Harapan lahirnya transparansi dan keadilan untuk program revitalisasi SMK kini optimis bisa terwujud nyata ke depannya di pundak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Bicara transparansi, pengalaman Menteri Nadiem saat menjadi wirausahawan harus diakui menunjukkan kenyataan. Sebagai pendiri dan CEO Gojek, seluruh penggunaan transportasi online itu terpantau jelas.
Dari mulai tujuan, harga, identitas pengemudi dan penumpangnya, pelaporan bila dirasa merugikan, jenis kendaraan dan lainnya. Semua terakses transparan, mulai dari manajemen, pekerjanya, pengguna.
Kreativitas dan inovasi yang ada pada sosok Menteri Nadiem telah berhasil membangun ruang transparansi melalui kecanggihan teknologi 4.0. Akhirnya: semua merasa adil. Tidak ada keberpihakan.
Jika tak berminat, silahkan membatalkan dengan alasan. Atau tiba-tiba tak jadi pergi, cancel saja dengan ikuti aturan. Bisa juga jika perilaku penumpang atau pengemudi kurang menyenangkan, silahkan lapor. Soal harga, penumpang merasa terjangkau, namun pengemudi juga mendapat penghasilan. Semua adil karena kreativitas transparansi Menteri Nadiem.
Tidak ada yang dibedakan dalam Gojek oleh Menteri Nadiem. Tidak berpihak ke pengguna, pengemudi atau perusahaan saja. Semua diatur sesuai skema hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada tebang pilih.
Kiranya, Menteri Nadiem amat memahami apa pentingnya transparansi dan keadilan. Pengalaman kerjanya telah menuntunnya untuk bersikap transparan dan adil. Tentu saja kini harus diselaraskan dengan tanggung jawabnya di pendidikan.*
Ikuti tulisan menarik Ahmad Irso Kubangun lainnya di sini.