x

Via: washingtongpost.com

Iklan

Aleia Savanna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Agustus 2019

Kamis, 15 Agustus 2019 12:14 WIB

Cicil Rumah Atau Sewa Rumah? Baca Statistik Ini Dulu!

Selain aspek keuangan dan kebutuhan, statistik juga bisa dijadikan pertimbangan tambahan saat ingin cicil rumah atau sewa rumah supaya tak sampai salah pilih.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentu ada banyak pertimbangan yang musti dipikir masak-masak sebelum memutuskan untuk cicil rumah atau sewa rumah. Tak cuma melibatkan faktor uang dalam jumlah yang masif, tapi juga berkaitan dengan emosi dan preferensi personal yang bisa memberi dampak pribadi dan keluarga.

Tak jarang, keputusan yang diambil punya pengaruh langsung pada kualitas hidup yang akan dijalani. Selain isu keuangan, cicil rumah atau sewa rumah harus didasarkan pada kepribadian, kemampuan, dan kecapakan. Termasuk sejumlah statistik untuk menguatkan pertimbangan.

Biaya Cicil dan Beli

Lingkungan rumah punya peran utama membentuk kualitas hidup penghuni, dalam hal ini kepribadian. Apakah Anda benar-benar menyukai karakter rumah di kota dengan kehidupan malamnya, atau apakah lebih suka keheningan dan ruang hijau di pinggiran kota?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apapun pilihannya, biaya pasti jadi pertimbangan besar. Laman Realtor menyebut, biaya bulanan untuk membeli rumah sudah meningkat drastis hingga 14% tiap tahun. Angka tersebut lebih besar tiga kali lipat dari kenaikan biaya sewa bulanan, yang mana hanya naik 4%.

Memang benar, ada sesuatu yang menarik secara emosi jika punya rumah sendiri, seperti terlibat dalam komunitas sekitar, atau punya tempat pribadi untuk bersantai. Meski kadang harus khawatir dengan keadaan rumah dalam jangka panjang, dan nilai properti yang kadang tak stabil.

Di Bawah Standar

Masih dari laman yang sama, hanya 41% keluarga dengan penghasilan menengah yang mampu membeli rumah standar. Kebanyakan justru membeli rumah tipe sederhana. Situasi ini membuktikan kalau kenaikan harga beli rumah tak imbang dengan rasio pemasukan yang didapat.

Banyak rumah sudah dilengkapi, misalnya, kolam renang ukuran besar, lapangan tenis dan basket, juga tempat gym. Semisal ingin punya fasilitas seperti ini di kediaman pribadi, bersiaplah menghabiskan lebih banyak uang lagi. Bagaimana tidak, harga rumah saat ini naik 70% dari tahun 1960, atau 40% dari 1980, menurut Business Insider.

Banyak rumah kelas atas yang hampir bisa ditemukan di tiap kota, yang menawarkan biaya bulanan lebih rendah dari hipotik dengan hunian setara. Di sisi lain, ada pilihan hunian di pinggir kota dengan ruang pribadi yang bisa diubah sesuaikan. Bahkan, penguhi bisa berkebun atau memelihara kuda.

Investasi Terbaik

Riset Universitas Florida menghasilkan kesimpulan menarik. Dari survey 23 wilayah, 16 wilayah menyatakan bahwa menyewa rumah justru merupakan investasi terbaik daripada membeli. Inilah pertama kalinya sewa mengalahkan cicilan sejak 2010.

Menyewa rumah memberi banyak kebebasan, konsekuensinya hanya biasa sewa, tapi masih bisa diatasi dengan mudah. Cicilan harus tetap dibayar, dan hunian masih harus dirawat. Masalah bagi penyewa yaitu biaya yang cenderung naik, dan jarang bisa dikompromikan.

Di sisi lain, pemilik hunian harus segera angkat kaki jika telat membayar cicilan, dan proses mencari hunian baru juga tak mudah. Lebih aman jika punya rumah, tinggal bayar cicilan dan hunian bisa ditinggali selama yang diinginkan.

Jebakan Biaya

Punya rumah memberi kesempatan untuk memilih gaya sendiri dan mempercantik sesuai karakter. Tapi fleksibilitas ini sekaligus memberi tanggung jawab untuk menjaga dan merawat sendiri. Pemilik tak bisa menghindari kebutuhan mingguan, seperti memotong rumput atau memperbaiki keran bocor.

Alih-alih mengisi akhir pekan dengan liburan, pemilik hunian justru sibuk keluar masuk ke toko peralatan. Sebagai pemilik, tentu saja harus punya anggaran lebih untuk keadaan ini. Merujuk laman CNBC, 63% pemilik rumah justru merasa terjebak dengan ‘biaya tersembunyi’ semacam ini setelah membeli rumah.

Lain hal dengan menyewa, karena tak punya kendali, penyewa tak perlu khawatir dengan keadaan hunian. Penyewa masih punya kesempatan menambah perabot rumah dan menghias sesuai gaya. Dan sebagai penyewa, jika ada kerusakan, cukup beri tahu pemilik hunian.

Kepuasan Emosional

Jika hanya untuk singgah dan berisitirahat pada malam hari, menyewa adalah kemungkinan terbaik. Cukup bayar uang sewa, dan biarkan pemilik yang menanggung semua kekhawatiran. Itu berarti hidup lebih ringan, bebas stress, fleksibel, dan bebas menurut penasehat keuangan Eric Roberge.

Bagaimana tidak, penyewa rumah punya kesempatan memprediksi biaya lebih pasti. Misalnya saja, dengan melihat beberapa situs sewa rumah,  penghuni akan peroleh gambaran nominal sewa sehingga bisa dijadikan patokan awal biaya yang harus dikeluarkan dengan pasti.

Tapi, membeli rumah adalah keputusan sulit yang harus diambil. Seperti halnya menentukan lokasi rumah, fasilitas, kebutuhan, gaya hidup, ataupun kepuasan emosional secara keseluruhan. Juga terkait aspek lain yang punya pengaruh ke gaya hidup yang tak bisa diukur secara numerik.

 

Ikuti tulisan menarik Aleia Savanna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan