x

Iklan

Mentari Pagi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Januari 2020

Minggu, 26 Januari 2020 13:06 WIB

Air Bersih untuk Penghidupan Semua


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebutuhan dasar manusia yang selama ini sudah sering kita dengar, sandang, pangan dan papan, merupakan hal krusial yang menunjang kelayakan hidup seorang insan manusia. Hidup tanpa tempat bernaung adalah sebuah hal yang mustahil, meskipun, katakanlah, ada yang masih melakukan laku kehidupan berpindah tempat tinggal hingga saat ini, tetap saja ada satu lokasi yang menjadi tempat sentral kehidupan dan dirasa aman. Hidup tanpa sesuatu yang digunakan sebagai pelindung (busana), juga akan membahayakan bagi fisik diri. Tidak menutup kemungkinan ada bahaya yang mengintai diri, seperti diserang hewan, jatuh di jalan, dan lain-lain yang menjadikan bagian tubuh kita akan langsung terkena efek dari aktivitas tersebut.Sementara itu, pangan jelas juga hal utama. Seorang manusia tidak bisa hidup terlepas dari sesuatu yang menjadi bahan bakar. Air dan makanan adalah penghasil tenaga bagi manusia untuk bertahan hidup.

Di sisi lain, air juga adalah unsur penting yang terintegrasi dalam kehidupan manusia. tak hanya berkaitan dengan urusan konsumsi bagi tubuh, tetapi juga untuk keperluan lain seperti membersihkan diri dan mencuci perkakas lain. Ketiadaan air bersih dan juga sumber air di suatu wilayah tentu akan menjadi petaka dan mimpi buruk. Tidak ada seorangpun yang ingin berada dalam kondisi tersebut.

Fenomena ketiadaan air atau kurangnya debit air bersih umumnya terjadi kala musim kemarau datang. Sekitar periode waktu selama enam bulan, air bersih akan cukup sulit didapatkan di beberapa wilayah yang memang sebetulnya cukup kering dan jauh dari sumber air. Belum lagi jika kita diingatkan mengenai perubahan iklim yang kini menjadikan musim kemarau lebih lama daripada musim hujan. Air bersih akan menjadi barang langka dan ‘mewah’, karena kemudian akan ada upaya untuk menghadirkan air bersih dengan patokan harga tertentu. Semakin susah air didapatkan, ketika ada pemasok, tentu saja harga komoditas tersebut akan naik dan melemahkan kondisi finansial warga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa daerah di Indonesia yang sering mengalami kesulitan akses terhadap air bersih antara lain adalah Gunung Kidul (DIY), Banyumas (Jateng) dan Berau (Kaltim). Pada kemarau lalu, warga di Berau mengalami fenomena kekeringan yang mengharuskan mereka untuk mengeluarkan Rp 80.000,00 untuk membeli satu tandon air bersih. Beruntung, Bupati Berau, H. Muharram sigap untuk merancang program Air Bersih untuk Warga (ABEGA). Program ini fokus pada pendistribusian dan pembangunan jaringan air bersih dari Tanjung Redep (ibukota kabupaten)-Maratua-Derawan. Program ini tentunya akan membantu dan sangat bermanfaat bagi penghidupan warga Berau. Air bersih tidak akan menjadi barang langka dan warga tidak perlu direpotkan dengan sejumlah uang yang harus dibayarkan guna mendapatkan air bersih.

Ikuti tulisan menarik Mentari Pagi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler