x

Iklan

BedjoSL

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Janji Palsu Menolak Pulau Palsu?

Samar-samar terdengar kabar fals (bukan Iwan yang kini bersura merdu), konon katanya ada pertemuan antara pemilik pulau palsu dengan calon gubernur baru.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Samar-samar terdengar kabar fals (bukan Iwan yang kini bersura merdu), konon katanya ada pertemuan antara pemilik pulau palsu dengan calon gubernur baru (saat itu). Konon katanya pula, pertemuan itu, berisi bisik-bisik tetangga tentang penyelamatan dan pengamanan jalur menuju pulau palsu.

Tak berlebihan memang, mengingat proyek pulau palsu adalah proyek yang "luar biasah". Setelah mangkrak hampir 29 tahun sejak jaman orde baru, dengan ajaibnya bak sulap ala pak Tarno, dalam 3-4 tahun pembangunan pulau palsu ini sudah mendekati 80 %.

Dan harap dimaklumi juga karena yang punya gawe ini ibaranya masih sebangsa dengan Night Fury, Terrible Terror, Gronckle, Monstrous Nightmare, Deadly Nadder, Hideous Zippleback, Boneknapper, Seadragonus Giganticus Maximus dan Bewilderbeast yang begitu perkasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang kekayaan per-orangnya aja bisa mencukupi kebutuhan dasar sepertiga penduduk negeri ini (catat: wajar kepentingan mereka lebih diutamakan). Sementara sebagai EO-nya adalah orang yang punya kuasa dan serba tahu segala urusan di jaman now, segala urusan tak akan bisa terjadi tanpa sepengetahuan dan ijin beliaunya.

Jadi berat rasanya bagi gubernur baru untuk bisa memenuhi janjinya menolak undangan hajatan di pulau palsu itu. Tangan-tangan perkasa dibalik pulau palsu jelas tidak akan tinggal diam, akan selalu cawe-cawe agar proyek ini akan terus berjalan. Pertemuan-pertemuan seperti itu di hari belakangan ini semakin terlihat wajar saja, politik bukan lagi tentang suara rakyat adalah suara Tuhan. Rakyat hanyalah alat dan jalan untuk menggapai puncak kepemimpinan melalui hajatan yang disebut dengan pesta demokrasi.

Politik menurut mereka adalah cair, tidak ada lawan abadi yang ada hanyalah kepentingan abadi. Wajar juga bila saat ini yang banyak terjadi adalah politik prabayar atau politik ijon, karena tingginya biaya pencalonan untuk menjadi calon pemimpin. Dimodali terlebih dahulu oleh pemodal besar, namun kebijakan dan arah pemerintahan disesuaikan dengan kebutuhan pemodal.

Sementara bagi rakyat sendiri politik itu kotor, politik itu kejam dan tidak berperasaan, janji politik yang diingkari itu sudah biasa, contohnya ada dimana-mana, tidak presiden, tidak gubernur, tidak bupati bahkan hingga lurahpun juga sama saja. Rakyat hanya dapat remah-remah kebijakan, hanya satu dua yang akan terpenuhi janji surga yang pernah dihembuskan pada mereka.

Dan seperti biasa setelah hajatan demokrasi bernama pemilu, yang keras, yang lembut, yang kejam, yang kalem, dan lain sebagainya, rakyat pemilih dengan perlahan namun pasti dilupakan. Hajatan demokrasi ibarat kemarau setahun yang diguyur hujan sehari, dengan cepat hilang tak berbekas. Nasib mereka tak akan jauh bedanya dengan setahun, lima tahun atau sepuluh tahun sebelumnya, masih sibuk ngurusi hari makan apa, bukan hari ini enaknya makan dimana....

Sumber gambar: https://metro.tempo.co/read/876795/anies-ingin-pulau-reklamasi-untuk-publik-djarot-biarkan-saja

Ikuti tulisan menarik BedjoSL lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler