x

Iklan

Gabriela Ajeng CP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jogja Berhati Nyaman, Berpohon Rindang

Fungsi pepohonan yang menghiasi trotoar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi destinasi wisata favorit di Indonesia. Jogja, begitulah orang-orang biasa menyebutnya, adalah kota yang identik dengan hangatnya pulang dan manisnya rindu bagi mereka yang permah singgah. Identitas semacam ini akan selalu beriringan dengan ekspektasi masyarakat pada umumnya bahwa Jogja harus dan akan selalu nyaman, sesuai dengan julukannya sebagai ‘Jogja Berhati Nyaman.’

“Nyaman” memang dapat dilihat dari banyak aspek, mulai dari suasana, masyarakat local hingga fasilitas atau infrastruktur yang ada. Jalan, sebagai bagian dari infrastruktur, adalah elemen yang penting untuk mempertahankan kenyamanan Jogja. Akhir-akhiri ni, Jogja semakin terlihat berkembang pesat. Hotel-hotel baru bermunculan dan pusat perbelanjaan ataupun supermarket besar banyak menghiasi kota Jogja. Suasana yang seketika muncul ketika pembangunan berkembang sebegitu pesatnya adalah gerah dan gersang.

Meskipun perubahan suasana tersebut tidak terjadi di semua sudut kota Jogja, namun ketakutan bahwa Jogja akan berubah menjadi kota yang tak laginyaman jelas muncul di benak masyarakatnya. Namun, masyarakat Jogja perlu bersyukur karena ada banyak ruas jalan di Jogja yang masih nyaman bagi penggunanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu ruas jalan yang masih nyaman bagi masyarakat Jogja adalah Jalan DI. Panjaitan. Jalan ini terletak di selatan Alun-Alun Selatan Yogyakarta, tempat iconic yang baru-baru ini menjadi destinasi untuk menghabiskan malam di Jogja, yang dihubungkan dengan Plengkung Gading. Di ujung utara jalan ini terdapat Pasar Gading di sisi timur dan di ujung selatan jalan ini terdapat Kandang Menjangan atau juga terkenal dengan Panggung Krapyak, sebuah bangunan tua yang berada di tengah persimpangan jalan. Jalan DI. Panjaitan ini adalah jalan yang selalu ramai meskipun jalan ini tidak terlalu lebar. Dari ujung utara hingga selatan, di semua sisinya, jalanan ini hamper sesak dengan adanya rumah penduduk, toko, warung, café, sekolah, apotek, masjid, gereja dan lain-lain. Bahkan, kantor Kecamatan dan Puskesmas Mantrijeron pun berdampinganberada di jalan ini.

Dengan banyaknya bangunan dan tempat-tempat strategis, maka jalan ini pun menjadi jalan yang tak akan pernah sepi aktivitas. Kondisi jalan ini sebenarnya sama dengan dengan jalan-jalan lain di pusat kota Jogja lain. Jalan ini sudah beraspal halus dan hampir tidak ada lubang yang cukup membahayakan. Yang menjadikan jalan ini nyaman adalah adanya trotoar yang lebar di sisi barat jalan. Dibandingkan dengan trotoar di sisi timur, trotoar di sisi barat jauh lebih lebar. Selain karena ruang yang sangat cukup bagi pejalan kaki, trotoar di sisi barat juga dipenuhi dengan pepohonan rindang.

Pepohonan yang sangat rindang ini memberikan banyakmanfaat. Bagi pejalan kaki, pepohonan ini melindungi mereka dari teriknya matahari di siang hari. Karena keberadaan pepohonan juga berkontribusi pada meningkatnya produksi oksigen, maka area di sekitar pepohonan tersebut menjadi lebih segar dan nyaman. Seperti dikutip pada National Geographic bahwa, “Pohon membersihkan udara, memberikan perlindungan terhadap panas, dan mengurangi emisi perubahan iklim. Dan menurut ahli syaraf lingkungan Marc Berman, mereka juga memperbaiki kesehatan orang-orang yang hidup di dekat mereka.” Maka, jelas terlihat bahwa pepohonan rindang di pinggir jalan atau trotoar mendatangkan banyak kebaikan yang luas dan dapat dinikmati oleh banyak orang, tidak hanya bagi pejalan kaki.

Namun, dengan adanya kenyamanan pada area pinggir jalan ini, banyak yang kemudian memanfaatkannya sebagai lahan untuk berjualan, terutama di antara batas pohon yang satu dengan batas pohon yang lain. Pada dasarnya, siapapun tidak diperkenankan menggunakan atau memiliki trotoar. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 131 ayat 1 yang berbunyi “Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.” Undang-Undang tersebut jelas menunjukkan bahwa trotoar diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Selama ini, memang keberadaan para penjual tersebut belum terlalu mengganggu aktivitas pejalan kaki. Sebab, meskipun banyak yang memanfaatkan trotoar di Jalan DI. Panjaitan, namun untungnya ruang untuk pejalan kaki masih memadai karena lebarnya trotoar di sisi barat jalan tersebut. Meskipun demikian, jika memang perlu untuk dilakukan penertiban atau pengaturan yang dapat saling menguntungkan, maka akan lebih baik. Terutama, bila pengaturan kembali tersebut mempertimbangkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan lansia.

Harapannya, area hijau di sisi jalan atau trotoar dapat diupayakan untuk dibuat lebih banyak lagi di sudut kota Jogja yang lain. Hal ini tak lain untuk terus menyamankan jalan dan trotoar bagi penggunanya. Namun, juga perlu diperhatikan akan adanya kemungkinan penggunaan trotoar yang berpotensi mengganggu fungsi aslinya. Sungguh nyaman bila di sisi-sisi jalan di Jogja dipenuhi pepohonan rindang yang memberikan manfaat tidak hanya kepada pejalan kaki, namun juga kepada pengendara yang melewati jalan tersebut. Sehingga, Jogja tak hanya berhati nyaman, namun juga berpohon rindang.

#InfrastrukturKitaSemua

Ikuti tulisan menarik Gabriela Ajeng CP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler