x

Raja Salman bin Abdulaziz (kedua kanan), mengunjungi lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, 12 September 2015. Kecelakaan ini terjadi pada Jumat sore, 11 September 2015 waktu setempat. REUTERS/Bandar al-Jaloud/Saudi Royal Court

Iklan

Fathorrahman Fadli

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Memahami Seruan Raja Salman

Raja Salman berseru agar negara-negara muslim merapatkan barisan dalam menghadapi tantangan pelemahan moderasi dan toleransi umat Islam oleh ancaman teror

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh. Fathorrahman Fadli*

*Dosen Universitas Pamulang dan Pegiat Institut Peradaban

 

Seruan seorang raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz selama kunjungannya di Malaysia dan Indonesia menarik dicermati. Entah mengapa, sang Raja negeri kaya minyak ini melontarkan pentingnya umat  Islam di kedua negara itu merapatkan barisan.

Di Malaysia, permintaan itu diutarakan saat Raja Salman bertemu dengan Mufti dan sejumlah tokoh Islam Malaysia.  Raja Salman mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi umat Islam memerlukan lebih banyak kerjasama dan solidaritas di antara masyarakat dan negara-negara Islam.

Menurut pemimpin Arab ini, umat Islam saat ini  harus melawan kampanye yang dilakukan pihak luar untuk melemahkan sikap moderasi dan toleransi umat Islam. Untuk itu Salman menekankan pentingnya  toleransi dan moderasi, serta langkah-langkah yang konstruktif untuk memerangi ekstremisme dan terorisme dalam segala bentuknya.

Kerajaan Arab Saudi berjanji akan  memberikan bantuan untuk melayani kegiatan Islam dan Muslim. Di Malaysia ajakan itu mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Mufti Negara Federal Malaysia Zu Alkifil bin Mohammed Bakri dengan mengucapkan rasa terima kasihnya atas inisiatif Arab Saudi. Rasa terima kasih itu utamanya diberikan atas usaha Raja Salman melayani Islam, Muslim dan tentu Dua Masjid Suci.

 

Bagaimana dengan Indonesia?

Di mata Raja Salman Indonesia mendapat tempat yang sangat istimewa. Hal ini ditandai dengan lamanya  kunjungan Salman di Indonesia. Raja Salman dijadwalkan berada di Indonesia dari tanggal 1-12 Maret 2017. Sebuah lawatan yang istimewa untuk ukuran kunjungan diplomatik. Salman juga menekankan pentingnya umat Islam di Indonesia untuk merapatkan barisan dan jangan terpecah belah.

Urgensi Solidaritas

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solidaritas dunia Islam saat ini memang sangat dibutuhkan untuk menggerakkan kemajuan di negara mereka masing-masing. Seruan Raja Salman adalah tepat karena benturan kepentingan antar negara di dunia terasa semakin keras di masa sekarang dan yang akan datang.

 

Peta pertarungan politik global yang semakin menyasar dunia Islam membutuhkan kesiapan Umat Islam dalam berbagai dimensi kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Umat Islam harus mempercepat proses peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu berkompetisi dan memenangkan pesaingan global.

Selaku Raja Arab Saudi, Raja Salman tentu menyadari bahwa Indonesia dan Malaysia adalah aset yang sangat penting bagi dunia Islam masa kini. Indonesia sebagai bangsa dengan penduduk muslim terbesar di dunia menjadi satu-satunya harapan dunia Islam.

Raja Salman juga menyadari bahwa saat ini mitra strategis Saudi Arabia adalah negara-negara dengan penduduk muslim yang besar seperti Indonesia dan Malaysia. Pilihan ini tentu sangat menguntungkan kedua pihak baik Saudi Arabia maupun Indonesia. Hal ini juga bisa dimaknai sebagai perubahan peta investasi yang semua bertumpu pada Amerika dan Eropa, kini menyasar negara-negara Asia.

Selama ini Saudi Arabia memang lebih condong menanamkan investasinya di Amerika maupun Eropa. Hal ini wajar mengingat potensi pasar minyak Saudi di kedua benua tersebut sangat menjanjikan bagi Saudi sendiri. Namun seiring dengan hancurnya harga minyak di pasaran dunia internasional, terpaksa mendorong Saudi  pimpinan raja Salman melirik Indonesia sebagai salah satu tujuan investasinya.

Artinya Saudi merasa berkepentingan untuk mengembangkan investasi non minyak dengan negara-negara berpenduduk muslim besar seperti Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu seruan untuk merapatkan barisan diantara sesama negara muslim dapat juga dipahami dalam konteks perubahan peta investasi Arab Saudi ini.

Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz dinilai menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.  Arab Saudi memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan investasi di berbagai sektor strategis di Indonesia. Mengingat investasi dari Timur Tengah yang masuk ke Indonesia masih sangat terbatas, jauh di bawah investasi negara negara Asia Timur.

Investasi asal Arab Saudi yang masuk ke Indonesia pada tahun 2016 sebesar 900 ribu dolar AS atau sekitar Rp 12 miliar (kurs Rp 13.373).  Jumlah tersebut menempatkan Arab Saudi pada peringkat ke-57. Sementara investasi asal Singapura, Jepang dan China masing masing mencapai 9 miliar dolar AS, 5,5 miliar dolar AS dan 2,75 miliar dolar.

Yang jelas, dimata Arab Saudi, kerja sama dengan negara-negara Asia terutama  Indonesia merupakan langkah strategis yang dibutuhkan akibat perubahan geopolitik dan ekonomi dunia yang mempengaruhi hubungan antara Arab Saudi dengan negara negara barat yang selama ini sangat erat. Sejak terpilihnya  Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, hubungan Arab Saudi cenderung merenggang sejalan dengan kebijakan Donald Trump yang rasialis. 

Indonesia memiliki pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Kedekatan dan persamaan secara sejarah dan budaya, merupakan mitra yang sangat cocok dan strategis bagi Arab Saudi untuk menjalin kerja sama ekonomi.

 

Indonesia sebagai negara yang sedang membangun tentu sangat membutuhkan investasi yang besar. Oleh karena itu Indonesia harus pandai menangkap peluang besar berupa kucuran investasi Saudi dengan memahami secara baik visi  2030 yang dirancang oleh Arab Saudi yang salah satu fokusnya mencari keuntungan di luar sektor minyak yang cenderung melemah. Setelah MoU ditandatangani, menjadi tugas pemerintah dan aparaturnya untuk segera mempercepat realisasi dari seluruh kesepakatan tersebut agar segera terwujud nyata.

Ikuti tulisan menarik Fathorrahman Fadli lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler