Terlalu dangkal kiranya mengkaji desain pikiran Mendikbud Nadiem Makarim untuk langsung menghakiminya dengan satu kata: gagal.
Mungkin, hanya ambisi kepentingan yang terganggu kemudian menyebarkan pesimisme. Padahal jika ditelaah secara logis, Menteri Nadiem punya nyali menggebrak, di masa jabatannya yang baru sekitar dua bulan.
Keberaniannya adalah mengubah tatanan usang skema pengajaran yang memang selama ini kerap menuai kritik praktisi dan pemerhati pendidikan agar dilakukan evaluasi. Itu menapaki dan membawa hasil capaian pendidikan Indonesia yang unggul dan berkualitas.
Merdeka Belajar adalah alur yang diberikan Menteri Nadiem untuk diimplementasikan agar tercipta kualitas pendidikan sesuai kemajuan zaman. Guru yang memang betul-betul fokus pada tanggung jawabnya mencerdaskan kehidupan (anak) bangsa. Tanpa beban administratif dan tuntutan sistem yang seharusnya bukan tugas pokok Guru. Sehingga mengganggu perannya dalam pengajaran.
Menteri Nadiem mengajak Guru untuk bergerak berubah. Jadi Guru penggerak. Guru punya inovasi untuk membentuk budaya mengajar sendiri sesuai kondisi lingkungan.
Menteri Nadiem menyusun sistem baru yang dinamis dan lebih leluasa untuk menghadirkan kecerdasan di sekolah. Begitupun murid. Tidak lagi selalu kaku setiap masanya hanya jadi penghafal. Padahal ada pergerakan zaman yang hafalannya belum tentu relevan lagi.
Tidak ada murid penghafal. Hanya dijadikan 'robot'. Tidak menyadari banyak telah terjadi perubahan di sekelilingnya. Ilmu pengetahuan pun mengalami perbaikan atau perubahan. Tapi tidak pernah diketahui sebab target murid hanya menghafal.
Sistemnya dirombak Menteri Nadiem, supaya murid jadi SDM yang bertakwa, cakap, berilmu, kreatif, mandiri dan menjunjung perbedaan. Murid harus punya nalar kritis dan pandai menganalisa sebuah hal. Sehingga mampu melompat jauh berpikir, tidak 'di situ' saja.
Murid mengerti cara memahami masalah dan apa yang bakal dilakukan untuk masa depan. Murid yang analitik. Dari situ seharusnya dapat dipahami bahwa sistem digagas Menteri Nadiem untuk jangka yang panjang.
Pendidikan dengan ruang lebih terbuka menyentuh akar kebutuhannya. Menteri Nadiem membuka kebekuan pendidikan menjadi dinamis.*
Ikuti tulisan menarik Ahmad Irso Kubangun lainnya di sini.