Tegas, Sudirman Said Menolak Impor Beras Masuk ke Jawa Tengah
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBSudirman Said menyedihkan petani yang selalu mengalami siklus kesusahan setiap tahun
Negeri ini selalu diperkenalkan sebagai negara agraris, yang artinya sumber utama penyokong kehidupan penduduk dan negara ini secara keseluruhan adalah pertanian. Namun dalam kenyataannya, apa yang menjadi karakter dan jati diri negeri ini, yakni pertanian, tidak pernah diperhatikan dengan sangat serius.
Terbukti, sampai hari ini tidak ada kebijakan khususu mengenai perlindungan petani, subsidi pertanian, perlindungan pasar produk pertanian lokal, perlindungan bibit, pembangunan infrastruktur pertanian secara massif, penelitian pertanian, dan lain sebagainya.
Bahkan, saat ini para petani seperti tengah berjudi dalam aktivitas pertanian mereka. Sebab, selain karena musim yang tidak menentu dan serangan hama, harga produk pertanian mereka juga sangat dipengaruhi oleh para tengkulak besar. Terlebih, dengan kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras di saat petani tengah memasuki musim panen. Akibatnya, nasib para petani sangat memprihatinkan, padahal mereka lah yang paling berjasa sebagai tulang punggung kehidupan republik ini.
Di sisi lain, ada siklus kesusahan yang bisa disebut penderitaan rutin yang dialami oleh para petani. Siklus tersebut mengikuti siklus musim tanam dan musim panen. Di musim panen, para petani biasanya harus berhutang sebagai modal untuk membeli bibit, pupuk, ongkos penggarapan sawah, dan biaya hidup keluarga.
Sementara itu di musim panen, harga produk pertanian mereka anjlok sehingga terkadang tidak bisa mencukupi untuk membayar modal tanam. Di sisi lain, karena modal tanam mereka berasal dari hutang, para petani terpaksa harus menjual cepat hasil pertanian mereka, dan biasanya dengan harga murah.
Ini lah situasi rutin, yang oleh Sudirman Said sebut sebagai ketegaan pemerintah terhadap elemen bangsa yang memberi mereka makan. Bagi Sudirman Said, para petani adalah “orangtua” negeri ini yang menyediakan bahan-bahan bagi kebutuhan paling mendasar dari seseorang, yakni makan. Karena itu, ia menyebutnya sebagai ketegaan ketika pemerintah tidak kunjung memberikan perhatian yang semestinya.
Bagi Sudirman Said, sudah seharusnya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk lebih serius memikirkan nasib para petani. Mereka seharunya memiliki keberpihakan untuk memutus siklus kesusahan dan penderitaan para petani. Yakni dengan menjamin pinjaman modal tanam, biaya hidup petani, dan harga hasil pertanian saat musim panen.
Sudirman Said mengingatkan bahwa kondisi pertanian memiliki efek panjang ke persoalan-persoalan lain, seperti politik dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, dan mempengaruhi keinginan generasi muda untuk berkecimpung dalam dunia pertanian. Jika kondisi dunia pertanian baik, maka baik pula efeknya, begitu juga sebaliknya.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ini Ajakan Sudirman Said kepada Para Pemimpin
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBTegas, Sudirman Said Menolak Impor Beras Masuk ke Jawa Tengah
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler