x

laptop

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 23 April 2024 22:28 WIB

Kendala Menulis dan Terapinya

Pernahkah Anda terkendala ketika mau menulis artikel atau buku, padahal sudah pernah ikut pelatihan menulis? Bagaimana solusinya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Pernahkah Anda mendengar keluhan teman bahwa menulis itu susah?  Saya sering.  Banyak orang mengatakan bahwa mereka sebenarnya punya ilmu, pengalaman, atau keterampilan yang layak untuk ditulis. Mereka juga mengaku sudah ikut pelatihan menulis.  Tapi mereka menemukan kesulitan untuk menulisnya. Lantas mereka tanya resep untuk mengatasinya.

Mungkin benar mereka punya ilmu, pengalaman atau keterampilan yang layak untuk ditulis.  Banyak orang yang membutuhkan masukan dari mereka. Tapi mengapa gagasan mereka macet? Apa kendalanya?

Kendala Menulis

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mestinya banyak sebabnya, tapi saya punya dugaan salah satunya.  Dugaan saya mereka kurang banyak membaca.  Dugaan saya menguat ketika saya tanya buku apa yang terakhir dibaca, kapan membacanya dan apa isinya. Kebanyakan mereka kebingungan. Mereka tidak bisa menjawab dengan gamblang dan rinci.

 

Berdasarkan jawaban kabur itu   saya punya keyakinan bahwa ‘obat’ atas penyakit kesulitan menulis itu adalah dengan meningkatkan keterampilan membaca.  Tapi mereka para sarjana. Demikian mungkin Anda menyanggah. 

 

Okelah mereka para sarjana yang sudah kenyang membaca literatur. Tapi fakta tadi membuktikan bahwa bacaan mereka kurang banyak, kurang luas. Jadi terapinya adalah membaca yang luas dan dalam. Berikut ini ada paparannya.

 

Perbaiki Teknik Membaca   

 

Anda sudah pernah mendengar syntopical reading?  Ini adalah sebuah Teknik membaca yang menekankan kepada perbandingan dan kontras antar sumber.

 

Jika Anda melakukannya dengan baik dan benar maka Anda akan memiliki pemahaman terhadap suatu topik menjadi lebih dalam setelah membaca buku-buku yang berbeda tentang sebuah topik tertentu.  Inilah tujuan syntopical reading.

 

Syntopical reading atau dikenal juga sebagai comparative reading adalah level membaca paling berat.  Mengapa?  Sebab Anda tidak hanya dituntut memahami isi bacaan, tetapi juga harus secara aktif membandingkan pandangan serta argumen yang disampaikan oleh penulis yang berbeda.  Dengan kata lain, Anda berupaya memahami dan membandingkan berbagai sudut pandang intelektual antar penulis.

 

Manfaat syntopical Reading

 

Melatih kemampuan syntopical reading memberikan keuntungan sebagai berikut.

 

Pemahaman yang lebih mendalam.  Dengan melihat topik dari berbagai perspektif, Anda akan mendapatkan gambaran yang utuh dan kaya.

Kemampuan Berpikir Kritis. Anda terlatih untuk mengevaluasi argumen, mengidentifikasi bias, dan membentuk opini yang matang.

Penguasaan Topik.  Melalui syntopical reading, Anda tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga mampu memadukannya menjadi pengetahuan yang komprehensif.

 

Langkah-Langkah Melakukan syntopical reading

 

Pilih topik dan sumber.  Tentukan topik yang ingin Anda dalami, kemudian pilih beberapa buku yang membahasnya dari sudut pandang berbeda.

 

Baca dan Analisis.  Bacalah setiap buku secara menyeluruh dan buat catatan atas poin-poin penting serta argumen utama penulis.

 

Identifikasi persamaan dan perbedaan.  Setelah selesai membaca, bandingkan pandangan para penulis.  Cari persamaan dan perbedaan dalam sudut pandang mereka.

 

Padukan pengetahuan.  Buatlah simpulan yang merangkum berbagai perspektif.  Anda bisa menemukan area yang disepakati bersama para penulis, atau justru ketidaksepakatan mendasar yang memicu perdebatan.

 

Syntopical reading memang setingkat lebih tinggi dibandingkan teknik membaca lainnya.  Manfaatnya juga lebih banyak.  Dengan menguasai teknik ini, Anda akan menjadi pembaca yang aktif dan mampu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai informasi. Anda tidak akan terjebak dalam tulisan propaganda atau bujukan.  Karena Anda tahu sisi lain sehingga pandangan Anda akan menyeluruh.

 

Contoh syntopical reading

 

Apakah Anda sendiri sudah pernah melakukannya? Demikian mungkin percikan gagasan di benak Anda membaca paparan di atas.

 

Ada sebuah topik yang menarik saya dalam politik internasional, yaitu tentang konflik di Palestina.  Saya pernah membaca dua buku yang berseberangan tentang ini.  Story of My Life adalah buku karya Moshe Dayan, mantan jendral Israel yang berperan sentral dalam perang Arab versus Israel.  Kemudian saya membaca buku karya Anwar Sadat, mantan Presiden Mesir yang menjadi musuh Moshe Dayan dalam perang tersebut. Judul bukunya In Search of Identity.

 

Story of My Life merupakan otobiografi yang ditulis oleh Moshe Dayan, jenderal legendaris Israel yang terkenal dengan kepemimpinannya yang efektif strategi militernya yang brilian.  Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1976.  

 

Sekilas tentang Moshe Dayan

 

Moshe Dayan lahir di Palestina pada tahun 1915.  Sejak muda dia telah terlibat dalam gerakan Zionis.  Dayan bergabung dengan Haganah, organisasi militer bawah tanah Yahudi, dan berperan penting dalam Perang Kemerdekaan Israel pada tahun 1948.  Dia kemudian menjadi jenderal Angkatan Darat Israel dan memimpin pasukan Israel dalam beberapa perang, termasuk Perang Sinai pada tahun 1956 dan Perang Enam Hari pada tahun 1967.

 

Isi Buku Story of My Life

 

Story of My Life mengisahkan perjalanan hidup Dayan sejak masa kecilnya di Palestina hingga karirnya yang gemilang sebagai jenderal Israel.  Buku ini bukan hanya menceritakan tentang pertempuran dan kemenangan Dayan, tetapi juga memberikan gambaran tentang kehidupan pribadinya, pemikirannya, dan visinya untuk Israel.

 

Dayan menulis dengan gaya yang lugas dan informatif.  Dia menceritakan sisi kelam dalam hidupnya, seperti kecanduannya pada perjudian dan perselisihannya dengan para pemimpin politik Israel.  Kejujuran Dayan dalam menceritakan kisahnya membuat buku ini terasa otentik.

 

Kekuatan dan Kelemahan Buku

 

Kekuatan utama Story of My Life adalah kemampuan Dayan untuk memberikan wawasan tentang sejarah Israel dari perspektif orang dalam.  Sebagai tokoh kunci dalam pendirian dan pertahanan Israel, Dayan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang peristiwa-peristiwa penting yang membentuk negara tersebut. 

 

Namun, Dayan terlalu fokus pada pencapaian pribadinya dan kurang memperhatikan peran orang lain dalam sejarah Israel. 

 

Story of My Life memberikan gambaran yang menarik tentang kehidupan sang jenderal legendaris dan pemikirannya tentang masa depan Israel.  Meskipun memiliki beberapa kelemahan, Story of My Life tetaplah sebuah otobiografi yang informatif dan inspiratif.

 

In Search of Identity (Mencari Identitas) adalah sebuah otobiografi yang ditulis oleh Anwar Sadat, presiden ketiga Mesir.  Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1978.

 

Sekilas Anwar Sadat

 

Anwar Sadat lahir di Mesir pada tahun 1918.  Dia bergabung dengan gerakan nasionalis Mesir sejak muda dan aktif dalam perjuangan kemerdekaan dari penjajahan Inggris.  Setelah Mesir merdeka pada tahun 1922, Sadat menjadi perwira militer dan kemudian terjun ke dunia politik.  Dia terpilih sebagai presiden Mesir pada tahun 1970 setelah kematian Gamal Abdel Nasser.

 

Isi Buku In Search of Identity

 

In Search of Identity mengisahkan perjalanan hidup Sadat dari masa kecilnya di pedesaan Mesir hingga menjadi presiden.  Buku ini memberikan gambaran tentang pemikiran Sadat tentang nasionalisme, Islam, dan perdamaian.  Sadat juga menceritakan tentang pengalamannya dalam pertempuran, perannya dalam revolusi Mesir, dan keputusannya untuk menandatangani perjanjian damai dengan Israel.

 

Kekuatan dan Kelemahan Buku

 

Kekuatan utama In Search of Identity adalah kemampuan Sadat  memberikan wawasan tentang sejarah Mesir modern dari perspektif orang dalam.  Sebagai tokoh kunci dalam sejarah Mesir, Sadat memiliki inside information yang mendalam dan rinci tentang peristiwa-peristiwa penting yang membentuk Mesir.

 

Di sisi lain, Sadat terlalu fokus pada pencapaian pribadinya dan kurang memperhatikan peran orang lain dalam sejarah Mesir.  Tapi ini bisa dimaklumi. Siapa orangnya yang bisa serratus persen obyektif.  Yang penting kita bisa memahami dinamika politik Timur Tengah di masa itu.

 

Fokus perhatian saya terutama pada kondlik Arab versus Israel dan puncaknya pada perang Yom Kippur.  Saya membandingkan perspektif kedua pemimpn dari kubu Arab dan Yahudi. Dengan demikian saya memiliki gambaran yang lebih lengkap dan tidak terjebak dalam propaganda keduanya.

 

In Search of Identity adalah bacaan utama bagi siapa pun yang ingin memahami sejarah Mesir modern dan peran Anwar Sadat.  Buku ini memberikan gambaran yang menarik tentang kehidupan sang presiden legendaris dan pemikirannya tentang masa depan Mesir.  Meskipun memiliki beberapa kelemahan, In Search of Identity adalah sebuah otobiografi kunci untuk memahami sikon Timur Tengah di masa itu.

 

Penutup

 

Itulah salah satu contoh syntopical reading atau comparative reading. Kita jadi tahu berbagai perspektif utama dalam situasi tertentu.   Pemahaman yang luas tentu menjadi kontribusi penting untuk menulis artikel dan buku. Inilah salah satu terapi untuk mengatasi kendala menulis.  Tapi ini masih modal awal. Masih ada keterampilan lain yang harus Anda kuasai untuk bisa menulis buku.  Lain kali insya Allah kita sambung dengan kiat lain.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB