x

Iklan

jauharatul uyun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Senin, 30 Maret 2020 06:17 WIB

Al-Khansa Radhiallahu'anha Ibu Para Mujahid

Dibelakang seorang lelaki yang sukses adalah seorang wanita yang mulia, yang tidak pernah mengeluh akan kelelahannya demi kesuksesan kesatriaannya didunia dan akhirat. Begitu besar kemuliaan seorang anak yang bisa membahagiakan ibunya. Namun lebih tentu besar lagi jika seorang anak bisa mengamalkan perintah Allah disertai ridho sang ibu tercinta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

AL-KHANSA RADHIALLAHU ‘ANHA IBU PARA MUJAHID

Oleh: Jauharatul Uyun

Di belakang seorang lelaki yang sukses adalah seorang wanita yang mulia, yang tidak pernah mengeluh akan kelelahannya demi kesuksesan kesatriaannya di dunia dan akhirat. Begitu besar kemuliaan seorang anak yang bisa membahagiakan ibunya. Namun lebih tentu besar lagi jika seorang anak bisa mengamalkan perintah Allah disertai ridho sang ibu tercinta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah tentang keridhoan seorang ibu dalam mengamalkan perintah Allah dalam berjihad fisabilillah ada pada keluarga Khansa binti Amru. Sosok sahabiyah yang melapangkan dadanya untuk keempat putranya menjadi syuhada fisabilillah. Ia digelari “Ibunda para syuhada”. Semangat yang membara dari keempat putra Khansa muncul dari didikannya yang luar biasa.

Nama lengkap Khansa adalah Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid bin Ushayyah As-Sulamiah. Ia lahir pada zaman jahiliyah kaum Quraisy. Ia tumbuh besar di tengah suku Arab, Bani Mudha.

Khansa adalah seorang wanita yang terkenal sebagai penyair yang hebat, syairnya indah seperti jiwanya. Kemampuannya dalam bersyair diakui oleh banyak sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alai wassalam. Jarir radhiallahu ‘anhu pernah ditanya oleh sesorang, "Siapakah yang paling pandai bersyair?" Jarir pun berkata "Kalau tidak ada al-Khansa tentu aku." Selain itu ia dikenal sebagai sosok yang mulia, murah hati, tenang, pemberani, jujur, bijaksana, dan cerdas.

Skenario Allah lebih indah dari apa yang direncanakan oleh manusia di jagat raya ini, akhirnya Allah memberikan hidayah kepada Khansa dengan menumpahkan keimanan di dalam hatinya, hingga iman memberi kehidupan yang hakiki kepadanya. Al-khansa bangkit dengan menghapus masa jahiliahnya dan mengangkat kalimat tauhid untuk memulai menjadi mujahidah fisabilillah.

Keadaan Khansa berubah total setelah ia memeluk agama Islam, agama yang benar. Segala ujian dihadapi dengan kesabaran yang dihiasi oleh iman dan takwa, sehingga tidak ada lagi kesedihan yang bersangkutan dengan kenikmatan dunia yang fana.

Al-khansa dan keempat putra kandungnya yang merupakan sebagian dari hidupnya, bergabung dengan pasukan muslim yang ditugaskan menyerang Qodisiyah. Sehari sebelum keberangkatan mereka ke medan perang, Al-khansa menyampaikan beberapa wasiat kepada keempat putranya,

“Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan, kalian telah berhijrah dengan sukarela dan Demi Allah, tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra-putra dari seorang wanita yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian, kalian juga tidak pernah memerlukan paman kalian, tidak pernah merusak kehormatan kalian dan tidak pula berubah nasab kalian. Kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan bagi kaum muslimin yang memerangi orang-orang kafir, dan ketahuilah bahwa alam yang kekal lebih baik dari alam yang fana (binasa). Allah Azza wa Jalla befirman, “Wahai orang-orang yang berfirman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 20).

Maka, ketika datang waktu esok, jika Allah menghendaki kalian masih selamat, persiapkanlah diri kalian untuk memerangi musuh dengan penuh semangat dan mohonlah kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin. Jika kalian melihat perang telah berkecamuk, ketika api telah berkobar, maka terjunlah kalian di medan laga, bersabarlah kalian menghadapi panasnya perjuangan, niscaya kalian akan berjaya dengan ghanimah (rampasan perang) dan kemuliaan atau syahid di alam yang kekal.

Sementara itu keempat putranya mendengarkan nasihat tersebut dengan penuh seksama, mereka keluar dari kamar ibu mereka dengan menerima nasihatnya dan tekad hatinya untuk melaksanakan nasihat tersebut. Maka, ketika datang waktu pagi, mereka segera bergabung bersama pasukan muslim dan bersemangat untuk menghadapi musuh. Mereka berangkat sambil melantunkan syair. Putra yang pertama bersenandung:

Wahai saudaraku, sesungguhnya ibunda sang penasehat
Telah berwasiat kepada kita kemarin malam
Dengan penjelasan yang tenang
Maka bersegeralah menuju medan perang yang penuh bahaya
Yang kalian hadapi hanyalah
Kawanan anjing yang sedang menggonggong
Sedang mereka yakin bahwa dirinya akan binasa oleh kalian
Adapun kalian telah dinanti oleh kehidupan yang lebih baik
Ataukah syahid untuk mendapatkan ghanimah yang menguntungkan

Kemudian dia maju untuk berperang hingga terbunuh.

Lalu yang kedua bersenandung:

Sesungguhnya ibunda yang tegas dan lugas
Yang memiliki wawasan yang luas dan pikiran yang lurus
Suatu nasihat darinya sebagai tanda berbuat baik terhadap anak
Maka bersegeralah terjun di medan perang dengan jantan
Hingga mendapatkan kemenangan penyejuk hati
Ataukah syahid sebagai kemuliaan abadi
Di Jannah Firdaus dan hidup penuh bahagia

Kemudian dia maju dan berperang hingga menemui syahid.

Lalu giliran putra al-Khansa  yang ketiga bersenandung:

Demi Allah, aku tak akan mendurhakai ibuku walau satu huruf pun
Beliau telah perintahkan aku untuk berperang
Sebuah nasihat, perlakuan baik, tulus dan penuh kasih sayang
Maka, bersegeralah terjun ke medan perang yang dahsyat
Hingga kalian dapatkan keluarga Kisra (kaisar) dalam kekalahan
Jika tidak, maka mereka akan membobol perlindungan kalian
Kami melihat bahwa kemalasan kalian adalah suatu kelemahan
Adapun yang terbunuh di antara kalian adalah kemenangan dan pendekatan diri kepada-Nya

Kemudian, dia maju dan bertempur hingga mendapatkan syahid.

Lalu giliran putra al-Khansa’ yang terakhir bersenandung:

Bukanlah aku putra al-Khansa, bukan pula milik al-akhram
Bukan pula Amru yang memiliki keagungan
Jika aku tidak bergabung dengan pasukan yang memerangi Persia
Maju dalam kancah yang menakutkan
Hingga berjaya di dunia dan mendapat ghanimah
Ataukah mati di jalan yang paling mulia

Kemudian, dia maju untuk bertempur hingga beliau terbunuh.

Berita syahidnya keempat putra Khansa akhirnya sampai ke telinganya. Empat putra yang meninggalkan seorang ibu yang penuh keimanan dan kesabaran dalam hari yang sama, menumbuhkan kesedihan dihati Khansa, akan tetapi berita itu diterimanya dengan hati yang penuh keimanan dan kesabaran.

Ujian yang bertubi-tubi telah dilalui oleh Khansa. Dimasa jahiliyah Khansa dunia dipenuhi tangisan Khansa, ketika saudara kandungnya Shakr wafat. Dan setelah ia memeluk agama Islam, dengan luar biasa ia sanggup melapangkan dadanya yang kesekian kali atas kematian keempat putranya.

“Alhamdulillah yang telah memberiku kemuliaan dengan kematian mereka. Aku berharap, Allah akan mengumpulkanku dengan mereka di tempat yang paling indah, penuh kenikmatan yang tidak pernah didapatkan di dunia dan penuh limpahan kasih sayang-Nya," kata Khansa.

Khansa begitu tabah dengan ujian yang sangat besar itu, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Siapa yang merelakan tiga orang putra kandungnya (meninggal dunia), maka dia akan masuk surga. Seorang wanita bertanya, bagaimana jika hanya dua putra?, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam kemudian menjawab: ‘begitu juga dua putra”. (Diriwayatkan oleh Nasa’I dan Ibnu Hibban dari Anas radhiyallahu’anhu dalam kitab Al-Albani Shahiihul Jaami’ no 5969).

Harapan Khansa untuk dipertemukan dengan keempat putranya di tempat yang paling indah, penuh kenikmatan yang tidak pernah didapatkan di dunia, dan penuh limpahan kasih sayang-Nya, akhirnya terwujud pada tanggal 24 Hijriyah di Badiyah bertepatan pada masa awal kekhilafan Utsman bin Affan Radhiallu ‘Anhu.

Dengan kisah ini, penulis berharap kepada seluruh wanita agar dapat mendidik dan menjadikan anak-anak kita sebagai generasi penerus dan penegak agama Islam dimasa yang akan datang. Dan menjadikan mereka sebagai mujahid-mujahidah fisabilillah yang taat akan perintah Allah dan Rasulnya. Semoga Allah merahmati al-Khansa seorang ibu yang memiliki hati yang luar biasa mulianya dan seluruh wanita seiman dan seperjuangan yang menjadi penyebab suksesnya seorang anak.

 

Ikuti tulisan menarik jauharatul uyun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler