x

Iklan

deni yusup

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Partai Politik dan Rematch Jokowi versus Prabowo di Pilpres

Pertarungan di pilpres 2019 nanti akan semakin menarik menampilkan pertarungan ulang yang berbeda jauh dengan pertarungan pertama

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Partai Politik dan Rematch Jokowi versus  Prabowo di Pilpres 2019

 

Pemilihan umum  untuk memilih legislatif dan memilih Presiden serentak masih dua tahun lagi, partai- partai Politik saat sekarang sedang melakukan  strategi politik untuk mempersiapkan langkah- langkah untuk meraih suara di tahun 2019. Walaupun saat sekarang partai politik sedang fokus mempersiapkan Pilkada serentak tahun 2018 yang beriringan dengan konsolidasi internal untuk mempersiapkan di tahun 2019.

Partai- partai baru bermunculan saat sekarang menandakan proses demokrasi mulai berjalan dan ramai, partai baru yang telah mendaftarkan diri di kementerian hukum dan HAM yang telah diresmikan, seperti partai baru yang muncul dimedia cetak dan elektronik ada partai perindo yang di motori oleh hary tanoesoedibjo, partai PSI yang diketuai oleh grace Natalie mantan presenter, ada partai Idaman yang dimotori oleh Roma irama dan partai berkarya yang mengambil simbol Tommy Soeharto. Partai-partai ini telah terdaptar dan dinyatakan sah oleh menkumham selaku partai politik serta siap bertarung dipemilu 2019.  tinggal menungu proses selanjutnya tahapan verifikasi oleh KPU untuk  mengikuti pemilu 2019 .

Selain partai baru tentunya partai lama yang diparlemen dan non parlemen akan meramaikan pemilihan umum tahun 2019. Untuk memilih wakil-wakil rakyat serta memilih Presiden langsung, partai non parlemen yang tidak masuk ambang batas perolehan kursi parlemen, saat ini ada partai PKPI diketuai oleh A.M hendropriyono serta ada sempalan partai ini karena mengalami dualisme kepemimpinan,partai bulan bintang yang ketua  Umum oleh Prof. Yusril izha Mahendra, serta partai- partai politik yang ada diparlemen partai PDIP ketua Umum megawati, partai Gokar yang ketua umumnya Setya Novanto, Partai Demokrat yang ketua umumnya Bambang susilo yudhoyono, Gerindra ketua umumnya Prabowo Subianto, PKB ketua umumnya muhaimain iskandar, partai PAN ketua umumnya zulkifli hasan, partai Hanura, partai  PPP, partai Nasdem serta partai PKS, saat ini partai-partai sedang melakukan konsolidasi internal jelang dua tahun lagi untuk mempersiapan dalam pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbicara pemilihan umum tentu tidak lepas dari undang - undang  pemilu yang saat sekarang masih pembahasan di Pansus dan akan di sahkan oleh DPR RI dengan Pemerintah, ada beberapa isu yang menarik yang sedang dibahas di DPR dan Pemerintah, isu soal ambang batas pencalonan Presiden, isu penguatan partai dan penguatan sistem presidensil, isu soal pembagian jumlah dapil yang akan bertambah serta Penambahan jumlah kursi DPR, tata cara pemilihan anggota DPD RI ini semua yang menjadi isu- isu yang dibahas diDPR oleh pansus dan Pemerintah.

Tentunya kita berharap bahwa apa yang akan dihasilkan oleh DPR dan Pemerintah mencerminkan sistem pemilu yang berkeadilan sistem presidensil yang kuat, adanya penguatan terhadap hak- hak warga dalam menentukan hak politiknya,sistem pemilihan proposional terbuka mencerminkan sistem yang tranparan dan bisa mewakili aspirasi publik, tetapi kalau pansus menentukan sistem proposional tertutup tentu tidak mencerminkan  prinsip keterbukaan publik. Disisi lain penguatan partai politik sangat penting dalam merekrut kader- kader untuk menjadi calon legislatif dalam peningkatan kualitas legislatif ditentukan oleh kualitas rekrutmen partai politik, kalau pola rekrutmen dan sistemnya baik,tentu kualitas yang dihasilkan akan bisa menjawab keinginan publik, dan bisa mengurangi citra buruk partai politik di DPR yang saat ini terpuruk,Karena citra korupsinya. Kita semua berharap pembahasan bisa selesai cepat dan menghasilkan produk yang bisa menguatkan proses demokrasi kita.

Dalam pesta demokrasi tentu Penyelengaraan pemilu KPU sangat penting, KPU yang baru terpilih dan telah dilantik perlu  mempersiapkan perangkat pemilihan umum tahun 2019.Tugas awal mereka menanti sebelum tahun 2019 saat ini mereka disibukkan oleh persiapan tahapan  pemilihan kepala daerah serentak di tahun 2018. Rancangan undang-undang yang dibahas oleh pansus dengan Pemerintah akan mencakup seluruh aspek yang meliputi pemilihan umum, pemilihan umum nanti memerlukan kerja Ekstra dengan perencanaan yang matang yang dilakukan oleh peyelengaraan pemilu disebabkan pemilihan umum tahun 2019, adalah pemilihan pertama secara langsung antara pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden serentak dilaksanakan, hal ini yang memerlukan perhatian khusus dari DPR dan Pemerintah dalam hal ini merampungkan pembahas undang-undang pemilu ini.

Partai politik selaku peserta pemilu tentunya berkepentingan untuk mensukeskan hajatan tersebut, memang terkesan terlalu dini kita berbicara pemilu saat sekarang tetapi memang paktanya proses untuk menuju kesana memerlukan persiapan yang matang, dari sisi peyelengaraan telah mengeluarkan draf agenda pemilihan umum nanti, sambil menungu undang- Undang pemilu yang sedang dibahas disahkan, yang menarik untuk kita bahas dalam persiapan pemilihan umum ini adalah kesiapan peserta pemilu dan persiapan peyelengaraan pemilu, dalam rentan waktu dua tahun ini memang dirasa terlalu dekat sebab undang- undang pemilu dari setiap periode selalu dirubah untuk pematangan, memang yang ideal undang- undang pemilu tidak mesti di lakukan perubahan terus menerus, Karena itu juga berefek terhadap kesiapan pelaksana yang tidak optimal takala waktu dan kesempatan mempersiapkan pemilu itu terbilang dekat, ini menjadi kendala dari  tiap periode yang dialami Oleh KPU, semestinya DPR dan Pemerintah bisa menyiasati itu karena kita mengetahui sendiri letak geografis wilayah Indonesia yang luas, yang memerlukan jangkau waktu yang cukup untuk mendistribusikan logistik pemilu.

Rematch Jokowi versus Prabowo pilpres 2019

Selain isu kesiapan partai politik dan Penyelengaraan pemilu yang dibahas, yang tidak kalah menariknya adalah pertarungan tokoh politik yang akan bertarung di tahun 2019. Jokowi selaku Presiden berpeluang maju untuk kedua kalinya untuk mencalonkan selaku calon Presiden selain jokowi tokoh yang muncul masih tokoh lama yang bertarung dengan jokowi, sosok Prabowo yang menjadi ketua umum Gerindra yang menjadi tokoh sentral untuk maju kembali bertarung dengan jokowi, kalau ini terjadi memungkinkan akan ada pertarungan rematch Antara jokowi dan Prabowo, memang masih terlalu dini kita  membahas  pertarungan ulang antara Prabowo dan jokowi, tetapi memang Paktanya relevan untuk kita bahas, karena jokowi selaku Presiden sekarang tentunya berpulang besar untuk melanjutkan satu periode lagi selaku Presiden, disisi lain Prabowo masih menjaga Ketokohannya selaku ketua umum partai politik terbesar ketiga saat sekarang, dimana tentu sangat menarik untuk dibahas peta perpolitikan nasional ini dilihat dari konsepsi partai politik yang ada sekarang.

Pertarungan di pilpres  nanti akan semakin menarik menampilkan pertarungan ulang yang berbeda jauh dengan pertarungan pertama, dimana modal sosial politik yang berbeda pula, sosok jokowi selaku pertahanan tentu memiliki kekuatan daya tarik tersendiri bagi partai politik yang mengusungnya, jualan penguasa nanti dalam merebut hati rakyat tentu menghadirkan fakta dan fakta  yang telah dilaksanakan selama berkuasa, ini menjadi daya tarik jokowi saat ini, tetapi memang tidak bisa dibilang kekuatan sosial politik Prabowo tidak kuat, faktanya selama Prabowo memimpin Gerindra beliau selalu memenangkan pertarungan kader- kader yang diusung dalam setiap pilkada serentak, ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi Prabowo untuk memantapkan dirinya untuk maju di pemilihan Presiden kedua kali untuk melawan jokowi.

Pertarungan probowo dan jokowi memungkinkan terjadi dan dengan kekuatan politik dan daya tarik yang lain, akan menambah keseruan tersendiri dalam Pilpres nanti, selain itu juga memungkinkan ada calon lain takala ambang batas pencalonan Presiden yang ditetapkan  oleh Pansus memutuskan lain, memungkinkan bisa muncul calon lain selain pertarungan Prabowo dan jokowi. Kekuatan lain yang tidak bisa dikesampingkan ada  sosok Susilo Bambang Yudoyono selaku mantan Presiden yang memimpin partai Demokrat, serta tokoh- tokoh partai politik lainya yang mesti diperhitungkan dalam wacana pencalonan Presiden yang bisa mewarnai proses pemilihan Presiden, kubu Jokowi dengan tokoh sentral dibelakangnya Megawati Soekarno putri selaku ketua umum PDIP , menjadi sentral koalisi yang dibangun oleh jokowi dalam menggalang koalisi untuk maju kembali periode kedua. Pertarungan jokowi kedepan memang bisa dibilang melawan dirinya sendiri sebelum melawan penantang politik di pilpres nanti, kenapa jokowi harus melawan dirinya sendiri artinya jokowi harus membuktikan bahwa program dan target pemerintahanya bisa berjalan sesuai dengan target yang ditentukan dan publik bisa merasakan hasil dari kinerja jokowi, kalau itu terjadi pertarungan dipilpres akan lebih mudah dijalankan oleh jokowi karena miliki modal yang kuat dari kerja- kerja nyata yang terwujud, tetapi kalau Pogram dan kinerja jokowi tidak sesuai dengan harapan publik itu menjadi kekuatan lawan politiknya untuk menawarkan solusi  pogram yang lebih dari jokowi. seperti Prabowo sangat mungkin menawarkan pogram dan harapan baru buat bangsa untuk  melawan pogram jokowi.

Sosok Prabowo kalau dilihat dari hasil survei masih dibawah jokowi, tetapi dari hari kehari perkembangan daya tarik Prabowo makin meningkat dimata publik, selain manuver yang dilakukan Prabowo dalam setiap momen politik, baik dari mesikapi problem publik serta ketepatan Prabowo dalam menentukan calon kepala daerah yang diusung  dipilkada yang telah dilaksanakan  selalu tepat dan terpilih.

Menanti pertarungan ulang Prabowo dan jokowi sangat menarik untuk disimak, tentu tidak mengesampikan tokoh- tokoh lain yang berpotensi untuk maju menjadi calon Presiden ditahun 2019 nanti. Setiap pemilu melahirkan kejutan- kejutan demokrasi, moga saja demokrasi kita semakin matang dan kualitas demokrasi kita ditentukan oleh kita semua.

 

Deni yusup, M.Si

Peneliti Nusantara riset

Ketua Bidang PP Masika ICMI

 

Ikuti tulisan menarik deni yusup lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler