x

Iklan

Aditya Harlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Curah Hujan Meningkat, BMKG Serukan Waspada Potensi Bencana

BMKG telah memberikan pernyataan bahwa dalam sepekan terakhir, curah hujan di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

BMKG telah memberikan pernyataan bahwa dalam sepekan terakhir, curah hujan di Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan. Hujan lebat terjadi di sebagian wilayah  Indonesia, hal ini berdampak pada meningkatnya kejadian bencana seperti longsor, banjir maupun puting beliung.

            Mulyono selaku Deputi Bidang Meteorologi menuturkan bahwa dalam periode 15 – 19 November 2018 ke depan, diperkirakan curah hujan dengan instensitas lebat masih terus berpeluang terjadi dan dapat berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Prakiraan tersebut dilandasi oleh analisis dinamika atmosfer dimana adanya penguatan massa udara dari Asia dan Australia yang mempengaruhi pembentukan daerah tekanan rendah dan pola – pola sirkulasi di sekitar wilayah Indonesia.

Waspada Banjir

            Tingginya curah hujan apabila terjadi berlarut – larut atau hujan lebat dalam kurun waktu yang lama, tentu sangat berpotensi akan terjadinya genangan air atau banjir terutama untuk wilayah  dataran rendah dengan curah hujan tinggi.

            Banjir bisa diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat tertampung oleh sungai, laut, danau dan saluran lainnya. Saat banjir terjadi ancaman kerugian pun menanti, seperti kehilangan harta benda bahkan bisa sampai menimbulkan korban jiwa.

            Selain tingginya curah hujan, banjir juga disebabkan karena beberapa ulah manusia yang tidak berpikir panjang akan dampak yang mungkin terjadi di masa depan, seperti penebangan liar di hutan yang mengakibatkan hutan gundul. Jika hal ini terjadi maka akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang, sehingga ketika terjadi hujan lebat maka ancaman banjirpun akan menjadi kenyataan.

            Tengoklah daerah perkotaan dimana lahan kosong semakin sulit ditemukan, pembangunan mall, jalan hingga perumahan hampir menutup sebagian besar lapisan tanah, sehingga tanah tak mampu menyerap air hujan secara optimal. Deras hujan yang turun tak dapat tertampung lagi, alhasil air hujanpun tertahan, tergenang hingga banjir bandang datang.

            Dalam bencana banjir tentu tidak hanya pemerintah saja yang turut andil dalam menanganinya secara represif, kita juga memiliki peran untuk melakukan upaya preventif agar banjir tidak mengakibatkan kerugian yang besar, seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak membangun rumah di bantaran kali.

Puting Beliung

            Indonesia merupakan negara dengan kejadian puting beliung yang cukup sering. Meski puting beliung hanya berdurasi sekitar 5 menit, bencana ini tidak dapat dianggap sepele karena bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur, transportasi dan bahkan korban jiwa. Angin puting beliung bisa berputar – putar dengan kecepatan 63 Km / jam dan bergerak secara lurus.

            Angin puting beliung ini biasanya terjadi ketika memasuki musim pancaroba, bisa terjadi saat siang ataupun sore hari. Terjadinya puting beliung ini memiliki keterkaitan dengan fase tumbuh awan cumulonimbus.

            Kemunculan angin puting beliung biasanya ditandai dengan beberapa kejadian, seperti cuaca yang membuat anda gerah yang berbeda dengan hari sebelumnya, muncul awan putih, berlapis dan sekilas seperti kembang kol, lalu suara petir yang bergemuruh kencang dan saling bersahutan dari kejauhan.

            Terjadinya angin puting beliung tentu bukanlah kekuasaan dari manusia, namun kita dapat melakukan antisipasi untuk mengurangi resiko dari dampak terjadinya puting beliung. Seperti memangkas cabang pohon, memasang bingkai jendela yang terbuat dari logam, dan mempersiapkan perlengkapan darurat seperti P3K, senter, makanan darurat, radio dll.

Ketika terjadi puting beliung, anda juga dapat melakukan upaya penyelamatan diri, misalnya dengan mematikan semua aliran listrik dan mencabut regulator gas, selain itu berlindunglah di tengah rumah dan jangan menuju sudut ruangan, pintu ataupun jendela. Namun jika anda sedang berada di dalam kendaraan maka hentikan kendaraan anda dan cari tempat perlindungan yang paling dekat untuk dijangkau.

Tanah  Longsor

            Tanah Longsor merupakan bencana alam yang mengerikan, karena dampak yang diakibatkan cukup mematikan, bencana Longsor bisa merusak infrastruktur, menimbun bangunan dan juga dapat menimbulkan korban jiwa. Karenanya bencana tersebut patut diantisipasi.

            Tanah longsor terjadi karena adanya tanah yang melonggar, biasanya terjadi setelah hujan lebat. Tapi tanah longsor tidak selalu disebabkan oleh tingginya curah hujan, karena tanah longsor bisa terjadi setelah hujan ringan atau saat tidak ada hujan sekalipun. Kejadian bencana ini terjadi karena adanya penunpukan dan ketidakstabilan tanah di lereng.

            Masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan patut mewaspadai adanya longsor, sebab bencana tanah longsor bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi, sehingga waspada sangat perlu ditingkatkan.

            Apabila anda tinggal di wilayah perbukitan maupun pegunungan maka anda perlu mengantisipasi akan adanya bencana yang tidak diharapkan. Ketika hujan lebat dan terdengar suara gemuruh yang tidak biasa, maka anda harus segera mencari tempat yang aman, sebab kondisi tersebut merupakan tanda terjadinya pergerakan tanah, dan hal itu merupakan pertanda bahwa longsor akan mungkin terjadi.

            Bagi anda yang tinggal pada daerah rawan bencana, perlu diadakan simulasi penanganan bencana setidaknya 2 kali dalam setahun, selain itu simpanlah nomor darurat yang bisa dihubungi, dan tetaplah waspada terhadap apapun bencana yang anda hadapi, karena kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan banyak menolong diri sendiri dan kerabat. Semoga kita dan keluarga dapat terhindar dari bencana alam tersebut.

Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler