Semangat SBY Menjadi Penabur Islam Rahmat bagi Semesta Alam
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB“Saya yakin, keagungan Alquran akan memberikan inspirasi yang tidak akan pernah kering dan pernah usang."
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah seorang muslim. Terlahir dari Ayah dan Ibu muslim. Kedua orang tua beliau adalah alumni pondok pesantren. Hidup dalam dekapan kasih sayang dan kesederhanaan.
Hidup dalam keterpaduan teladan Ayah dan Ibu. Penaburan nilai-nilai Islam dimulai semenjak kecil. Kemudian berkembang sesuai dengan garis hidup dan ikhtiar pilihan peran hidup. Termasuk menjadi Presiden Republik Indonesia ke-6 selama 10 tahun.
Prof. Nasharuddin Umar memberikan gambaran dua hal yang berbeda tentang keberIslaman. Pertama, kemampuan penguasaan seseorang tentang Islam secara intelektual, seperti orientalis. Kedua, kemampuan menghidupkan Islam dalam diri melalui pencarian, peleburan, kelekatan, penanaman, pengorbanan yang panjang semenjak kecil sampai dewasa dan meninggal dunia.
Dua kutub ini bisa menjadi bagian terpisah dalam diri seseorang atau menyatu padu. Kesempurnaan perpaduan utuh dan sinergi ini ada pada Rasulullah Saw dan sahabat, kemudian para ‘alim ulama. Warisan ini bergerak ke penjuru dunia, termasuk Indonesia. Wujud ini terlihat dari sejarah langgar, pondok pesantren dan kerajaan sebelum pra kemerdekaan Indonesia.
Keyakinan atau Iman dapat ditelusuri dari 3 indikator yang terdapat dalam aktivitas sepenjang hipup atau penggalan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Allaah Swt, termasuk SBY.
Pertama adalah ucapan. Ucapan yang keluar dari seseorang adalah parameter pertama. Dapat ditelusuri lewat orang yang pernah bersama dalam berbagai peran kehidupan, termasuk menjadi Presiden Republik Indonesia.
“Saya yakin, keagungan Alquran akan memberikan inspirasi yang tidak akan pernah kering dan pernah usang. Mukjizat itulah yang mendorong kita semua tanpa kenal lelah untuk mendalami dan mempelajari Alquran”.
Penggalan ucapan SBY yang pernah disampaikan dalam sambutan di Acara Silaturrahmi dengan Peserta Musabaqah hafalan Alquran dan Hadist Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Su’ud Tingkat Asean dan Pasifik III Tahun 2010.
“Alquran mengandung falsafah, kisah-kisah dan sumber ilmu pengetahuan sebagai pelajaran, nasihat dan perncerdasan bagi umat manusia. Keyakinan berwujud pemahaman terhadap Alquran tidak terbangun secara utuh tanpa memahami hadist-hadist Nabi Muhammad Saw.”
Perenungan, kemauan mengkaji dan belajar dan dekat dengan Alquran dan Hadist akan membentuk cara pandang, cara pikir dan ucapan dan dibuktikan dengan tindakan utuh dalam peran kehidupan.
“Hadist-hadist yang diungkapkan oleh Rasulullaah Saw, baik yang disampaikan secara langsung melalui lisan, sikap, tindakan, perbuatan, bahkan diamnya Nabi merupakan penjelasan dan penjabaran Alquran”.
Kedua, adalah kerisauan positif tentang realitas hidup. Realitas yang semakin menjarak dari perilaku sesuai dengan kehendak Alquran dan hadist. Kerisauan positif menjadi energi positif untuk mewujudkan dalam kebijakan, tindakan, keputusan, keberpihakan dan upaya maksimal.
Kerisauan positif ini terlihat dari upaya meletakkan masjid sebagai pusat muslim berbagai etnis, ras, suku, status sosial, ekonomi, pendidikan. Dimana Masjid adalah pusat kebaikan, pusat kebajikan”.
Seruan ini keluar dari SBY untuk mengajak secara bersama-sama, bukan hanya jamaah Masjid Baiturrahim komplek Istana Negara, tapi jamaah dimanapun juga untuk dengan semangat, masjid sebagai pusat kebaikan dan pusat kebajikan untuk bersama-sama berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
“Kita bisa meluruskan akidah dan menjaga kemurnian ajaran Islam berdasarkan Alquran dan Sunnah. Kita juga bisa membasuh qalbu, menjaga kebersihan hati. Kita bisa menebarkan salam, keteduhan dan kedamaian kepada siapapun dan tidak menjadikan masjid sebaliknya, sebagai ajang untuk memprovokasi atau menyerukan tindakan-tindakan kekerasan”.
“Kita juga bisa melalui masjid, dari masjid, di masjid untuk memperkokoh tali silaturahim dan persaudaraan di antara kita semua. Kita juga bisa meningkatkan komitmen kita dan amal kita untuk membantu kaum dhuafa, kaum miskin yang memerlukan bantuan kita”.
“Kita juga bisa membulatkan tekad kita untuk membangun bangsa lebih keras lagi menuju kesejahteraan rakyat kita semua. Dan yang paling penting, kiranya kita juga bisa menambah dzikir dan doa kita, seraya terus menabur Islam sebagai rahmat bagi semesta alam”.
Itulah pesan, ajakan, dan harapan saya sebagai umara yang sekarang mengemban amanah untuk memimpin negeri ini.
Semangat hidup SBY menjadi Muslim dan Upaya Menabur Islam rahmat bagi semesta alam. Menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia ke-6.
Bersambung bagian 2
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Tetap Tegar dan Lekas Sembuh Ibu Ani
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBTempat Pelelangan Ikan, Infrastruktur Untuk Nelayan
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler