x

Fto ipul

Iklan

Saiful Anas

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Februari 2020

Minggu, 1 Maret 2020 16:34 WIB

Runtuhnya Paham Animisme dengan Pendekatan Materialisme Dialektika dan Logika

Paham animisme membuat bangsa tidak akan pernah maju dan berkembang dari segi Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga mengalami kemunduran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada dasarnya tergantung pada diri manusia itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi mengapa perkembangan Ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang “di sebagian daerah yang ada di Indonesia? ” atau suku yang tinggal di hutan, contohnya Suku Rimbah di Sumatra, suku Dayak di Kalimantan Barat, suku Badui yang ada di serang banten dan Suku yang tinggal di hutan Papua.

Semuanya itu tidak terlepas dari pengaruh dari tradisi atau adat dan kebiasaan nenek moyangnya pada jaman dulu yang masih menganut paham animisme, sehingga perkembangan jaman dengan kemajuan ilmu pengetahuan dak teknologi (IPTEK) secara keras di tolak oleh mereka, mereka menganggap bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) akan mempengaruhi hilangnya tradisi adat dan istiadatnya mereka lakukan akan semakin pudar dan lama-kelamaan akan hilang dimakan jaman dan tidak akan ada yang mau menerus dari tradisi adat dan kebiasa’an yang sering dilakukan oleh leluhur mereka sampai pada generasi penerus dari mereka, maka rusakla adat dan kebiasa’an yang mereka pahami selama ini kalau itu yang terjadi.


Di   dalam buku madilog Tan Malaka mampu membuktikan bahwa paham animisme mampu diruntuhkan dengan pendekatan materialisme dialektika dan logika walaupun di Indonesia ada beberapa suku yang bisa bertahan hidup dengan meyakini animisme sebagai pemberi kekuatan dan sumber kehidupan manusia sebagai kepercayaan suku-suku yang tinggal di dalam hutan, seperti Suku Rimbah di Sumatra, Suku Dayak di Kalimantan Barat, Suku Badui yang ada di serang banten dan Suku yang tinggal di hutan Papua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan


Selain dari pengaruh paham animisme oleh beberapa suku yang tinggal di dalam hutan, suku Rimbah di Sumatra, suku Dayak di Kalimantan Barat,suku Badui yang ada di serang banten dan suku yang tinggal di hutan Papua juga bisa bertahan hidup dengan memanfaatkan alam, mereka juga bisa membuat alat produksi dengan senjata yang terbuat dari kayu dan dari batu, alat produksi yang mereka buat dari batu dan kayu maupun hasil alam sebagai cara mereka untuk bertahan hidup, senjata untuk berburuh dan juga sebagai melindungi diri dari bahaya binatang buas dan manusia buas.


Mereka hanya mengandalkan kebutuhan hidup dari alam sekitar kehidupan mereka, seperti suku di Papua setiap hari mendapatkan sumber makanan pokok dari pohon sagu yang kita kenal dengan makanan pokok orang Papua, karena pohon sagu dipercaya sebagai sumber pemberi kehidupan sehingga mereka menyembah yang namanya pohon sagu.


Nah begitupula dengan Suku-suku yang ada di Dayak, Rimba, dan suku Badui yang menyembah pohon-pohon karena meyakini pohon tersebut mampu memberikan kehidupan bagi mereka dengan pohon yang mengeluarkan mata air sehingga mereka percaya terhadap kekuatan pohon tersebut sehingga mereka menyembah pohon yang mereka berinama dewa pohon.


Paham animisme membuat bangsa tidak akan pernah maju dan berkembang dari segi Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga mengalami kemunduran kalau di Barat orang bisa bertahan hidup dengan menciptakan alat produksi yang sangat canggih untuk bertahan hidup, sehingga menurut Tan Malaka melihat kemajuan umat manusia harus melalui tiga tahap: Dari “logika mistika” itu, tak mungkin ia menjadi Bangsa yang merdeka dan maju. Madilog merupakan jalan keluar dari “logika mistika” dan imbauan seorang Nasionalis sejati buat bangsanya untuk keluar dari keterbelakangan dan ketertinggalan.

Ikuti tulisan menarik Saiful Anas lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler