x

Ilustrasi wanita bersembunyi di balik selimut. shutterstock.com

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Introver di Panggung Kaum Extrover

Kata sebagian orang, dunia ini panggung yang disediakan bagi kaum extrover.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Sebagian orang lebih mencintai sunyi—menyendiri di rumah yang sepi untuk menulis sejarah sains atau memikirkan pemecahan atas sebuah kebuntuan matematis. Bagi mereka, kesibukan sekeliling hanya akan jadi interuptor yang mengganggu proses kreatifnya. Inspirasi, bagi mereka, lebih kerap datang berkunjung di tengah kesunyian.

Begitulah, kaum introver menyerap energi besar dari kesendirian dan memetik ilham di tengah kesunyian. Semakin dalam watak introver, semakin memerlukan linngkungan senyap untuk menstimuli proses kreatif. Di tengah limpahan informasi yang berlebih, seorang introver malah bisa shut down—mati kutu.

Tatkala seorang introver lebih menikmati kesunyian, apakah berarti ia antisosial dan karena itu buruk, seperti anggapan banyak orang yang sesungguhnya dikuasai kaum ekstrover? Tidakkah kesunyian itu menyenangkan sebagaimana pesta itu menggembirakan bagi kaum ekstrover?

Pendeknya, tidakkah introver dan ekstrover hanya berbeda dalam hal pendekatan dan persepsi mereka tentang dunia? Barangkali, ini bukan sekedar ‘hanya’. Setidaknya, sebagian orang boleh jadi menganggap perbedaan itu sangat patut dipertimbangkan. Bagaimana menurut Anda, adakah perbedaan mendasar antara seseorang yang mencerna lebih dalam dan seseorang yang langsung bereaksi ketika dihadapkan pada suatu situasi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbedaan ini, menurut Marti Olsen Laney, penulis buku The Introvert Advantage, bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lain. Ini perbedaan pendekatan dalam memandang dunia, perbedaan perspektif dalam menanggapi situasi. Apakah yang membedakan seseorang yang bersemangat di tengah keramaian dari seseorang yang merasa ‘pusing’ di tengah situasi yang sama?

Masing-masing orang, dengan karakter yang unik dan khas, memainkan peran masing-masing dalam membentuk dunia. Kaum innie (introver) dan kaum outie (extrover) punya cara pandang berbeda, dan di situlah peran masing-masing saling memperkaya. Ini bukan perkara mana yang lebih baik dan lebih buruk, melainkan perihal kesempatan yang harus diperjuangkan, khususnya bagi kaum innie, agar suara mereka lebih didengar. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB