x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sisi Lain Kehidupan Ernest Hemingway: Mata-mata

Sejarawan museum CIA menemukan fakta soal Ernest Hemingway yang pernah menjadi agen NKVD Rusia dan OSS, pendahulu badan intelijen Amerika Serikat, CIA.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya penggemar Ernest Hemingway, seorang wartawan, penulis dan novelis tersohor Amerika Serikat. Tapi banyak sekali novel atau buku Hemingway yang belum saya baca. Saya baru kelar membaca The Man and The Sea dan baru mulai melahap The Complete Short Stories of Ernest Hemingway. Padahal Hemingway punya lebih dari 40 buku, baik yang kategorinya fiksi, non-fiksi, dan kumpulan cerita pendek.

Hemingway lahir di Illinois, AS, 21 Juli 1899. Pada umur 20-an, Hemingway menjadi anggota kelompok ekspatriat Amerika di Paris, yang ia gambarkan dalam karya penting pertamanya, The Sun Also Rises (1926). Kesuksesan yang sama diraih Hemingway saat menulis A Farewell to Arms (1929), buku yang memotret kekecewaan perwira medis Amerika Serikat terhadap perang, yang kemudian membelot.

Hemingway juga menggunakan pengalamannya sebagai reporter selama perang sipil di Spanyol sebagai latar belakang untuk novelnya, For Whom the Bell Tolls (1940). Namun di antara karya-karyanya itu, yang dianggap paling menonjol adalah novel pendeknya berjudul The Old Man and the Sea (1952). Novel ini berkisah soal perjalanan seorang nelayan tua, tentang perjuangan panjang dan kesepiannya dengan ikan dan laut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengakuan atas karya Hemingwayy juga tak sedikit. Ia pernah meraih penghargaan bergengsi Pulitzer Prize untuk kategori fiksi pada tahun 1953. Tahun berikutnya ia mendapat Pulitzer Prize untuk kategori Literatur. Buku, dan film, tentang dia juga tak sedikit. Salah satu yang saya sempat tonton adalah Hemingway & Gellhorn. Ini film tentang perkenalan dan asmara dua wartawan perang itu, meski berakhir dengan tragis.

Tapi, ada fakta baru yang cukup mengejutkan soal Hemingway dari Nicholas E. Reynolds dalam buku berjudul A Writer, Sailor, Soldier, Spy:Ernest Hemingway's Secret Adventures, 1935-1961. Buku yang akan terbit pada 16 April 2017 itu berkisah soal sisi lain Hemingway yang tak banyak diketahui orang. Menurut Reynolds, pria yang akrab disapa dengan "Papa" itu ternyata pernah menjadi mata-mata NKVD dan OSS. NKVD (People's Commissariat for Internal Affairs) adalah pendahulu badan intelijen Rusia, KGB. OSS (The Office of Strategic Service) adalah pendahulu badan intelijen Amerika Serikat, CIA.

Reynolds adalah sejarawan di museum CIA. Ia awalnya akan memasang ruang pameran soal OSS. Ia lantas ingat pernah membaca tulisan soal Hemingway dan Kolonel OSS David K.E. Bruce yang membebaskan bar "Ritz" di Paris dari tangan Jerman pada Agustus 1944. Reynold penasaran apakah hanya itu cerita soal Hemingway dan OSS? Reynolds berusaha mencari sumber soal ini. Salah satunya adalah file OSS yang sudah tak dinyatakan rahasia, yang sekarang berada di Arsip Nasional di College Park, Maryland, di luar Washington DC.

Tak ada dalam arsip itu yang menunjukkan bukti soal hubungan Hemingway dan OSS. Ia juga mencari bahan soal itu di indeks kartu berukuran 3x5 yang mungkin sekarang orang tak tertarik lagi melihatnya. Namun pada akhirnya ada peneliti soal Hemingway yang berbagi file OSS yang sudah dibuka tahun 1983. Pada saat yang sama dia juga menemukan file menggiurkan lainnya soal Hemingway dari file OSS, FBI, dan Departemen Luar Negeri.

Setelah hasil kerja keras beberapa bulan, Reynold melihat ada outline soal potrait Hemingway yang sangat berbeda dari yang orang lain lihat. Ia menilai Hemingway --hampir dengan obsesif-- berusaha mencoba terlibat dalam berbagai macam aksi mata-mata dan pertempuran di dua benua sejak 1937, baik sebelum maupun selama perang dunia kedua.

Bagi Reynolds, temuan yang lebih mengagetkan soal Hemingway adalah bahwa ia juga ternyata punya hubungan dengan NKVD itu. Pada suatu hari ia mengambil sebuah buku dari rak, tahun 2009 lalu, yang ditulis oleh mantan perwira KGB, Alexander Vassiliev. Buku itu menampilkan satu sub bab berisi ulasan soal Hemingway di badan intelijen Sovyet. File itu diselundupkan keluar Rusia oleh Vassiliev. Catatan itu menyebutkan bahwa intel Rusia merekrut Hemingway "untuk tugas bidang ideologi" sekitar Desember 1940, saat negara itu dibawah pemerintahan Stalin.

Puncaknya, Reynold sampai pada kesimpulan bahwa hubungan Hemingway dengan NKVD, dan perilaku politiknya, membuat perbedaan penting dalam hidup dan karya seninya. Soal inilah yang dianggap mempengaruhi banyak keputusannya menjelang 15 tahun terakhir hidupnya: di mana dia tinggal, apa yang dia tulis, dan bagaimana dia bertindak. Peristiwa berantai ini dianggap berperan dalam aksi bunuh dirinya pada 2 Juli 1961 saat berada di Idaho, Amerika Serikat.

 

Temuan Reynold soal Hemingway ini cukup mengagetkan --meski sejujurnya tak terlalu mengejutkan. Hemingway berbeda dengan penulis lainnya yang menghasilkan karya yang terlihat jelas ada kaitan dengan masa lalunya, seperti John le Carré, Ian Lancaster Fleming, dan bahkan William Somerset Maugham. Tiga penulis kenamaan ini pernah bekerja sebagai badan intelijen Inggris. Novel le Carre dan Ian Fleming, hampir semuanya bertema soal spionase. Sedangkan Somerset Maugham juga menulis karya bertema sama. Ini berbeda dengan Hemingway.  

Tapi, sebagai jurnalis dan penulis, Hemingway banyak menyaksikan perang, dan itu menjadi daya pikat tersendiri bagi para perekrut mata-mata. Dan kita juga tahu bahwa jurnalis adalah salah satu profesi yang bisa menjadi kedok sempurna bagi aktivitas spionase. Salah satu contoh terbaik soal ini adalah Harold Adrian Russell "Kim" Philby, agen MI6 Inggris yang ternyata juga bekerja untuk intelijen Uni Sovyet. Kilby pernah bekerja di World Review of Reviews dan menjadi kontributor The Times untuk liputan perang sipil di Spanyol.

 

Berbagai Karya Hemingway

 

Buku

(1925) In Our Time

(1926) The Torrents of Spring

(1926) The Sun Also Rises

(1927) Men Without Women

(1929) A Farewell to Arms

(1932) Death in the Afternoon

(1935) Green Hills of Africa

(1937) To Have and Have Not

(1940) For Whom the Bell Tolls

(1950) Across the River and into the Trees

(1952) The Old Man and the Sea

(1964) A Moveable Feast

(1970) Islands in the Stream

(1972) The Nick Adams Stories

(1984) The Fifth Column and the First Forty-Nine Stories

(1985) The Dangerous Summer

(1986) The Garden of Eden

(1987) Short Stories

(1999) True at First Light

 

Non-fiksi

(1932) Death in the Afternoon

(1935) Green Hills of Africa

(1962) Hemingway, The Wild Years

(1964) A Moveable Feast

(1967) By-Line: Ernest Hemingway

(1970) Ernest Hemingway: Cub Reporte

(1985) The Dangerous Summer

(1985) Dateline: Toronto

(1999) True at First Light

(2005) Under Kilimanjaro

 

Antologi

(1942) Men at War: The Best War Stories of All Time, dengan pengantar dari Hemingway, meski dia bukan penulis utamanya.

 

Kumpulan

(1923) Three Stories and Ten Poems

(1925) In Our Time

(1927) Men Without Women

(1933) Winner Take Nothing

(1938) The Fifth Column and the First Forty-Nine Stories (This collection includes the one in "In Our Time" and "Men Without Women")

(1947) The Essential Hemingway

(1961) The Snows of Kilimanjaro and Other Stories

(1969) The Fifth Column and Four Stories of the Spanish Civil War

(1972) The Nick Adams Stories

(1979) 88 Poems

(1979) Complete Poems

(1984) The Short Stories of Ernest Hemingway

(1987) The Complete Short Stories of Ernest Hemingway

(1995) The Collected Stories (Everyman's Library)

(1999) Hemingway on Writing

(2000) Hemingway on Fishing

(2003) Hemingway on Hunting

(2003) Hemingway on War

(2008) Hemingway on Paris

 

***

 

Foto: Foto paspor Ernest Hemingway, The New Yorker

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler