x

disinfektan

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 31 Maret 2020 12:06 WIB

Jangan Semprotkan Lagi Cairan Disinfektan ke Tubuh Manusia!

Hingga kini masih ada petugas kesehatan yang menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bila disinfektan tidak berbahaya bagi manusia, mungkin sudah dibuat obat penangkal virus corona dari bahan-bahan pembuat disinfektan. 

Anehnya, sejak wabah corona hadir di dunia, kemudian ada warga Indonesia yang dijemput dari Wuhan, China, penyemprotan disinfektan secara langung ke manusia justru menjadi contoh dan ditayangkan diseluruh media massa dan televisi kita. 

Sejak itulah, praktis cara penyemprotan cairan disinfektan kepada manusia terus  terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam rangka mematikan virus corona yang menyebabkan Covid-19. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena contoh yang salah, dan mirisnya terpublikasi secara nasional dan contoh salah itu adalah saat ratusan WNI yang baru tiba di Indonesia setelah dijemput pulang dari Wuhan, episenntrum wabah, beberapa waktu yang lalu, begitu turun dari pesawat, langsung disemprot secara langsung dengan cairan disinfektan oleh petugas. 

Akibatnya, kini, hampir di semua tempat umum di sejumlah daerah seperti bandara, masjid, jalan raya, kantor, pertokoan, pemukiman warga dll, semuanya disemprotkan cairan disinfektan, tak terkecuali, orang-orang yang berada.di sekitarnya pun turut disemprot. 

Memang, cara ini diyakini dapat mematikan virus yang mungkin ada di permukaan pakaian atau badan seseorang, namun sejatinya bukan begitu caranya! 

Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak wabah corona berpandemi, telah menyebutkan bahwa penyemprotan itu bukan hal yang disarankan dan disampaikan melalui laman Instagram @who, yang menyebutkan bahwa penyemprotan disinfektan ke seluruh tubuh seseorang tidak bisa membunuh virus yang terlanjur masuk ke dalam tubuh. 

Sebaliknya, penyemprotan tersebut justru bisa merusak pakaian yang dikenakan, bahkan melukai tubuh orang yang menerima tindakan tersebut. Rilis WHO seharusnya sudah dipatuhi oleh Indonesia, namun faktanya hingga kini, para petugas yang membawa tabung penyemprotan disinfektan masih saja menyemprotkan cairan ke arah tubuh setiap orang. 

Padahal jelas, menyemprotkan zat-zat semacam itu dapat merusak pakaian atau selaput lendir (seperti mata, mulut). Karena penggunaan alkohol dan klorin dalam disinfektan bisa digunakan untuk mensterilkan permukaan suatu benda, namun harus di bawah rekomendasi yang tepat dan bukan untuk manusia. 

Atas imbauan yang sekaligus peringatan dari WHO, perwakilan WHO di Indonesia dr. Paranietharan melalui Twitter di akun @NParanietharan, pun menandai akun Kementerian Kesehatan RI, BNPB, Menteri Luar Negeri, Dinas Kesehatan Jakarta, dan lainnya untuk memastikan informasi ini tersampaikan. "#Indonesia Please do not spray disinfectants on people, #COVID19, #CoronaVirusIndonesia, it may be harmful @KemenkesRI @BNPB_Indonesia, #JakartaTanggapCorona, #Jakarta #LawanCovid19 @kemenkopmk @Menlu_RI @dinkesJKT @WHOIndonesia," Itulah isi twet yang diunggah dr. Paranie, pada Minggu (29/3/2020). 

Sementara itu, dalam laman resmi Covid-19 milik Pemerintah Indonesia, covid19.go.id, juga telah disebutkan bahwa cairan disinfektan efektif untuk membersihkan permukaan benda-benda yang potensial terdapat banyak bakteri dan virus. 

Tetapi, cairan disinfektan ini tidak disarankan untuk disemprotkan pada tubuh atau pakaian seseorang. Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda-benda dan bukan pada tubuh atau baju dan tidak akan melindungi Anda dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit. 

Itulah keterangan dalam laman resmi pemerintah tersebut. 

Selain keterangan WHO dan pernyataan resmi pemerintah, dari laman Guidance Notes on Safe Use of Chemical Disinfectants Departemen Tenaga Kerja Hong Kong, menyebutkan bahwa cairan disinfekan yang mengandung bahan kimia berupa alkohol memiliki risiko mudah terbakar jika disemprotkan ke tubuh, apalagi bila disemprotkan di dekat api. 

Apabila cairan mengenai kulit, cairan ini dapat mengiritasi kulit yang terluka. Jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan mempengaruhi saraf sistem pusat. Lebih berbahaya lagi, dalam.cairan disinfektan, kandungan zat klorin adalah beracun. 

Bagaimana bila sesorang tersemprot cairan disinfektan dalam jumlah banyak? Sudah dapat dikalkulasi apa saja bahaya yang mengancam seseorang bila dalam masa wabah corona ini, berkali-kali disemprot disinfektan. Disemprot sekali saja sangat bahaya. 

Untuk itu, kepada Kementrian Kesehatan, BNPB, dan seluruh pihak terkait, mohon pencegahan secara masif terhadap petugas-petugas penyemprot cairan disinfektan yang hingga kini masih menyemprotkan langsung kepada orang-orang. Dalam situasi wabah corona yang masih terus bertambah, bahkan hari ini, Senin (29/3/2020) kasus positif corona menjadi 1.414.000 orang. 

Artinya, penyebaran dan penularan masih masif terjadi, dengan demikian, cairan disinfektan masih sangat diandalkan, namun sekali lagi bukan untuk disemprotkan ke tubuh manusia. 

Terlebih, sejak hari ini pula, semakin banyak daerah yang menerapkan karantina wilayah secara mandiri, karena pemerintah masih sangat lambat mengambil keputusan, meski sekali lagi, alasannya dipahami masyarakat. 

Virus juga tak henti menyebar dan setiap hari menjangkiti pasien positif dengan rata-rata lebih dari 100 korban di seluruh Indonesia. 

Sekali lagi, kepada seluruh petugas yang membawa cairan disinfektan, maaf, tolong ya, cairan tidak disemprotkan langsung kepada orang-orang, khususnya yang masih belum dapat berdiam diri di rumah, karena alasan ekonomi, alasan perut. 

Mereka bukan tak mau menurut, bukan bandel, tapi mereka butuh uang untuk makan diri dan keluarganya dan biaya hidup di masa yang sangat sulit ini. Semoga wabah ini segera usai. Aamiin. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler