (entrepreneur) lalu mengharapkan datangnya hidup yang mudah dalam waktu singkat, Anda tidak cukup hanya menekan tombol tertentu. Anda perlu bekerja keras, kadang-kadang berjalan sendirian, jatuh dan kelimpungan berusaha bangkit kembali. Memang benar begitu, namun langkah pertama yang terpenting adalah mengubah cara berpikir.

Cara berpikir ini terkait dengan kesadaran bahwa Anda harus menjaga api semangat bisnis tetap menyala. Jika Anda melempen, mudah patah arang, bisnis Anda bakal merosot lalu mati. Anda juga harus siap menghadapi ketidakpastian, terkadang berhasil terkadang tidak. Anda yang memutuskan, sebab Anda pekerja sekaligus bos. Anda juga mesti siap untuk ‘melakukan kesalahan’. Sebagai karyawan perusahaan lain, ada atasan yang mengingatkan jika Anda berbuat salah. Di bisnis sendiri, Anda mesti mengasah kepekaan dan tahu ‘Oh, saya keliru memutuskan’.

Agar api semangat terus menyala, Anda harus menemukan kegembiraan pada apa yang Anda kerjakan dan tekuni. Begitulah, semangat selalu berada di puncak dari daftar persyaratan untuk jadi entrepreneur. Meskipun semangat tidak cukup, tapi spirit inilah yang menjadi bahan bakar Anda untuk bergerak—menemui pemasok, memperkenalkan produk kepada konsumen, menjalin hubungan dengan bank, membujuk penyalur agar mau menjual produk Anda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendeknya, dalam mengikhtiarkan bisnis sendiri, Anda mesti punya hasrat untuk menyertakan orang lain dalam urusan yang berbeda-beda. Ini perihal menjalin relasi sosial dengan orang-orang yang dapat membantu bisnis Anda berkembang, termasuk investor, pekerja, dan bahkan kompetitor.

Para pencari kerja, walaupun mereka butuh pekerjaan, perlu semacam persuasi atau bujukan agar bersedia bergabung dengan perusahaan Anda yang belum lama berdiri. Mereka mungkin melirik perusahaan yang lebih mapan, ini tantangan Anda. Sebagai produsen baru untuk produk atau jasa tertentu, Anda perlu meyakinkan pembeli agar mau memakai produk Anda. Anda perlu membujuk distributor agar mau menyalurkannya, juga manajemen toko agar mau memajang produk Anda di rak-rak mereka.

Semua itu perkara komunikasi, menjalin pertemanan dengan orang-orang baru, menumbuhkan keyakinan kepada mereka tentang siapa Anda dan seperti apa visi bisnis Anda. Sekalipun Anda punya rencana bisnis yang hebat, investor hanya akan mau menaruh dananya bila mereka percaya bahwa Anda benar-benar akan menjalankan rencana itu.

Sebagai pemain baru, Anda juga perlu berkenalan dengan mereka yang sudah lebih terjun ke bisnis yang Anda masuki. Mereka memang kompetitor, tapi dari merekalah Anda dapat mengenal seluk-beluk industri yang Anda terjuni. Anda akan tahu siapa pemain terkuat, siapa pemasok yang dapat diandalkan, bagaimana menjalin kerjasama dengan distributor. Belum lagi Anda harus rajin membuat dan mencermati laporan serta mengelola uang sendiri, mengatasi aneka masalah, membayar tagihan, hingga mendengarkan keluhan konsumen.

Melihat begitu banyak pekerjaan harus dilakukan (mula-mula sendirian), apakah Anda lantas berpikir bahwa menjadi entrepreneur itu menakutkan? Bila Anda merasa tidak cukup telaten untuk negosiasi dengan pemasok, membujuk konsumen, tawar-menawar komisi dengan distributor atau toko, atau tidak tahan bila harus mendengar keluhan konsumen, sebaiknya Anda berpikir ulang untuk mengundurkan diri dari tempat Anda bekerja. (Ilustrasi foto: tempo.co) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

11 jam lalu

Terpopuler