De Havilland Canada DHC-5 Buffalo , pesawat TNI yang terlupakan
Publik jarang yang mengetahui bahwa dalam jajaran pesawat terbangnya,TNI baik itu Puspenerbad TNI-AD maupun Puspenerbal TNI-AL pernah mempunyai pesawat terbang angkut serba guna yang cukup terkenal yaitu bernama De Havilland Canada DHC-5 Buffalo. Dari catatan dari laman-laman dunia penerbangan ada kurang lebih 20 negara yang sipil maupun militernya memakai pesawat ini.
Di Indonesia selain TNI , pesawat ini juga digunakan oleh maskapai sipil Trigana, untuk beroperasi di Papua.
Pesawat ini didesain sesuai permintaan Angkatan Darat Amerika ,yaitu jenis pesawat STOL ( short takeoff and landing ) yang daya angkutnya lebih dari heli C47A Chinook.
Pesawat ini adalah pengembangan dari pendahulunya de Havilland Canada DHC-4 Caribou ( produksi thn 1959 ) yang sudah dipakai sejak 1961 oleh Angkatan Darat Amerika. Tahun 1965 Amerika mengirim 1 pesawat prototipe DHC-5s Buffalo untuk diuji di perang Vietnam.
de havilland Canada DHC-5 Buffalo , US Army , 1965 Vietnam War
Sejarah masuknya kedalam jajaran pesawat TNI cukup kontroversial, bila biasanya pengadaan alutsista yang di datangkan atas kebutuhan TNI, maka untuk Buffalo cukup unik ceritanya ada dalam jajaran pesawat TNI.
Berawal ketika Negara di Timur Tengah Uni Emirat Arab bermaksud membeli tujuh pesawat CN-235 dari IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) pada akhir tahun 1990-an. Sebagai negara kaya, Uni Emirat Arab akan membayar tunai ketujuh pesawat tersebut, namun mengajukan syarat bahwa Indonesia harus juga membeli pesawat bekas pakai AU Uni Emirat Arab, yakni lima unit DHC-5D Buffalo (mulai aktif tahun 1978 ) dan pesawat angkut ringan NC-212-200 buatan CASA Spanyol.
Dengan pertimbangan marketing akhirnya, BJ Habibie selaku Dirut PT IPTN saat itu memutuskan membeli lima Buffalo dan empat NC-212 dengan harga murah, untuk kemudian dilakukan re-build.
de havilland Canada DHC-5 Buffalo UAE 1978
Oleh PT IPTN, pesawat disalurkan kepada pihak TNI, dalam hal ini TNI AD ( 3 pesawat ) dioperasikan oleh Skadron 2/Bantuan Umum yang berpangkalan di Lanud Pondok Cabe, Jawa Barat. Skadron ini adalah skadron campuran yang mengoperasikan jenis pesawat transpor dan helikopter.
Penerbad memberi regitrasi A9122 untuk VIP ,A9120 dan A9121 untuk angkut 40 pasukan bersenjata lengkap. Untuk TNI AL (2 pesawat) dimasukkan ke dalam Skadron Udara 600 yang merupakan skadron angkut ringan, mendapatkan registrasi U630 dan U631.
Pesawat-pesawat itu diterima oleh Puspenerbad dan Puspenerbal pada saat yang sama, yakni Jumat, 4 Juli 1997.
de havilland Canada DHC-5 Buffalo TNI-AD A-9122
de havilland Canada DHC-5 Buffalo TNI-AD A-9121
de havilland Canada DHC-5 Buffalo TNI-AL U-630
de havilland Canada DHC-5 Buffalo TNI-AL U-630
Tidak banyak catatan karir DHC5 Buffalo di TNI, meski diakui aslinya desain pesawat yang bagus, reputasinya juga cukup bagus (jumlah produksi keseluruhan sebanyak 122 unit). Tetapi pengadaannya tidak dalam rencana TNI. Pabrik de Havilland Canada pun menghentikan produksi versi militer, maka saat digunakan timbul ke khawatiran akan pasokan suku cadang.
Ada keluhan lain, ketika berada di Uni Emirat Arab (aktif selama hampir 20 tahun, bila dihitung dari mulai aktifnya 1978 ), pesawat-pesawat DHC5 Buffalo terlalu lama dibiarkan terjemur di lapangan terbuka. Akibatnya ketika pesawat diterbangkan ke Indonesia, mulai ditemui persoalan tehnis, misalnya kebocoran pada seals saluran bahan bakar.
Akhirnya pada tahun 2009, oleh TNI diputuskan di non aktifkan (grounded)
de havilland Canada DHC-5 Buffalo TNI-AD Bandung
Ikuti tulisan menarik Herman Sjah Tahir lainnya di sini.