Sehubungan dengan adanya edaran dari beberapa kepala daerah di Indonesia untuk menunda dulu kegiatan belajar mengajar agar menurunkan grafik penyebaran COVID-19, banyak yang memberi apresiasi atas tindakan yang diambil, karena segala seluk beluk tentang penyakit ini masih belum banyak diketahui, pun juga antibodi dan penawarnya. Sehingga pencegahan adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan oleh tiap individu.
Di Tasikmalaya, mulai tanggal 16 Maret hingga 29 Maret 2020, warga dan satuan pendidikan telah diimbau untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing, alias sekolah diliburkan dahulu, tetapi tetap belajar di rumah masing-masing dengan pengawasan orang tua dan guru.
KBM jarak jauh ini barangkali butuh waktu penyesuaian yang cukup lama, tapi setidaknya berefek baik bagi kesehatan. Terlebih lagi, KBM ini tetap berada dalam pengawasan orang tua dan guru, sehingga bukan sekadar tidak masuk kemudian dimaknai sebagai liburan, tetapi belajar di rumah dengan tetap mengikuti jadwal.
Untuk lebih menegaskan kegiatan belajar di rumah, Bupati Ade juga mengimbau agar kepala satuan pendidikan (kepala sekolah) turut mengingatkan para orang tua untuk tetap mengawasi putra putrinya saat sedang belajar di rumah. Jangan sampai mereka justru bepergian, berwisata atau kegiatan lain yang sejenis, karena tujuan dari KBM di rumah ini memang untuk mencegah kontak dengan banyak orang atau berada di tengah kerumunan, sehingga supaya efektif, harus betul-betul dimaknai dan dilaksanakan.
Ikuti tulisan menarik Cahaya Tasikmalaya lainnya di sini.