x

Iklan


Bergabung Sejak: 1 Januari 1970

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menaksir Masalah Finansial Anda di Masa Pensiun

Banyak orang mengalami masalah finansial di masa pensiun, di hari tua. Apa masalah finansial Anda di masa pensiun? berikut taksirannya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap orang kerja pasti ingin sejahtera di hari tua, di masa pensiun.

Tapi sayangnya, tidak semua orang kerja berhasil merencanakan masa pensiun yang keren. Mengapa? Karena mereka “gagal” mempersiapkan ketersediaan dana untuk hidup di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Mau tidak mau, realitas yang terjadi pun tidak sedikit pensiunan yang hidupnya berakhir tragis. Jatuh miskin di masa pensiun atau hidup sebatang kara karena dianggap menjadi beban bagi keluaragnya. Jelas, masalah finansial “menghantui” kebanyakan pekerja di Indonesia.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara fakta lain di era milenial ini mengungkapkan bahwa masalah keuangan jadi pemicu terbesar terjadinya perceraian. Ada 59% pasangan bercerai akibat masalah finansial (Survei Edelman Intelligence akhir tahun 2016). Di Indonesia sendiri, angka perceraian tiap tahun meningkat 16-20 persen. Lagi-lagi, penyebabnya karena masalah uang.

 

Maka, untuk apa bekerja dan bisa hidup mewah di saat bekerja. Tapi gagal mempertahankan kecukupan finansial di masa pensiun? Saat bekerja mampu mengikuti tren gaya hidup, terlihat konsumeris, bahkan sedikit hedonis. Namun setelah pensiun, mengalami kesulitan finansial. Survei membuktikan, 73% orang kerja di Indonesia mengalami masalah finansila di masa pensiun. Mungkinkah nanti, Anda termasuk di dalamnya? Semoga tidak dan bukan Anda.

 

Lalu, gimana menaksir masalah finansial Anda di masa pensiun?

Saat ini di Indonesia, rata-rata usia pensiun berada di kisaran 55- 60 tahun. Dalam konteks pensiun, seberapa lama Anda bekerja tidak akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masa pensiun bila Anda tidak menyisihkan “sebagian dana” untuk program pensiun. Belum lagi, usia harapan hidup Indonesia kini telah mencapai 72 tahun.  Lalu, seberapa Anda siap uang untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga di masa pensiun? Sungguh, pertanyaan yang mudah tapi sulit dijawab.

 

Sebagai insan beragama, kita sepakat, bahwa hidup adalah urusan Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan setiap insan, pasti sudah punya rezeki masing-masing. Tapi tentu, itu semua bukan berarti tanpa perencanaan, tanpa kalkulasi. Antara berapa pemasukan dan berapa pengeluaran? Saat bekerja Anda masih punya income, namun setelah pensiun dari mana income Anda? Keadaan yang patut direnungkan orang kerja.

 

Ketahuilah good worker Indonesia.

Sebuah studi menyebut Tingkat Penghasilan Pensiun (TPP) atau replacement ratio seseorang di masa pensiun adalah 70%-80% dari gaji terakhir. Itu artinya, seorang pekerja membutuhkan “uang pensiun” sebesar 70%-80% dari gaji terakhir untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, di samping tetap dapat mempertahankan gaya hidupnya. Sementara secara kalkulasi, program Jaminan Hari Tua (JHT) dan jaminan pensiun yang “wajib” dan sudah Anda miliki, termasuk uang pesangon imbalan pasca kerja dari kantor Anda bila dijumlahkan, mungkin hanya mencapai 30% dari TPP yang diperlukan. Dengan demikian, setiap pekerja ditaksir memiliki kekurangan TPP antara 40%-50%. Lalu, dari mana Anda menutupi kekurangan TPP tersebut?

 

Sebagai contoh, Anda yang bergaji Rp. 10 juta saat memasuki pensiun. Maka dibutuhkan TPP sebesar 7-8 juta per bulan di masa pensiun. Sedangkan uang JHT, Jaminan Pensiun, dan pesangon yang Anda terima bisa jadi hanya memenuhi kebbutuhan Rp. 3 juta per bulan saja. Maka dari mana kekurangan Rp. 4-5 juta yang dibutuhkan untuk biaya hidup Anda di masa pensiun?. Mulailah berpikir sekarang dan mengambil aksi nyata untuk masa pensiun diri sendiri.

 

Good worker Indonesia.

Gaya hidup bila diikuti pasti tidak ada batasnya. Konsumerisme pun sering kali berbuah penyesalan. Sedangkan hedonism pasti bertentangan dengan nilai-nilai moral kita. Apalagi pangkat dan jabatan, tentu tidak akan kekal selamanya. Karena setiap yang bekerja pasti akan pensiun pada akhirnya, cepat atau lambat.

 

Berangkat dari realitas itulah, potensi masalah keuangan Anda di masa pensiun jangan sampai menghantui setiap waktu. Mumpung masih bekerja, segeralah untuk bertindak untuk merencanakan masa pensiun Anda. Mau seperti apa, mau kayak apa di masa pensiun? Semuanya tergantung Anda. Mau atau tidak mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera.

 

Maka salah satu solusinya adalah memulai untuk menyisihkan sebagian gaji, rata-rata 10% per bulan untuk program pensiun. Dan pilihan yang paling sesuai untuk menyiapkan program pensiun tentu melalui program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. Anda secara individu dapat memilih DPLK yang sesuai untuk mengikuti program DPLK. Atau Anda sebagai pekerja, mulailah aspirasikan ke perusahaan atau pemberi kerja untuk menyediakan program pensiun DPLK sebagai bagian fasilitas program kesejahteraan karyawan, selain asuransi kesehatan.

 

Jadi, bagaimana menaksir masalah finansial Anda di masa pensiun?

Hindarilah keadaan “jatuh miskin” di masa pensiun, di saat tidak bekerja lagi. Karena itu akan menjadi beban buat keluarga atau anak-anak kita. Persiapkanlah sejak dini, program pensiun yang memadai untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup di masa pensiun. Karena masa pensiun dan hari tua Anda, justru ada di tangan Anda sendiri …. #YukSiapkanPensiun

 

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB