Semangat Untuk Perubahan

Awalnya dia mengenal saya di medsos Facebook, salah satu dari mereka, Hanna mengirim pesan messenger ke saya, menanyakan tentang organisasi Serikat PRT Sapulidi, sampai dia tanya "ini yayasan penyalur ya mbak?" Saya pun bercerita tentang tujuan SPRT Sapulidi itu diantaranya terwujudnya perlindungan dan pemenuhan hak-hak dan situasi kerja layak PRT dan saya pun menceritakan kegiatan organisasi Sapulidi diantaranya:

1. Pendidikan dan pelatihan PRT, sekolah PRT belajar tentang Perlindungan Situasi Kerja Layak, Pengorganisasian dan Berserikat
2. Mengorganisir untuk menghimpun dan memperluas anggota serikat.
3. Penanganan kasus kawan-kawan PRT yang mengalami kasus kekerasan.
4. Pelatihan ketrampilan: bahasa Inggris 2x /minggu, Komputer2x/minggu, memasak& bersih-bersih 3x/Minggu
5. Kejar paket A, B, C
6. Setiap anggota wajib membayar uang iuran perbulan Rp 10.000

Setelah Hanna membaca penjelasan ku, dia balik tanya "Apakah kalau saya mencari kerjaan di salurkan dan harus bayar berapa?". Saya pun menjawab pertanyaan dia "Saya sudah menjelaskan bahwa organisasi Sapulidi itu bukan yayasan penyalur, tapi untuk teman-teman yang sedang tidak bekerja atau mencari pekerjaan, kita bantu dengan info lowongan pekerjaan antara teman ke teman, kita juga ada grup khusus lowongan pekerjaan, jika ada info pasti akan dibagikan di grup tersebut.

Hanna pun curhat tentang pekerjanya, bahwa dia kerja sudah 3 tahun tapi gaji masih rendah, jauh diatas layak, majikan dia orang Indonesia, dan untuk libur mingguan saja susah.

Saya pun menyarankan Hanna untuk nego libur dan akhirnya, kami janjian ketemuan untuk penjelasan lebih lanjut. Hanna mengikuti saran saya dan dia ijin untuk bertemu dengan saya, di Hotel Sari Pan Pasifik saat saya mengikuti kegiatan "Lokakarya Membangu Mekanisme Rujukan untuk PRT dan penarikan PRTA" yang diadakan oleh ILO Jakarta. Kita pun sepakat janjian pas jam makan siang di hotel tersebut dan dia datang dengan membawa temannya juga seorang PRT.

Saat bertemu, ternyata kami berasal dari satu kabupaten tapi beda kampung. Setelah penjelasan singkat ku terkait organisasi SPRT Sapulidi dan keliatannya mereka tergugah untuk ikut, mereka pun menyatakan keinginannya untuk bergabung karena menginginkan perubahan yaitu dari segi pekerjaan, untuk bisa bernegosiasi dengan majikan, karena saat ini beban pekerjaan sangat banyak sementara upahnya sangat kecil. Selain itu, jam kerja mereka juga masih panjang dan tak ada hari libur. Mereka ingin bergabung aktif di kegiatan sekolah dan keterampilan di SPRT Sapulidi. Dengan ikut organisasi, diharapkan mereka bisa bernegosiasi dengan majikan untuk memperbaiki hak-hak mereka sebagai PRT. 

Saya pun mengeluarkan formulir keanggotaan dan mereka mengisinya. Nama lengkap mereka Widi Rohana atau lebi akrab dipanggila Hanna, usia 21 tahun dan Gesit Agustina Wati, atau Gege, usia 21 tahun. Usia mereka masih muda dan semangat untuk perubahan ke depan yang lebih baik perlu di acungi jempol, karena perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri, baru orang-orang di sekeliling kita. Mereka juga sempat mengikuti lokakarya walaupun sebentar tapi setidaknya mereka punya gambaran dan akan lebih semangat dan percaya bahwa organisasi Sapulidi itu bukanlah yayasan penyalur PRT. Justru organisasi SPRT Sapulidi dibangun untuk tujuan positif, berjuang untuk perubahan dan perlindungan PRT.

Hanna berjanji untuk segera bernegosiasi dengan majikannya setelah ini.

Semangat kawan, selagi ada kemauan disitu ada jalan, dan selamat bergabung buat Hana dan Gesit.

PRT adalah Pekerja

Bekerja Berbagai Berjuang Bersama Untuk Keadilan Kesetaraan.

#butuhhiduplayak

#butuhperlindunganhukum

Bahas dan Sahkan Segera 

#ruupprt

#konvensiilo189

Tentang Situasi Kerja Layak Pekerja Rumah Tangga.

Terima kasih 

Salam

Leni Suryani

Ikuti tulisan menarik Leny Suryani lainnya di sini.