x

Iklan

Fehri Setiawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Peduli Nasib Buruh, Khofifah Kunjungi Pabrik Padat Karya

Calon Gubenur Jawa Timur nomer urut satu Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan ke PT Ittihad Rahmat Utama di Desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Calon Gubenur Jawa Timur nomer urut satu Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan ke PT Ittihad Rahmat Utama di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, hari ini Kamis (31/05/2018). Di pabrik padat karya ini, Khofifah menyapa para buruh yang didominasi kaum perempuan.

"Memang kami melakukan kunjungan ke MPS (Mitra Produksi Sigaret). Di sini kita melihat bahwa semua MPS ini padat karya dan 95 sampai 99 persen adalah perempuan. Rata-rata mereka adalah perempuan tulang punggung ekonomi keluarga," ungkapnya.

 Menurut Khofifah, hal itu dapat dilihat sebagai suatu kesatuan di dalam SOP proses rekruitmentnya. Alasannya, untuk bekerja di pabrik tersebut tidak dipersyaratkan harus lulus SMA. Bahkan, Khofifah mengungkapkan, di antara mereka ada yang lulus SD dan SMP.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ketika mereka bekerja di MPS ini, mereka mendapatkan UMK yang bahkan ++, mereka dapat THR juga sudah mereka terima. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa data yang sampai kepada kami tinggal 6 persen saja sebetulnya rokok kita diproduksi secara sigaret kretek tangan," ujarnya.

Sebagian besar telat Sigaret Kretek Mesin (SKM), selebihnya yaitu Sigaret Kretek Tangan (SKT) hanya tinggal enam persen saja. Karena itu, masih dari penuturan Khofifah, harus ada perlakuan khususnya. Yakni, dengan memberikan stimulus khusus bagi SKT dibanding dengan SKM. Bagi mereka yang memperkerjakan dengan padat karya memang harus mendapatkan stimulan daripada yang SKM.

"Kita bisa lihat perempuan yang sebagian tulang punggung ekonomi keluarga, kemudian mereka bisa mencukupi kebutuhan mereka dengan bekerja di MPS seperti ini. Spesifikasi stimulan cukainya berbeda, SKM dan SKT ya harus diberikan salah satu prefilis dari stimulan itu," paparnya.

Misalnya, SKT harus lebih kecil nilai cukainya dibanding yang SKM. Selain itu, lanjut Khofifah, koperasi-koperasi di MPS memiliki salah satu prespektif karet. Sebut saja di Bojonegoro, MPS nya milik koperasi. Jika ada penguatan koperasi maka kebutuhan yang tidak terpenuhi bisa dipenuhi di koperasi tersebut.

"Kalau ada penguatan-penguatan koperasi maka kebutuhan-kebutuhan lain yang belum terpenuhi, maka mereka tidak akan terjebak pada rentenir. Tapi mereka akan menggunakan fasilitas koperasi yang ada," tutup Khofifah.

Ikuti tulisan menarik Fehri Setiawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler